part 34

167 21 0
                                        

Happy reading

***

Dara ketiduran hingga langit sudah gelap. Saat terbangun ia menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul tujuh malam, dengan tubunya masih terbalut dengan seragam sekolah. Aktivitas yang cukup padat membuatnya kelelahan hingga tertidur pulas saat pulang sekolah.

Dengan langkah berat dia mengambil handuk dan ingin kekamar mandi. Tubuhnya masih setengah sadar hingga tidak menyadari sapaan Rosaa dari pintu kamar.

"Sayang?" Rosaa mengintip pintu kamarnya yang sedikit terbuka.

Dara menoleh. "Ya bund..!" sahutnya dari dalam kamar.

"Kamu baru bangun?" tanya Rossa

"Iya bun, Dara hari ini disekolah aktivitasnya padat makanya kecapean." sahut Dara tenang. Mungkin ini efek kehamilannya yang sering membuat tubuhnya sering kelelahan.

"Iya udah kamu cepetan mandi, bunda tungguin dimeja makan."

Dara mengangguk. "Iya bund, Dara mandi dulu nanti Dara nyusul."

"Oke." Rossa menutup pintunya, tiba-tiba pandangannya fokus pada satu arah. Rossa mencoba untuk masuk kekamar anaknya ketika Dara sedang berada didalam kamar mandi.

Rossa melihat sudut ruangan, serta matanya tertuju pada satu tempat yaitu sebuah cincin pernikahan Daran dan Bastian yang tergeletak diatas meja belajarnya. Rossa mengerutkan alisnnya saat menatap cincin itu yang saat ditangannya. "Ini cincin siapa? Kok Dara punya cincin ini sih, ini kan cincin nikah." ujar Rossa bingung. "Mungkin ini punya temennya kali ya, ya udah deh bukan urusan aku juga." Rosaa meletakkan kembali cincinya, dia pun keluar dari kamar Dara sambil menutup pintu.

*****

Kelas XII IPA II bersiap untuk mata pelajaran olahraga. Beberapa murid pergi untuk mengganti pakaian, sementara Dara membuka tasnya untuk mengambil  seragam olahraga.

"Kok baju olahraga gue gak ada, yah berarti ketinggalan dirumah." gerutu Dara tiba-tiba wajahnya berubah menjadi murung.

Sarah menunggu Clara yang sibuk memoleskan wajahnya menggunakan  bedak, sementara Dara kebingungnan.

"Udah yuk Dar, ntar bapak nya nungguin kita." ajak Clara baru saja bangkit dan menoleh kesamping.

"Guys gue lupa bawa seragam olahraga, gimana dong?" ucapnya lesu.

"Yah gimana dong nanti loh dihukum sama pak Ikhsan loh." ujar Sarah.

"Ya udah lapor dulu sama pak Ikhsan siapa tahu dikasih tolenrasi." balas Clara.

"Masa sih tumben banget loh kelupaan, coba cek lagi siapa tahu didalam laci."

Bastian tak sengaja berjalan melewati kelas Dara, dia pun berhenti melihat kedalam kelas. Dia mengintip obrolan Dara dan kedua sahabatnya. "Kasihan Dara, pasti dia bakal dihukum sama pak Ikhsan." Bastian segera pergi karena ketiga cewek itu akan keluar kelas.

Bastian masuk kedalam kelasnya mengambil seragam olahraganya, lalu kembali kekelas Dara. Dia menemukan kelas Dara yang sepi karena semua murid sudah berkumpul dilapangan. Mungkin ini kesempatannya untuk memasukkan seragam itu kedalam tasnya, kemudian dia bergegas keluar dari kelas IPA II agar dia tidak ketahuan.

Imperfect loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang