Part.31 || Mulai Terungkap

21.4K 1.7K 25
                                    

"YAYANG VANYA KESAYANGAN BANG BILLY KENAPA?!" Billy yang baru masuk ke kantin bersama teman-temannya langsung menghampiri Sevanya yang duduk di salah satu kursi kantin bersama Athala, Asia dan Acha. Cowok itu langsung mendorong Asia dan duduk di tempat yang sebelumnya di tempati oleh cewek tomboi itu. Tepat bersebelahan dengan Sevanya yang langsung menghela napas panjang.

"Bunuh orang dosa nggak?" gumam Asia kesal sambil menatap Billy tajam. Cewek itu menendang pelan kaki Billy sebagai bentuk rasa kesalnya pada cowok tengil itu.

"Apaan sih lo?" kesal Billy pada Asia.

"Ada ular!" ujar Asia dan dengan tidak berperasaannya dia menginjak kuat kaki Billy sampai cowok itu berteriak.

"SAKIT ASIA!!"

Asia malah menjulurkan lidahnya. Dia berdiri, menjitak kepala Billy sebelum berpindah tempat duduk di sebelah Athala.

"Ben, cewek lo tuh tenangin kek. Ganas banget jadi cewek," adu Billy pada Benua sembari mengelus kepalanya.

"Lo bilang apa? Ogah gue punya cewek kayak dia," ujar Benua bersedekap.

"Lo pikir gue juga mau sama lo? Ogah!!" balas Asia tidak santai.

Lugas menepuk pundak Benua yang berdiri disebelahnya. "Kalian lupa? Asia, kan, cowok. Luarnya aja yang kelihatan cewek."

"Gas, sini lo. Gue ada hadiah buat lo. Spesial," ujar Asia mengayunkan tangannya menyuruh Lugas mendekat padanya. Lugas cengengesan, memilih bersembunyi saja dibelakang punggung Sangga daripada menghadapi cewek ganas seperti Asia.

"Back to topic," ujar Billy menjentikkan jarinya. Kembali memfokuskan perhatiannya pada Sevanya yang sejak tadi diam dengan jus alpukat di depannya. "Bebeb Vanya kenapa? Bebeb Vanya nangis, ya?"

"Bucin!" ledek Asia.

"Iri bilang bos!" balas Billy. "Kalau mau minta diperhatiin juga, sana sama Benua."

Asia langsung memukul-mukul meja dan keningnya. "Ogaaaaah gue sama dia. Nauzubillah!!"

Benua berdecih. Memilih tidak meladeni kekonyolan Asia yang tidak ada gunanya.

"Bebeb Vanya nangis karena apa? Apa Asia yang jahatin Bebeb Vanya?" Billy beralih lagi pada Asia. "Heh cewek galak! Lo apain cewek gue hah?!" Billy menggebrak meja sambil menunjuk Asia.

Asia juga balas menggebrak meja dan menunjuk Billy. "Berani lo sama gue?!" ancam Asia dengan mata melotot.

Billy langsung kicep. "Gue cuma nanya, Ya. Nggak usah ngegas juga kali."

"LO DULUAN! Lama-lama darah tinggi gue gara-gara lo!"

Billy memalingkan wajahnya kembali pada Sevanya. "Bebeb Vanya kenapa? Matanya sampai bengkak gini." Billy hendak mengusap pipi Sevanya namun langsung ditepis gadis itu.

"Jangan macam-macam lo," ancam Sevanya pada Billy.

"Enggak. Cuma lihat aja mata Bebeb Vanya bengkak," ujar Billy menurunkan tangannya. Ekspresinya seperti seorang suami takut istri.

"Perhatian banget, ya, lo, Bil. Dari jarak beberapa meter aja lo udah langsung tahu Sevanya habis nangis," ujar Athala.

"Ini baru namanya peka, Thal. Nggak kayak lo, masih aja kejebak friendzone," ujar Billy terkekeh.

"Sialan lo," desis Athala menyesal sudah memuji Billy.

"Cha, Sevanya kenapa?" tanya Haikal yang tiba-tiba sudah duduk disebelah Acha sambil mencomot kerupuk mie ayam gadis itu. Terlihat mereka makan semangkok berdua.

"Sevanya nangis karena tadi di kelas sempat ada war dikit," kata Acha.

"War? Kok gue nggak dipanggil sih, Cha," ujar Lugas.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang