part 22

200 26 0
                                    

Happy reading

***

Suasana kantin siang ini cukup sepi, tidak seramai kemaren. Mungkin sebagian murid-murid sibuk untuk latihan mempersiapkan pensi sekolah yang akan segera dilakukan.

"Tuh kan kebiasaan, gue ditinggalin." sahutan dari arah belakang membuat Dara dan Sarah menolehkan kepalanya kebelakang dan melihat Clara duduk disampingnya. "Gue kan udah bilang tungguin gue." gerutu Clara.

"Loh kebiasaan kelamaan, kita udah kelaperan" Dara memegang perutnya yang sudah keroncongan.

"Gue juga laper tadi pagi belum sarapan." timpal Sarah.

Tanpa sengaja Clara melihat cincin yang melingkari dijari manis Dara, matanya membidik lalu mengerutkan alisnya. "Dara, itu cincin yang loh pake punya siapa? Itukan cincin nikah? Coba gue lihat." ucap Clara menarik paksa tangan Dara.

Dara kaget dia segera menarik tangannya. "Apaan sih loh, gak boleh ah. Ini itu cincin kakak gue, jadi gue pinjem."

"Cincin apa emang Dar?" tanya Sarah seolah tidak tahu.

"Itu Sar cincin yang ada dijari manis Dara, kok gue lihat kayak cincin nikah." balas Clara.

"Emang loh pernah lihat gue nikah?" tanya Dara kesal.

"Gak sih. Tapi sejak kapan loh punya kakak?" tanya Clara heran.

"Dara kan punya sepupu, gimana sih Clara gitu aja dipermasalahin."

"Dara." panggil Bastian yang baru saja datang, dia berdiri dibelakang Dara.

Dara menoleh. "Ada apa Bas?"

"Loh sama gue dipanggil pak Akbar di ruang OSIS, gak tahu deh mau ngapain."

"Mau ngapain emang pak Akbar manggil kalian berdua?"

"Mungkin buat pensi sekolah kali."

"Ya udah yuk, gak enak kalo pak Akbar nungguin."

Dara dan Bastian berjalan berdampingan menuju ruang OSIS untuk menemui pak Akbar.

Bastian mengetuk pintu kaca yang terbuka, kalau mereka langsung masuk
"Assalamualaikum, selamat pagi" ucap Bastian.

Mereka menemukan pak Akbar yang sudah menunggu,"Waalaikumsalam,
Dara mengangguk, lalu mereka masuk ke ruang OSIS dan duduk disofa yang sudah di
sediakan.

"Ada apa ya pak manggil kami berdua?" tanya Dara.

"Biar gak makan waktu terlalu banyak, bapak cuma mau minta tolong sama kalian untuk ikut serta dipensi sekolah. Karena bapak yakin kalian bisa melakukan itu."

"Emang kita berdua disuruh ngapain pak?"

"Iya pak, lagian kita berdua kan bukan anggota OSIS."

"Bapak tahu, tapi bapak pengen kalian jadi salah satu pengisi acara pensi kita. Kalian berdua nya baca nanyi duet." jelas pak Akbar.

"Kalo bapak yakin sama saya dan Dara, kita mau ikut pensi sekolah." ucap Bastian tanpa basa-basi.

Dara menoleh kaget, memandang Bastian dengan kesal.

"Baiklah, nanti sore kalian bisa pakai studi sekolah agar kalian bisa latihan." balas Bastian lagi.

"Baik pak, kalo gitu kalian bisa kembali kekelas."

Bastian dan Dara keluar dari ruang OSIS, mereka malah berbebat soal pensi sekolah.

"Loh itu apa-apaan sih, gue kan belum jawab setuju atau gak. Main iya-iya aja, tanya dulu kek apa gitu." dumel Dara.

"Iya gue pikir loh diem karena loh udah setuju, lagian gue juga gak bisa nolak kan ini acara penting sekolah." balas Bastian.

"Bilang aja loh modus pengen deket sama gue, makanya loh iyain permintaan pak Akbar." ketus Dara melengos.

"Enak aja gue modus, loh aja yang ke GRan pengen deket sama gue."

"IW..! dasar cowok mesum"

"Kalo gak mesum itu gak normal"

Dara mendesis kesal, dia berbalik badan dan ingin pergi meninggalkan Bastian. Tiba-tiba tubuhnya terjungkal, namun dengan sigap Bastian menangkap tubuh Dara. Alhasil mereka pun berpelukan didepan ruang OSIS.

Mata Dara melebar. "Ini jantung gue kenapa sih berdegupnya kenceng banget, apa ini pertanda kalo gue suka sama Bastian? Gak mungkin, gue kan cinta nya sama Bagas bukan Bastian. Pokoknya jangan sampe gue suka sama Bastian, please jangan sampe perasaan ini muncul." dumel Dara dalam hati, matanya terus menatap Dara.

"Dara, Bastian." panggil Bagas yang baru saja datang,

Panggilan itu membuat keduanya kaget, dan melepaskan pelukannya.

Bagas menarik tubuh Dara lalu menatap Bastian dengan matanya melotot. "Lagi-lagi loh meluk cewek gue, maksud loh apa hah? Pertama gue masih toleransi, tapi kali ini gue gak kan timggal diam." Bagas menarik kerah baju Bastian dan mendorongnya hingga terjatuh.

"Bagas udah, stop. Bastian gak salah, dia cuma mau nolongin aku." pinta Dara panik. Dia berusaha menyudahi pertengkaran itu tapi sepertinya Bagas sudah habis kesabaran.

"Dia udah berani peluk-peluk kamu, ini cowok harus dikasih pelajaran."

"Udah aku gak papa, sekarang kita balik kekelas. Ntar kalo ketahuan kepala sekolah kamu bakal diskors."

Bagas mengarahkan tulunjuknya dihadapan Bastian. "Lagi-lagi loh bebas, karena cewek gue. Tapi lain kali habis loh." ketus Bagas.

Dara menarik tangan Bagas pergi dari hadapan Bastian.

"Gue gak tahu apa yang akan loh lakuin, kalo tahu gue sama Dara suami istri."  sinis Bastian memandang Dara dan Bagas yang sudah pergi.

****

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang