part 14

230 28 2
                                        

Happy reading

****

Dara berjalan di jalan sendirian dikarenakan angkutan umum tidak ada yang lewat,  Sarah yang biasa pulang bareng dengan tidak masuk sekolah hari ini, begitu juga dengan Bagas tadi dia sudah mendapatkan pesan bahwa tidak mengantarnya pulang.

Tiba-tiba jalan Dara di block oleh dua orang cowok yang sama sekali tidak dia kenal.

"Hai cantik mau kemana, abang temenin aja ya?" tanya seorang cowok dengan rambut acak-acakan sambil tersenyum sinis seperti seorang preman.

"Mau pulang ya?" tanyanya lagi.

Dara menautkan kedua alisnya bingung, dia tidak mengerti apa maksud dari ucapan orang itu.
Dara menilai penampilan keduanya,  berpakaian seperti preman yang suka malak, lalu Dara juga menilai untuk wajahnya. Memang
keduanya cukup menyeramkan tapi wajar sekali mereka jadi preman.
"Permisi mas, saya lagi buru-buru." ucap Dara se sopan mungkin,
untuk menghindar dari dua cowok yang menghalangi jalannya.

"Jangan buru-buru dong, mau kemana sih emamgnya?" tanyanya dengan smirk yang menyeramkan.

"Mendingan temenin kita dulu? Kita bersenang-senang." cowok itu berusaha memeluk tubuh Dara.

"Gak sudi gue nemenin loh, dasar preman kampung gak jelas." celetuk Dara. Dia berusaha melepaskan pelukan itu, memberontak sekuat mungkin.

Plak, cowok itu menampar Dara dengan cukup keras membuat Dara memejamkan matanya, dia harus menerima rasa perih yang di dapatnya kali ini.

"Kita udah ngomong baik-baik ya sama kamu, tapi kamu kerasa kepala."

Dara ditarik paksa oleh dua preman itu. Dia hanya diam menundukkan kepalanya dalam-dalam, tubuhnya gemetar dia takut.

"Sekarang kamu ikut kita." bentak preman itu.

Semua orang yang kebetulan melewatinya tak ada satu orangpun yang membantunya,
semuanya hanya menatap Dara tak peduli atau mereka tidak punya cukup nyali untuk menolong Dara, maka dari itu tak ada satu
orang pun yang menolongnya.

Preman itu terkekeh sinis, lalu menatap Dara dari atas sampai bawah. "Boleh juga nih cewek buat nemenin kita malam ini bro."

Dara mengerjapkan matanya, dia harus mencari pertolongan sekarang. Tapi, tak ada satu orang
pun yang kasihan dan menolongnya, semuanya hanya menonton penderitaan yang di alami
oleh Dara.

"lepasin cewek itu!!!" teriak seorang cowok yang kini tengah berlari kearah Dara.

"Siapa nih bocah mau ikut campur aja urusan kuta?"tanya preman kepada cowok yang barusan berteriak.

"Loh sentuh dia, loh mati. Sekarang lepasin dia, sebelum kesabaran gue habis"

"Mau jadi pahlawan kesiangan loh, udah bro kasih pelajaran buat anak ingusan ini."

Preman dan cowok itu berkelahi, hingga salah satu dari mereka bonyok. "Bangun loh, segitu aja kemampuan loh hah." Bagas menyengir memandang dua preman yang sudah tak berdaya. Dua preman itu bergegas meninggalkan mereka.

Bagas dengan segera memeluk Dara. "Kamu gak papa?"

"Aku gak papa, tapi aku masih takut nanti mereka datang lagi." ucap Dara dengan suara bergetar.

"Kamu tenang aja ya, udah ada aku disini gak bakal ada yang berani gangguin kamu. Maafin aku ya, harusnya aku nganterin kamu pulang"

"Iya. Makasih ya karena kamu datang tepat waktu, kalo gak mungkin aku udah dilecehin sama mereka."

"Iya, sekarang kamu tenang ya. Kamu naik motor aku, kita pulang." Bagas memasangkan helm Dara, kemudian dia naik keatas motornya. Kendaraan roda itu pergi.

Setelah menghabiskan waktu tiga puluh menit akhirnya mereka pun sampai. Dara segera turun dari atas motor lalu melepaskan helmnya, "Mampir dulu ya, biar aku obatin luka dimuka kamu."

"Lain kali aja, kamu pasti capek jadi harus istirahat." Bagas merapikan rambut Dara yang sedikit berantakan.

"Kok gitu sih, kamu bilang mau ketemu sama bunda. Kebetulan bunda sama Ayah lagi ada dirumah, gak lah mampir sebentar silaturahmi."

Bagas tersenyum simpul. "Ya udah deh, demi pacar aku mampir." Bagas turun dari motornya, dia melepaskan helm lalu dikaitkan kespion.

Dara tersenyum menang. "Jangan tegang, dibawa rilex aja. Bunda sama Ayah gak gigit kok, jadi gak usah takut."

Bagas terkekeh, dia menarik nafas panjang. "Iya, selagi ada kamu aku gak kan pernah takut sama siapa pun"

Keduanya masuk kedalam rumah, mereka menemukan kedua orang tua Dara sedang mengobrol diruang tengah. "Ayah, bunda." panggil Dara.

Kedua orang tua Dara menoleh. "Eh anak kita udah pulang bun." mereka bangkit menghampiri Dara.

"Sayang, ini siapa?" tanya Rossa.

"Ini pacar Dara bun, namanya Bagas."

"Halo Om, Tante."  Bagas menyalami dengan santun.

"Oh kamu pacarnya Dara, ya udah silahkan duduk."

Bagas duduk, dan diam tanpa kata.

"Udah berapa lama kamu pacaran sama Dara?" tanya Ayah yang sedang membolak-balik koran.

"Udah hampir 3 tahun Om."

"Oh udah lama juga ya, kenapa kamu baru kesini?"

"Iya, kenapa baru main kesini.?" timpal Bunda.

"Iya om maaf baru bisa main kesini, soalnya Bagas nungguin waktu yang tepat buat ketemu sama om dan tante.

Dara datang sambil membawa segelas teh. "Ini teh angetnya, jangan lupa diminum."

"Makasih Ra."

*****

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang