Sebuah bola basket masuk dengan mulus kedalam ring. Lugas yang berhasil memasukkannya pun sontak berseru heboh sambil berlari mengelilingi lapangan dengan kedua tangan direntangkan seperti pesawat terbang. Walaupun sudah waktunya pulang, namun delapan cowok itu memilih untuk bermain basket dulu.
Sekolah tidak benar-benar sepi. Masih ada beberapa siswa dan siswi yang sedang latihan ekskul. Seperti Marching Band, Futsal dan Karate. Sedangkan jadwal latihan basket bukanlah hari ini, tapi mereka tetap bermain sampai sore.
"Curang lo! Nggak terima gue! NGGAK TERIMAAAA!!" ujar Haikal menghempaskan bola basket ditangannya ke lantai. Membuat bola itu memantul dan ditangkap dengan mulus oleh sepasang tangan lain.
"Defenisi orang yang tidak sportif. Tidak menerima kekalahan dan mengatakan 'curang' pada lawannya."
"Widihhh... sejak kapan lo bijak gini, Zam?" tanya Billy berdecak seraya menggelengkan kepala. "Bagi-bagi lah rahasianya!"
Azam menyugar rambut kribonya dengan tampang sok keren seraya tersenyum. Mengapit bola basket diantara pinggang dan lengannya.
"Lima puluh ribu!" Azam menadahkan tangannya didepan Billy, seperti orang memalak.
"Buset, Zam! Sama temen sendiri lo masih aja itung-itungan?" tanya Billy tidak percaya.
"Bukan masalah temen atau kagak. Ane lagi berbisnis nih! Mau ane kasih tau nggak rahasianya?"
"Ya, mau lah!"
"Ya udah, lima puluh ribu!"
"Diskon lah, Zam. Lima ribu, ya?"
"Kagak ada! Lima puluh ribu atau nggak nih?"
Billy berdecak. Dia kemudian mendekat pada Althair yang sedang duduk dipinggir lapangan sambil mendongak meminum air dari botol ditangannya.
"Sky," panggil Billy setelah duduk disebelah Althair.
Althair hanya melirik Billy sekilas, kemudian membasahi wajahnya dengan sisa air didalam botol. Setelahnya cowok itu menyugar rambut basahnya kebelakang.
"Sky, pinjem duit dong. Lima puluh ribu."
"Buat apaan?" Althair mengernyit.
"Gue mau tau rahasia Azam jadi bijak. Gue mau berguru sama dia. Biar Sevanya kagum sama gue."
Althair melirik Azam yang saat ini sedang dikeroyok oleh Ghali dan Haikal. Althair menghela napas. "Tuh, di tas," ujarnya menunjuk tasnya yang tergeletak dikursi tribun.
Billy membuka tas Althair dan mencari dompetnya. Membuka dompet kulit mahal tersebut dan melihat uangnya yang hanya berjumlah tiga ratus ribu. Namun jangan salah, walaupun uang tunainya hanya sedikit, malah sangat sedikit untuk seorang anak sultan seperti Althair. Tapi lihat kartu kreditnya. Terdapat sekitar tujuh kartu kredit ditambah satu buah blackcard yang terselip diantara kartu kredit yang lainnya. Bisa dibilang, dompet Althair hanya penuh dan tebal oleh kartu kredit dari BANK yang berbeda.
Billy melirik Althair yang sekarang sudah kembali bergabung bersama teman-temannya yang lain. Cowok itu terkikik pelan. Mengambil uang Althair seratus lima puluh ribu. Sedangkan sisanya dia letakkan kembali dengan rapi didalam dompet.
"Sorry, Sky. Lo, kan, anak sultan. Nggak apa-apalah berbagi sama sahabat ganteng lo ini," gumam Billy seraya terkikik. Cowok itu mengantongkan uang seratus ribu dan lima puluh ribu lagi dia berikan pada Azam.
"Nih, duitnya. Sekarang kasih tau gue!" ujar Billy setelah Azam menerima uang darinya.
"Nah, gini dong! Ada epeng, baru bisa jalan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/258377884-288-k902508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR [ END ]
Genç Kurgu[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok yang selama ini ia jauhi. Althair Sky Lawrence, satu nama yang begitu di segani, satu nama yang begitu...