Part.21 || Queen di Culik

23.6K 1.8K 25
                                    

Baby, you light up my world like nobody else!
The way that you flip your hair gets me overwhelmed!
But when you smile at the ground, it ain't hard you tell!
You don't know, oh-oh!
You don't know you're beautiful!

Lagu One Direction yang berjudul What Makes You Beautiful menggema dengan hebohnya didalam ruangan kedap suara itu. Semakin meriah dengan lampu kerlap-kerlip bermacam warna.

Ditempatnya Queen menatap takjub pada teman-temannya yang sangat bersemangat sejak sore tadi. Bernyanyi berbagai macam lagu tanpa henti. Mulai dari lagu lokal, Kpop, dan lagu barat. Genrenya bermacam juga, mulai dari hip-hop, pop, sampai lagu dengan genre sedih pun mereka nyanyikan.

Queen meraih minumannya diatas meja. Melihat teman-temannya saja sudah membuat dia haus, apalagi kalau dia ikut. Sudah dipastikan saat itu juga Queen tidak bisa bicara lagi karena kehabisan suara.

"Queen! Ayo dong ikut! Masa cuma jadi penonton aja sih!" ujar Sevanya sedikit berteriak agar suaranya dapat terdengar diruangan bising ini.

Queen hanya mengayunkan tangannya menyuruh Sevanya agar bergabung lagi dengan aktivitasnya sebelumnya. Queen bersandar seraya menghela napas. Menyilangkan kakinya dan bersedekap. Jujur Queen mulai lelah sejak tadi duduk terus. Hanya melihat teman-temannya yang semakin lama semakin liar.

Queen melirik sebelah kanannya, dimana Sindy duduk dengan jarak lumayan jauh darinya. Gadis berkacamata itu hanya diam melihat ke depan sambil memegang minuman kaleng ditangannya. Sesekali ikut bernyanyi tanpa suara, hanya menggerakkan bibir.

Sedangkan di sebelah kirinya, Athala sudah tepar. Gadis itu sudah tertidur sejak satu jam yang lalu. Lagi-lagi Queen takjub pada salah satu sahabatnya ini. Ditempat sebising ini Athala masih bisa tidur dengan begitu lelapnya. Seolah tidak terganggu sedikitpun.

Ting!

Queen mengambil ponselnya. Dia tidak membuka pesan yang baru masuk itu. Hanya melihat nama sang pengirim pesan tersebut. Queen meremas ponselnya lalu berdiri dan keluar dari ruangan karaoke.

Queen masuk ke toilet, mencuci tangannya di wastafel. Queen terus mencuci tangannya yang semakin lama semakin cepat sampai tangannya memerah. Queen mematikan keran air dan menunduk. Meremas tangannya sendiri dengan emosi yang perlahan naik. Seberusaha mungkin Queen menekan emosinya itu, memejamkan mata dan mengatur napas perlahan.

"Siapapun itu, nggak akan pernah gue maafin," gumam Queen dingin seraya menatap pantulan wajahnya di cermin yang terlihat mengerikan dengan tatapan mengancam.

Queen memperbaiki penampilannya yang sempat kacau lalu keluar dari toilet seolah tidak terjadi apa-apa. Hendak kembali ke tempat teman-temannya, Queen tiba-tiba berhenti saat melihat Sindy berdiri di meja kasir sambil sedikit berdebat dengan salah satu pelayan disana.

"Masa sih tidak bisa? Periksa lagi, Mbak."

Queen hanya diam mendengarkan percakapan mereka.

"Maaf, Mbak. Kita sudah coba ini lebih dari sepuluh kali. Tapi kartu debit Mbaknya tidak bisa digunakan," kata pelayan kasir tersebut pada Sindy.

"Saya yang bayar. Berapa semuanya?"

Sindy dan pelayan kasir tersebut serentak menoleh pada Queen yang tiba-tiba datang dan meletakkan kartu debitnya di meja. Pelayan kasir itu melirik sebentar ke arah Sindy lalu mengambil kartu debit milik Queen.

"Ini Mbak," pelayan kasir itu memberikan kembali kartu debit Queen. Setelahnya Queen berbalik kembali menuju tempat teman-temannya. Namun dari belakang Sindy menarik tangannya membuat langkah Queen berhenti dan menoleh.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang