"Gue pikir lo di cafe."
Queen yang sedang duduk di kursi meja makan dengan sebuah novel didampingi salad buah didepannya menoleh sebentar pada Nathan—sepupu gilanya yang barusan masuk ke ruang makan.
"Gue nggak ke cafe hari ini," jawab Queen. Matanya kembali fokus pada bacaannya dan tangannya yang menyendokkan salad buah kedalam mulutnya.
Nathan mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas dan mendudukkan dirinya berhadapan dengan Queen.
For your information, Queen memiliki sebuah cafe bernama "StarLight". Sebenarnya itu dulu adalah cafe milik Almarhumah Mamanya dan sekarang sudah resmi menjadi milik Queen. Biasanya setiap sore ataupun pulang sekolah Queen akan mampir sebentar ke cafenya. Namun hari ini ia lebih memilih cepat pulang sebelum mampir ke cafenya.
Cafe tersebut di modifikasi sedikit oleh Queen menjadi lebih Instagramable dan modern supaya para pengunjung tidak bosan. Banyak juga spot foto yang bisa di gunakan untuk foto-foto ria terus post deh ke sosial media.
"Tadi lo pulang bareng Aaron?"
Queen hanya bergumam menjawabnya. Fokusnya masih pada buku bacaannya.
"Tumben mau lo boncengan cowok selain gue."
"Gue ada janji sama dia."
Nathan hanya mengangguk-angguk.
Cowok tampan yang sore ini mengenakan celana jeans hitam dan baju kaos hitam bergambar kepala tengkorak dibalut jaket denim itu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Belum sempat dia menarik sebatang rokok, suara dingin Queen langsung menghentikannya.
"Keluar kalau mau ngerokok," ucap Queen dengan suara dinginnya tanpa menatap sang lawan bicara.
Nathan menghela napas. Tidak jadi menyesap rokoknya. Dia tahu bahwa Queen tidak suka berdekatan dengan orang-orang yang sedang merokok. Karena gadis itu akan sesak napas menghirup asap rokok didekatnya.
Lebih baik dia mengalah daripada harus disemprot kata-kata pedas dari Queen. Itu lebih menyakitkan bos! Sakit tak berdarah.
"Baca apa?" tanya Nathan menatap Queen yang begitu tampak serius membaca.
"Buku."
Nathan mendengus. "Ya, iyalah baca buku! Itu gue juga tau kali!" ujar Nathan kesal.
"Ngapain masih nanya?"
Ingin sekali Nathan melemparkan sesuatu pada sepupunya ini. Tapi sayang, Queen terlalu cantik dan terlalu pintar. Pokoknya banyak terlalunya lah. Kan, jadi sayang kalau ditimpuk.
Lah? Apa hubungannya?
"Btw buku apa?" tanya Nathan lagi. Berusaha menahan emosinya yang tadi sempat membumbung ke kepala.
"Kepo."
Kali ini Nathan benar-benar tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia meremas-remas tangannya sendiri.
"CUMA BASA-BASI!" ujar Nathan tidak santai menyandarkan punggungnya ke kursi.
Queen mendongak dari bukunya lalu mengernyit melihat kelakuan Nathan yang selalu bersikap childish. Playboy kelas akut dengan bermodalkan tampang namun kelakuan masih seperti anak TK.
Kejam? Tentu saja. Itu pemikiran Queen. Kalau ngomong suka kelewat jujur dan kadang tidak peduli perasaan orang.
"Habis darimana?" tanya Queen seraya membalik halaman bacaannya.
"Biasa, balapan," jawab Nathan. Sudah tidak heran lagi jika Nathan memang sering ikut balapan. Mau itu balapan di alam bebas dengan motor KLX-nya atau balapan di arena.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR [ END ]
Teen Fiction[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok yang selama ini ia jauhi. Althair Sky Lawrence, satu nama yang begitu di segani, satu nama yang begitu...