1.2 • EXTRA PART ALTHAIR: KISS IN THE RAIN

20.8K 1.2K 50
                                    

Langit sore dengan bias kekuningan terpancar dari sela pepohonan yang tampak berjajar rapi di taman kota dimana Queen berada saat ini. Duduk di kursi besi dengan pemandangan danau di depannya. Di tengah-tengah danau buatan itu terdapat air mancur dan ada dua ekor angsa yang tengah berenang dengan damainya.

Suasananya tenang, seperti yang Queen sukai. Biasanya setiap sore hari ia akan kesini sekedar untuk refreshing. Ia sudah duduk di sana sekitar dua jam yang lalu. Setelah pulang dari kampus, sesuai jadwalnya hari ini Queen akan ke rumah sakit suntuk berkonsultasi dengan Dokter masalah mentalnya. Seperti biasa, tidak terlalu banyak perubahan.

Queen duduk bersandar dengan kaki kanan menyilang di atas kaki kiri. Tatapannya masih lurus pada danau di depannya. Telinganya menangkap suara tawa anak kecil. Queen pun menoleh dan melihat sebuah keluarga yaitu Ayah, Ibu, dan dua anak mereka yang masih berusia sekitar enam tahun. Duduk tak jauh dari danau dengan menggelar tikar dan bercanda tawa bersama. Tanpa sadar senyum Queen pun ikut mengembang melihat pemandangan yang indah itu.

"Jangan senyum."

Queen tersentak dan menoleh pada laki-laki berperawakan tampan dengan kulit putih bersih, hidung mancung, alis tebal, dan mata abu-abu yang berkilau. Dia mengukir senyum manis dengan tatapan teduh. Rambut pirangnya terlihat bergerak karena di tiup angin.

 Rambut pirangnya terlihat bergerak karena di tiup angin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Edmund?"

Laki-laki itu lalu duduk di samping Queen. Edmund adalah sahabat Queen di Inggris. Mereka bertemu saat pertama masuk kuliah. Selain itu mereka juga satu jurusan di fakultas yang sama.

"Kenapa aku tidak boleh tersenyum?" tanya Queen dengan perkataan Edmund tadi.

"Karena senyummu itu sangat cantik, nanti orang lain jadi suka."

Queen langsung tertawa mendengarnya. "Ada-ada saja."

"Aku serius, Queen. Senyummu itu sangat cantik, aku tidak bohong."

"Iya deh, percaya." Queen kembali melihat ke depan. Angsa yang sebelumnya berenang di danau sekarang sudah tidak ada lagi di sana.

"Kamu daritadi di sini?" tanya Edmund yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Queen. Di sore hari ini Queen terlihat begitu cantik dan menawan apalagi saat wajahnya yang putih berkilau di terpa sinar matahari sore. Lagi dan lagi jantung Edmund berdegup kencang melihat pemandangan yang begitu indah tepat di depan matanya.

Jujur Edmund katakan, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengan Queen. Perempuan ini begitu anggun dan memiliki pesona luar biasa yang menariknya seperti magnet untuk selalu dekat dengan Queen. Tiga tahun mereka bersama Edmund sudah semakin yakin dengan perasaannya pada Queen. Dia mencintai Queen, sangat.

"Dari dua jam yang lalu." Queen menjawab pertanyaan Edmund dan melirik laki-laki itu. "Kamu sendiri sedang apa di sini?"

"Saat aku lewat di dekat sini, aku tidak sengaja melihat bidadari cantik yang duduk sendirian. Makanya aku samperin dan berniat untuk menemani agar sang bidadari tidak kesepian."

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang