momen

87 10 4
                                    

Happy reading

****

Dara duduk diatas perahu ditepi danau, dia termenung sambil mengingat momen indahnya bersama Bagas. Ditempat ini  mereka pernah bahagia dan menikmati pemandangan indah ditempat itu.
Dia begitu terbuai dengan lamunannya sehingga tak terasa perahu itu sudah berjalan perlahan hampir ke tengah danau.

Bagas mengambil tangan Dara lalu menatapnya dengan begitu dalam. "Dara, aku mungkin bukan yang terbaik buat kamu. Tapi aku akan berusaha buat bikin kamu bahagia dan aku akan selalu cinta sama kamu sampai suatu saat aku kembali pada Tuhan."

Tatapan itu di balas oleh Dara. "Aku tidak akan berhenti mencintai kamu, meskipun kita tahu kalo di dunia ini gak ada yang abadi. Aku lebih baik berhenti mencintai daripada aku harus menggantikan kamu dihidup aku."

Dia pernah menghabiskan waktu bersama cowok bernama Bagas, duduk diatas perahu ditengah danau sambil menikmati hujan. Lari-larian ditepi danau serta bermain basket berdua dan barbeque dimalam hari bersama-sama, tidak hanya bersama Bagas melainkan juga dengan kedua sahabatnya. Karena mereka adalah saksi bisu hubungannya Antara Dara dan juga Bagas.
Namun kini tidak ada harapan untuk kenangan itu bisa kembali, di karenakan statusnya sudah jauh berbeda.
Saat ini dia sudah sah menjadi milik Bastian, bahkan seluruh hidupnya untuk cowok yang tidak pernah dia harapkan. saat ini raganya untuk suaminya Bastian, tapi hati tidak ada yang tahu. Apakah hatinya tetap untuk satu orang atau sudah goyah dan pindah ke hati lain,

Menjalani kehidupan yang sudah terjadi dihidupnya dan bersyukur berkah yang diberikan oleh Tuhan dengan kehadiran calon Buah hati bersama Bastian beberapa bulan lagi akan lahir.

Tidak hanya itu, di juga mengingat kenangannya bersama Bagas di sebuah taman dan saat itu Bagas mengungkapkan perasaanya dan tanpa pikir panjang cewek itu langsung menerimanya. Dengan kesederhanaan dan tanpa direncanakan sebelumnya Bagas menyatakan perasaanya pada Dara.
Mereka sedang berbaring ditaman, menatap langit dimalam hari yang dipenuhi bintang dan bulan yang begitu terang. Tak ada yang bisa mengalahkan cahaya dari sang pencipta, bahkan sehebat apapun kepintaran manusia tidak ada yang bisa menciptakan langit dan bumi.
"Dara aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

Bagas bangkit, membuat Dara ikut duduk di hadapannya. "Mau ngomong apa?" Tanya Dara serius.

"Aku tahu mungkin ini terlalu cepet buat aku ungkapinnya, tapi aku gak bisa nahan perasaan aku lebih lama lagi."

"Ya Terus?"

Bagas memegang kedua tangan Dara lalu menatap nya begitu dalam. "Aku sayang sama kamu, aku gak tahu kapan perasaan ini datang. Tapi yang jelas aku nyaman dan aku gak bisa kehilangan kamu. Aku cinta sama kamu Dar, kamu gak jadi pacarku?" Tanya Bagas serius.

Dara terdiam sejenak, dia mengalihkan pandangan ketempat lain. Sepertinya dia kaget mendengar ucapan yang keluar dari mulut Bagas, dia terpaksa memutar otaknya untuk memikirkan jawaban yang harus diberikan pada Bagas. Dara menarik nafas. Dia kemudian menoleh lalu menatap Bagas. "Iya aku mau jadi pacar kamu, aku juga sayang dan cinta sama kamu." Jawabnya sambil melontarkan sedikit senyuman diwajahnya.

"Kamu juga punya perasaan yang sama aku?" Tanya Bagas sedikit antusias.

Dara mengangguk cepat. "Iya aku juga sayang sama kamu, dan aku cinta sama kamu sejak pertama kali ngeliat kamu."

"Jadi kamu nerima aku jadi pacar kamu?" Tanyanya lagi.

"Iya Bagas" jawab Dara.

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang