Part.06 || Jersey 8

41.3K 2.9K 5
                                    

Queen bersandar di dinding dekat pintu ruang guru seraya menghela napas pelan. Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun Queen belum bisa pulang karena ada masalah yang lagi-lagi dibuat oleh salah satu sahabatnya.

Berdua dengan Asia didepan pintu ruang guru, mereka menunggu Sevanya yang sejak tadi terus berdebat dengan guru Prakarya mereka didalam sana. Athala sudah pergi lebih untuk rapat Pramuka. Sedangkan Acha, gadis pecinta Doraemon tersebut juga ada jadwal ekskul fotografi.

Queen memutar matanya malas melihat Asia yang sejak tadi mengintip ke dalam ruang guru dari atas kaca buram, tertawa melihat Sevanya yang di omeli oleh guru mereka.

"Ibu, kan, sudah bilang. Kalau di dalam kelas jangan main Hp! Apalagi main-main Instagram!"

"Iya, Bu. Saya minta maaf. Saya tidak akan main Hp lagi di dalam kelas. Saya janji." Sevanya memperlihatkan jarinya yang membentuk huruf V.

"Ya sudah, kalau kamu main-main Hp lagi saat jam pelajaran, Ibu akan panggil orang tua kamu. Ngerti?"

Sevanya mengangguk. "Iya, Bu."

Guru tersebut mengernyit karena Sevanya masih berdiri didepannya.

"Kenapa masih disini? Nggak pulang kamu?"

"Hp saya mana, Bu?" Sevanya menadahkan tangannya, meminta kembali ponselnya yang masih di sita.

Guru tersebut membuka laci mejanya dan mengambil sebuah ponsel dari sana.

"Itu bukan Hp saya, Bu."

Guru tersebut kembali mengambil ponsel yang lain.

"Itu juga bukan Hp saya."

Habis kesabaran, guru tersebut mengambil semua ponsel dari laci dan meletakkannya di atas meja. "Tuh, ambil sendiri Hp kamu."

Sevanya mengambil ponselnya kemudian berbalik pergi.

Diluar Queen dan Asia masih menunggu. Queen sedikit pegal berdiri terus seperti ini.

Pintu ruang guru terbuka. Sevanya keluar dengan wajah ditekuk, tak lupa mulutnya yang sejak tadi mengumpat pelan.

"Wah, gue kira bakal ada jambak-jambakan loh," kata Asia tertawa.

Sevanya mendesis kesal dan menjitak kening cewek tomboi itu, sampai membuat Asia berhenti tertawa dan meringis mengelus keningnya.

"Gila lo," kesal Sevanya dengan mata melotot.

"Van, gimana? Udah dapat Hp-nya?" tanya Queen.

"Udah." Sevanya mengangkat ponselnya yang dia pegang di tangan kanan. "Males banget tau ribut sama orang tua. Kita nggak pernah bener," ujar Sevanya seraya mereka berjalan di koridor.

"Ya, salah lo juga, udah tau lagi jam pelajaran malah main-main Hp," sahut Asia.

"Gue cuma liat timeline Instragram gue doang! Siapa tau followers gue nambah. Kan, kemarin gue udah bikin konten bagus."

"Sama aja, Neng! Lo udah buka-buka Hp saat belajar tanpa seizin guru!"

"Btw lo buat konten apa?" tanya Queen pada Sevanya.

"Konten aneh, Queen," jawab Asia kembali tertawa.

Sevanya mendengus dan mencubit pinggang Asia sebal. Queen hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua sahabatnya ini.

Queen melirik jam tangannya, baru ingat satu hal. "Gue duluan, ya," ujarnya pamit lebih dulu. Tidak mendengarkan panggilan Sevanya dan Asia.

Sampainya diluar, mata Queen langsung mencari sosok seseorang di parkiran. Binggo! Ia menemukan Aaron sedang duduk-duduk di atas motornya, tengah mengobrol dengan dua orang cowok.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang