Alunan musik piano klasik mengalun dipendengaran Queen melalui earphone di telinganya. Sebuah susu kotak rasa coklat dan roti sandwich menemani Queen siang hari ini.
Queen duduk di bawah pohon rindang di halaman depan fakultasnya. Matanya menyipit melihat langit biru yang cerah. Queen bersandar di pohon dengan kedua kaki selonjor lurus di rumput. Angin yang bertiup begitu menyejukkan. Jadi hawa panas siang ini tidak terlalu terasa menyengat.
Seketika, sekelebat ingatan saat ia masih di Indonesia berputar seolah mengingatkannya akan kenangan di masa-masa ia remaja, bersama para sahabat dan juga seseorang yang sampai detik ini masih menempati tempat spesial di hatinya.
Althair Sky Lawrence. Walaupun sudah tiga tahun berlalu, nama itu tidak pernah bergeser dari tahtanya. Althair masih menjadi lelaki yang Queen cintai. Meskipun banyak laki-laki yang menyatakan perasaan padanya dan ingin masuk ke kehidupannya, namun Queen selalu menolak. Entah kenapa, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya ketika ia ingin menerima orang baru dalam hidupnya dan berusaha move on dari Althair.
"Apa kamu nggak izinin aku melupakan kamu dan menerima laki-laki lain dalam hidupku?" gumam Queen di bawa terbang oleh angin yang berhembus.
"Kamu egois, ya, Al. Padahal kita udah berpisah bertahun-tahun tapi kamu masih tetap menjadi laki-laki favorit di hatiku," lanjut Queen menghela napas panjang.
Queen kembali memperhatikan langit dan menghabiskan susu kotaknya. Kedua mata Queen tanpa sengaja melihat Edmund berjalan bersama seorang perempuan cantik berambut pirang. Mereka bergandengan tangan dan tertawa bersama. Queen menebak perempuan itu adalah kekasih Edmund yang pernah ia dengar dari Queenara yang mengatakan kalau Edmund sedang memadu kasih dengan seorang perempuan dari jurusan hukum di kampus mereka.
Senyum Edmund yang sejak tadi merekah dengan perlahan luntur kala retinanya menangkap sosok Queen yang duduk sendirian di bawah pohon. Edmund tersentak namun raut wajahnya seketika berubah sendu menatap Queen lekat dari kejauhan.
Edmund lalu menyuruh kekasihnya pergi lebih dulu karena ia ingin menemui Queen sebentar. Kini Edmund berdiri di depan Queen yang mendongak menatapnya dengan mata menyipit karena cahaya matahari yang menyilaukan.
"Boleh aku duduk di sini?" tanya Edmund gugup. Setelah kejadian ciuman mereka beberapa hari yang lalu, Edmund dan Queen tidak pernah lagi bertemu. Bahkan saat berpapasan pun mereka tidak lagi saling menyapa. Bukan Queen yang menjauhi Edmund, melainkan Edmund sendiri yang berusaha menghindar dari Queen.
"Duduk saja," balas Queen santai.
Edmund pun duduk di samping Queen. Beberapa menit keduanya hanya diam dengan pikiran masing-masing.
"Selamat, ya," ujar Queen tiba-tiba membuat Edmund yang semula menunduk kini mengangkat kepalanya menatap Queen dari samping.
"Aku dengar kamu sudah punya pacar," lanjut Queen menoleh hingga kini tatapannya dan Edmund bertemu.
"I-iya, terima kasih," ucap Edmund mengalihkan pandangannya. Jika terus berlama-lama menatap kedua mata Queen, maka luruh sudah pertahanan Edmund selama ini untuk melupakan Queen.
"Bahagia, ya, sama kekasihmu sekarang."
Edmund mengepalkan tangannya mendengar penuturan Queen barusan. "Ini semua karena kamu, Queen."
![](https://img.wattpad.com/cover/258377884-288-k902508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR [ END ]
Teen Fiction[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok yang selama ini ia jauhi. Althair Sky Lawrence, satu nama yang begitu di segani, satu nama yang begitu...