Part.20 || Perihal Jaket

25.5K 2K 18
                                    

Queen membuka matanya dan mengerjapkannya perlahan. Ia masih berada di rooftop. Queen memang pergi ke rooftop untuk tidur agar pikirannya lebih tenang. Apalagi tadi di kelasnya guru mapel tidak hadir. Jadi selama dua jam pelajaran Queen bisa tidur walaupun dalam keadaan duduk bersandar di pembatas rooftop.

Queen mendongak menatap langit yang berawan dan sedikit mendung. Lalu melirik jam tangannya. Sudah jam istirahat. Saking nyenyaknya tidur Queen sampai tidak mendengar suara bel.

Hendak berdiri namun Queen merasakan ada beban di kakinya. Lantas ia mengambil jaket yang menutupi kakinya itu dengan kening berkerut. Perasaan tadi Queen tidak membawa jaket. Lalu ini jaket siapa? Kenapa tiba-tiba bisa bersamanya?

Pikiran Queen langsung mengarah pada seseorang yang mungkin datang ke rooftop saat ia tertidur. Tapi siapa?

Queen berdiri. Membersihkan belakang roknya dan pergi dari rooftop. Saat berjalan ke kelas Queen terus berpikir siapa pemilik jaket ini. Namun ia tidak juga menemukan petunjuk apapun sampai ia tiba di kelas dan duduk dibangkunya.

Di kelasnya saat ini hanya ada ia dan beberapa murid perempuan yang memang lebih memilih berdiam di kelas saat jam istirahat. Sedangkan sebagian lagi menghabiskan waktu mereka diluar dengan bermain basket dan sebagainya.

Tak lama Sevanya, Athala, Asia dan Acha datang dan menghampiri Queen yang sekarang sedang fokus pada ponselnya. Sevanya meletakkan roti dan minuman yogurt didepan Queen. Gadis itu langsung beralih dari ponselnya dan menatap Sevanya seolah bertanya.

"Saat istirahat lo harus isi perut dengan roti kalau nggak makan makanan yang berat," ujar Sevanya paham tatapan sang sahabat.

Queen mengangguk-angguk. "Thanks."

"Queen, tadi lo tidur dimana? Kita ke UKS lo nggak ada," ujar Asia.

"Di rooftop," jawab Queen.

"Emang nyaman tidur di rooftop?"

Queen mengangkat bahunya. Jujur sebenarnya tubuhnya sedikit pegal-pegal sih karena harus tidur sambil duduk dan bersandar pada dinding.

Bel tiba-tiba berbunyi membuat kelima gadis cantik itu saling berpandangan dengan raut wajah heran.

"Itu tadi bel?" tanya Acha.

"Nggak! Itu suara haters yang lagi menggonggong!" ujar Asia asal.

Sevanya langsung menabok lengan cewek tomboi itu. "Omongan lo! Asal jeplak aja," ujar Sevanya.

"Itu bel pulang, kan?" Athala melirik jam tangannya. "Padahal belum jam pulang loh. Tumben."

Semua teman-teman kelas mereka masuk berbondong-bondong ke dalam kelas. Suara gaduh dari trio pembuat onar membuat perhatian mereka juga teralihkan. Ketiga cowok bangor itu berdiri di depan kelas.

"PERHATIAN SELURUH TEMAN-TEMAN TERCINTA YANG KELAKUAN ASTAGHFIRULLAH! HARI INI KITA PULANG LEBIH AWAL! YUHUUUUU!!" teriak Bima lantang membuat seluruh warga kelas 11 IPA 2 bersorak gembira. Mereka langsung tancap gas menyambar tas masing-masing dan keluar dari kelas.

"Sebelum pulang gimana kalau kita nongkrong-nongkrong cantik dulu? Gue baru dapat informasi dari sepupu gue, ada cafe yang baru buka dan sedang diskon satu minggu ini," ujar Sevanya.

"Dan ada tempat karaokenya juga!" sahut Vanessa tiba-tiba dari belakang mereka dan merangkul Sevanya.

"Lo tau juga, Nes?"

"Tau lah!" Vanessa mengibaskan rambutnya ke belakang dengan centil. "Jadi gimana? Kalau fix, gue yang pesenin tempatnya untuk kita."

"Gue setuju!" ujar Maura.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang