"Baiklah, karena kita olahraga gabungan maka kita akan bermain bola beracun. Yang main lebih dulu adalah perempuan. Kelas 11 IPA 2 melawan kelas 11 IPA 5. Ayo di pilih timnya masing-masing dan masuk ke lapangan. Sedangkan yang lain perhatikan dari pinggir," ujar guru olahraga mereka.
Langsung saja kedua kelas yang melaksanakan olahraga gabungan itu bersiap memilih timnya masing-masing. Tak jauh dari kelasnya, Queen duduk sendiri secara terpisah. Bukan ia tidak mau bergabung dengan teman-temannya, melainkan ia memang di jauhi dan tidak ada yang mau dekat dengannya.
"Baiklah, apa kalian siap?" tanya guru olahraga mereka setelah kedua tim dari masing-masing kelas itu bersiap di lapangan.
"Siap, Pak!" jawab mereka.
Tiba-tiba ada seorang siswi yang mengangkat tangannya. "Pak, kami boleh request satu anggota nggak, Pak, dari tim lawan?" tanya siswi dari kelas 11 IPA 5 itu.
"Boleh. Siapa?"
Lalu siswi itu menunjuk Queen tanpa ragu. "Kami mau Queen ikut, Pak!"
Semua murid kelas 11 IPA 2 diam dengan melirik Queen. Termasuk Sevanya, Athala, Asia dan Acha. Mereka justru tau apa maksud siswi itu. Pasti mereka ingin berbuat sesuatu yang tidak baik pada Queen.
"Bagaimana, Queen? Kamu mau masuk?" tanya guru olahraganya pada Queen.
Menghela napas, Queen menatap siswi yang menunjuknya tadi. "Mau, Pak," ujar Queen lalu berdiri. Menggantikan salah satu teman di kelasnya.
Permainan pun di mulai. Awalnya baik-baik saja. Tidak ada yang mencurigakan. Namun setelah guru olahraga mereka izin sebentar karena ada urusan, barulah mereka berulah. Semua siswi di kelas 11 IPA 5 mulai mengarahkan bola yang mereka lempar pada Queen dengan membabi buta. Seolah target mereka satu-satunya adalah Queen.
Queen berusaha menghindar. Namun ia kecolongan. Salah satu siswi itu berhasil mengenai lengan Queen dengan keras. Bahkan mereka masih melempar bola tersebut meskipun sebenarnya Queen sudah kena. Tidak membiarkan Queen keluar lapangan.
Teman-teman kelas Queen hanya diam memperhatikan Queen yang semakin di lempari bola dengan keras. Dari tatapan mata mereka tidak tega, tapi tidak ada niatan juga untuk membantu.
BUGH!
Bola tersebut dengan keras mengenai wajah Queen membuat gadis itu seketika jatuh di lapangan. Murid-murid kelas 11 IPA 5 semuanya tertawa melihat Queen sedangkan murid-murid kelas 11 IPA 2 hanya diam saja mencoba untuk tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Queen.
Queen mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah. Queen menarik sudut bibirnya, ber-smirk menatap tajam pada siswi yang barusan melemparinya bola sampai hidungnya berdarah.
"Ups, sorry, Queen. Gue terlalu kuat, ya, ngelemparin bolanya?"
"Tapi itu sebanding nggak sih buat pembuli nggak punya hati kayak lo?" sahut siswi yang lain.
"Nggak punya hati gue apa kalian?" desis Queen perlahan berdiri dengan tatapan tajam.
"Nggak usah sok kuat lagi deh. Pamor lo udah jatuh! Lo bukan cewek yang di segani di sekolah ini lagi!"
"Gue nggak pernah ada masalah sama kalian. Gue tau kalian cuma ikut-ikutan aja ngerundung gue kayak gini."
Terlihat raut wajah siswi kelas 11 IPA 5 itu menegang dan marah mendengar perkataan Queen pada mereka.
Queen berjalan ke pinggir lapangan, mengambil sebuah bola besar yang lumayan keras dan kembali lagi ke lapangan. "By the way, lemparan kalian masih lembek banget. Gue akan ajarin seperti apa lemparan yang harusnya kalian lakukan saat merundung orang. Kalian bilang gue pembuli, kan? Oke, gue bakal tunjukin salah satu aksi gue dalam membuli pada kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR [ END ]
Teen Fiction[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok yang selama ini ia jauhi. Althair Sky Lawrence, satu nama yang begitu di segani, satu nama yang begitu...