Part.28 || Masalah Yang Semakin Runyam

22.4K 1.7K 11
                                    

"BANG ALTHAAAAAAA!!"

Suara teriakan diikuti seorang cowok yang memakai topi berwarna hitam yang masuk ke kelas 11 IPA 5 mengundang perhatian hampir seluruh penghuni kelas. Untung bel masuk berbunyi beberapa menit lagi. Kalau tidak mungkin cowok itu sudah terkena siraman rohani sore hari dari salah satu guru pengajar di kelas tersebut.

"BANG ALTHAAAAAA!!" Teriakan satu lagi kembali terdengar dari orang yang berbeda.

"Woy, Raf! Sini! Kelewatan! Kelas pak bos disini!" panggil Sadewa pada Rafka yang berlari melewati kelas Althair dan teman-temannya.

Rafka kembali berbalik dan masuk ke kelas 11 IPA 5. Berdua dengan Sadewa mendekati bangku Althair dan yang lain.

"Kenapa lo berdua? Kesurupan? Perlu di rukiyah nggak sama Azam?" ujar Haikal.

"Kita bawa kabar pen to the ting, penting Bang!" ujar Rafka heboh.

"Kabar apaan?" tanya Benua mengerutkan kening.

Rafka dan Sadewa melihat ke arah Althair yang masih duduk dengan raut wajah tenang dibangkunya.

"Kak Queen sekarang di ruang Kepala Sekolah, Bang," ujar Sadewa memberitahu.

Althair lantas mengerutkan keningnya. "Terus kenapa?"

"Emang ada masalah apa?" tanya Billy.

"Kak Queen dituduh mencuri uang salah satu teman sekelasnya, Bang. Dan sekarang Kak Queen di ruang Kepala Sekolah. Rame disana, Bang. Mendingan Abang kesana dan lihat sendiri deh," jelas Rafka.

Sontak mereka semua terkejut. Pasalnya Queen adalah siswi yang selama dia bersekolah di SMA Victory tidak pernah sekalipun Queen terlibat bermasalah sampai dibawa ke ruang kepala sekolah. Nama gadis itu sangat bersih dari buku kasus.

Tanpa ba-bi-bu lagi Althair langsung beranjak keluar dari kelas diikuti hampir seluruh teman-teman kelasnya yang penasaran dengan kabar yang disampaikan Rafka dan Sadewa. Dan benar, sekarang didepan ruang kepala sekolah sudah banyak siswa dan siswi yang berkumpul. Dan pandangan Althair langsung tertuju pada seorang gadis yang baru keluar dari ruangan tersebut.

Disana Queen hanya menatap datar Althair dan teman-temannya yang mendekat padanya. Seketika cowok itu langsung menjadi pusat perhatian bersama pasukannya yang datang berombongan.

"Apa?" tanya Queen saat Althair sudah berhenti didepannya.

"Ikut gue." Althair langsung menarik tangan Queen pergi. Tidak peduli dengan gadis itu yang meronta.

Althair baru melepaskan tangan Queen saat mereka sudah sampai dihalaman belakang sekolah. Althair mendorong Queen sampai gadis itu meringis karena punggungnya membentur pohon dibelakangnya. Althair mengurung Queen dengan kedua tangannya disisi tubuh gadis itu dan menatapnya lekat.

"LO APA-APAAN SIH?!" kesal Queen. "MINGGIR! GUE MAU PERGI! MINGGIR ALTHAIR!" Queen berusaha mendorong Althair namun tidak terpengaruh apapun pada cowok itu.

"Mau lo apa sih?!" Queen menatap Althair marah.

"Gue cuma mau lo jujur," kata Althair. "Bukan lo, kan, pelakunya?"

Queen memalingkan wajahnya. Kedua tangannya juga terkepal kuat. Ternyata berita mengenai dirinya sudah tersebar satu sekolah hanya dalam waktu kurang dari sehari.

"Kalau emang gue kenapa?" Queen menarik sudut bibirnya dan menoleh pada Althair. "Udah terbukti kok gue pelakunya."

"Gue nggak percaya. Karena gue tau lo."

"Tau apa?" ujar Queen cepat. "Nggak usah sok tau tentang gue deh. Gue udah muak dengan kata-kata tanpa tindakan yang membuktikan," desis Queen. Lalu mendorong Althair yang kali ini tidak menolak.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang