Part.61 || It's Time, Let's Play It

15.8K 1.2K 36
                                    

DORR!!

"AWAS!!"

Bruakk!

Suara tembakan yang nyaring itu membuat kegaduhan di sana berhenti dan melihat pada satu titik. Mata mereka membulat sempurna terutama anak-anak Grixen yang melihat Althair kini sudah tergeletak di lantai dengan Queenara dalam pelukannya.

"Sial!" umpat Grace salah sasaran, kemudian dia berbalik pergi dari sana sebelum tertangkap. Anak-anak Vagos juga menanfaatkan keadaan itu untuk kabur. Mereka sempat berhadapan dengan anak-anak Grixen yang sudah menunggu di luar klub. Keributan sempat terjadi namun anak-anak Vagos berhasil mengalahkan mereka.

Anak-anak Vagos yang di pimpin Rugo hendak pergi dari sana namun sayang, ban motor mereka kempes.

"SIAL!!" teriak Rugo marah. Belum sempat mereka pergi, anak-anak Triton tiba-tiba datang berombongan dan megepung mereka. Rugo semakin menggeram marah melihat kini Grixen dan Triton bersatu untuk melawannya.

"Lo akan bayar semua perbuatan yang udah lo lakuin pada Queen," desis Aaron dengan tatapan tajam dan penuh amarah pada Rugo.

"BACOT LO! VAGOS HABISI MEREKA!!" teriak Rugo pada anak buahnya dan mereka kembali berhadapan lebih ganas dan lebih liar dari sebelumnya. Satu yang mereka pikirkan saat ini, dihabisi atau menghabisi lawan.

Di dalam klub, Queenara berdecak kesal karena Althair sudah membuat Grace kabur. Lantas dengan kasar Queenara mendorong tubuh Althair yang memeluknya kemudiam berdiri. Tidak peduli bagaimana luka Althair saat ini, Queenara berlari pergi mengejar Grace. Dia tidak akan membiarkan Grace kabur. Perempuan itu harus bertanggung jawab!

Anak-anak Grixen yang masih di sana langsung menghampiri Althair. Dengan jelas mereka melihat Althair terkena tembakan dari sosok misterius itu.

"Sky, bangun!"

"Sky, lo nggak mati, kan?"

Kepala Lugas langsung di geplak oleh Haikal. "Ngomong jangan sembarangan!"

"Ya maap!" seru Lugas mengelus bagian belakang kepalanya.

Althair meringis merasakan sakit di lengannya. Ia mengusapnya dan merasakan cairan merah kental mengalir di sana. "Gue nggak apa-apa." Althair perlahan duduk. "Cuma lengan gue yang kena tembakan."

"Astaga!" semuanya bernapas lega karena yang terkena tembakan bukan bagian tubuh Althair yang akan berakibat fatal.

"Kenapa lo nekat banget sih? Untung itu cuma peluru logam!" ujar Benua.

"Orang yang berhadapan dengan sosok itu yang nyelamatin gue," ujar Althair menatap teman-temannya. "Gue harus tau dia siapa dan kenapa dia ngelindungin gue."

Dari kejauhan terdengar suara sirine polisi. Althair langsung bangkit dan keluar bersama yang lain. Sedangkan di luar klub, anak-anak Vagos sudah kelimpungan saat suara sirine polisi semakin dekat dan mengepung mereka.

Dari salah satu mobil berwarna hitam itu, Albert dan Alister keluar dan langsung menghampiri Althair.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Albert dengan raut wajah khawatir.

"Papa? Alister? Kalian—"

"Ada yang ngasih tau gue kalau kalian mau nangkep Vagos. Jadi gue bilang ke Papa dan kami buat laporan ke polisi. Ternyata Vagos juga terlibat dalam kecelakaan Queen. Selain itu, Vagos juga ikut dalam transaksi narkoba. Di Markas mereka sudah ketemu narkoba berjenis ganja saat polisi menggeledahnya," jelas Alister menjawab kebingungan Althair.

Teman-teman Althair terkejut mendengarnya. Tidak menyangka jika Vagos sudah bertindak sampai sejauh itu. Ikut dalam transaksi narkoba bukanlah hal yang di anggap sepele. Hukumannya sangat berat.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang