Part.27 || Dijebak

23.3K 1.7K 21
                                    

Mata tajam bak elangnya menatap lurus ke arah gadis yang sedang asik mengobrol bersama teman-temannya di lapangan, karena siang ini kelas gadis itu dalam pelajaran olahraga. Rambut yang biasanya digerai sekarang diikat satu kebelakang, memperlihatkan leher putihnya dan juga rantai kecil berwarna silver yang melingkar di lehernya. Sebuah kalung, namun liontinnya sengaja dimasukan dalam seragam olahraga.

Karena kelasnya hari ini free, jadi tidak masalah bagi Althair dan teman-temannya untuk keluar kelas. Duduk di kursi tribun dekat lapangan bersama teman-temannya.

Seperti biasanya, Haikal, Lugas dan Azam sedang asik melihat dan menggoda cewek-cewek dari kelas yang saat ini berolahraga. Benua dan Billy bernyanyi-nyanyi diiringi petikan gitar dan kajon yang mereka pinjam dari ruang musik. Ghali sedang bermain game online dan Sangga merebahkan tubuhnya di kursi panjang tribun dengan kedua telinga disumpal earphone. Kedua tangannya dilipat kebelakang sebagai bantalan untuk kepala.

"Berisik lo berdua! Jadi kalah nih gue!" ujar Ghali kesal mengutak-atik ponselnya sambil berdecak.

"Lo aja yang payah! Malah nyalahin kita," ujar Billy semakin memukul kajonnya heboh.

Ghali mendesis kesal dan kembali bermain game.

"Hai Lala! Makin cantik aja nih. Nanti kalau gue tembak jangan tolak, ya!" ujar Haikal pada Lala yang berdiri dipinggir lapangan. Sedangkan gadis yang dipanggil hanya tersenyum malu-malu dengan pipi merona.

"Bisa aja lu dugong ngalusnya," ujar Lugas.

Haikal terkekeh lalu menoleh pada teman-temannya yang lain. Masih sibuk dengan aktivitas mereka sendiri.

"Jangan dilihatin terus, Sky. Ntar baper orangnya mau tanggung jawab lu?" ujar Haikal lebih terdengar seperti meledek lalu terkekeh pelan.

"Pak bos kalau mau lihatin cewek ya wajar lah. Kan, ceweknya sendiri. Lah ente, pacar bukan temen juga bukan, semua cewek dilihatin," ujar Azam.

Mereka sudah tahu kejadian Queen dan Althair di UKS. Althair juga sudah mengatakan kalau dia dan Queen resmi berpacaran. Yaa, walaupun sebenarnya itu cuma sepihak dari Althair.

Tapi tidak masalah, bagi Althair tidak peduli dulu ataupun sekarang Queen tetaplah gadisnya.

Haikal tertawa mendengar perkataan Azam padanya. "Itu namanya normal, bor! Asalkan yang dilihatin cewek."

"Belok lo kalau lihatin cowok," ujar Benua bergidik ngeri.

"Kan, ada Azam yang selalu siap siaga. Ya kan, Zam? Kalau gue belok lo mau, kan, bantuin gue?" Haikal menepuk pundak Azam.

"Ane sembur sekalian air komat-kamit ane sama ente!"

"Kalau lo sembur nanti gue nggak ganteng lagi dong. Nggak ada lagi cewek yang mau sama gue ntar."

"Lebih baik daripada ente jadi fakboy!"

"Yee... dasar! Gini-gini gue sahabat lo, Zam! SAHABAT LO!"

"Bodo amat!"

"Berisik banget lo berdua!"

Mereka menoleh pada Sangga yang baru bangun sambil mengucek matanya.

"Udah bangun lu pak waketu!" ujar Billy.

"Suara lo pada kayak cewek! Berisik!" ketus Sangga.

"Haikal nih, ane kagak ikutan!" Azam menunjuk Haikal yang langsung ditepis oleh cowok itu.

"Bener-bener nggak ada solidaritasnya lo, Zam. Ngelemparin gue ke kandang buaya lo!" ujar Haikal.

"Lo yang buaya! Tepatnya buaya darat!" seru Lugas ditelinga Haikal.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang