Part.34 || Milik Althair!

27K 1.8K 14
                                    

"Hareudang! Hareudang! Hareudang!"

"PANAS! PANAS! PANAAAS!!"

"Aseekkk. Goyang terooss!"

Kelas 11 IPA 5 yang saat ini sedang jam kosong sudah ramai oleh konser dadakan Azam dan Lugas. Mereka mengambil sapu sebagai gitar dan buku yang sudah di gulung sebagai ganti mikrofon. Kedua cowok yang terkenal tengil dan selalu bikin rusuh itu kembali berlagak seperti anak band. Bernyanyi dan berjoget-joget tidak jelas.

"AZAM! ITU MINUMAN GUEEE!!" teriak Thalita kesal karena Azam mengambil botol minumnya dan menghabiskannya begitu saja.

"Ane haus, Thal. Bagi dikit lah sama orang ganteng."

"DIKIT APAAN? LO HABISIN MINUMAN GUE! Ganti nggak?"

"Besok, ya, ane ganti. Sekarang belum gajian." Azam langsung ngacir keluar dari kelas, takut di amuk oleh Thalita.

"AZAAAAM!!"

"Woy onta! Lo apain lagi anak orang?" tanya Benua saat Azam keluar dari kelas dan bergabung bersama mereka yang duduk-duduk di depan kelas.

"Suara Thalita kenceng banget dah. Pengang telinga gue jadinya," ujar Haikal mengusap telinganya.

"Biasa dia, kangen sama ane. Maunya nempel mulu," celetuk Azam asal duduk di lantai menghadap teman-temannya.

"Woy Zam! Sekate-kate lo, ya, ninggalin gue. Hampir di amuk gue tuh sama cewek lo!" ujar Lugas keluar dari kelas dengan tangan yang masih memegang sapu.

"Cewek, cewek, emangnya Thalita mau sama lo onta?" tanya Billy pada Azam.

"Ane bakal buktiin kalau Thalita pasti suka sama ane!"

"Coba buktiin! Gue mau lihat!" ujar Sangga.

"Ane bakal buktiin! Tapi nanti."

"Kenapa nggak sekarang?" tanya Althair.

"Ente mau kehilangan anak buah yang ganteng macam ane pak bos? Sanggup kehilangan ane sekarang?"

"Emang lo siapa onta? Sok pake drama lo!" ujar Billy.

"Kalau kehilangan orang macam lo mah nggak apa-apa. Jadinya anggota inti berkurang orang yang nggak waras!" kejam Ghali yang sedang asik bermain game online di ponselnya.

"Sialan ente! Nih, ya, ane doain semoga ente berjodoh sama Agatha! Noh!"

"Bangke lo, Zam! Enak aja lo doain gue sama tuh nenek lampir!"

"Bodo amat!" Azam mengibaskan tangannya tidak peduli.

"Agatha! Ghali nitip salam!" ujar Benua melihat Agatha berlalu dengan kedua temannya.

"Dia bilang suka, Tha!" seru Haikal ikut-ikutan.

"Nggak sudi gue sama tuh nenek lampir!" ujar Ghali ngegas.

"Eh preman pasar! Lo pikir gue juga mau gitu sama lo? Helloooo! Ngaca!" balas Agatha tak kalah sengitnya.

"Bacot lo! Dasar ondel-ondel!"

"Apa lo bilang?!" Agatha hendak maju memberi pelajaran pada Ghali, namun langsung dicegah oleh kedua temannya.

"Udah, Tha. Nggak usah di ladenin."

"Iya, Tha. Mendingan kita pergi aja, yuk."

Agatha menurut dan pergi. Lagipula dia sedang tidak mood untuk bertengkar dengan preman pasar seperti Ghali. Hanya buang-buang waktu saja.

"Eh neng Starla!" Azam menghambat jalan seorang gadis manis yang sedang berjalan sendiri dengan buku di tangannya.

"Permisi Kak, mau lewat," ucap Starla sopan. Ia ingin cepat-cepat pergi dari sana karena tidak mau berurusan dengan cowok seperti Azam ataupun anak-anak Grixen lainnya.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang