Suara bel tanda pulang menggema di seluruh penjuru SMA Ganesha. Semuanya mengemasi buku-buku ke dalam tas dan beranjak. Namun berbeda dengan Aaron yang masih terlihat betah duduk dari tempatnya. Tepatnya dia tengah melamun sampai-sampai tidak menyadari bahwa bel pulang sudah berbunyi.
Sudah tiga hari dia kembali menginjakkan kakinya di sekolah ini. Aaron kembali pindah ke sekolah lamanya karena sebuah alasan yang jujur membuatnya sesak di dada. Ingatan saat dia di SMA Victory bersama gadis yang dia cintai terus membuatnya merasakan rindu. Namun Aaron sadar bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa untuk gadis itu. Dirinya hanyalah seorang pelindung di balik bayang, dan itu pun dulu.
"Ron, ngapain lo masih di dalam? Mau nginep lo?" tanya Noah memanggil dari ambang pintu kelas.
Aaron tersadar dari lamunannya. Cowok itu memperhatikan sekitar kelasnya yang sudah kosong. Aaron pun beranjak dan keluar dari kelasnya.
"Masih mikirin Queen?" tanya Noah merangkul Aaron seraya mereka berdua berjalan di koridor.
"Gue kangen sama dia," gumam Aaron yang masih terdengar jelas oleh Noah. Cowok itu melepaskan rangkulannya di pundak Aaron kemudian menenggalamkan kedua tangannya di saku jaketnya yang bertuliskan TRITON, nama Geng Besar mereka.
"Kalau kangen kenapa nggak telfon?"
Aaron menggeleng. "Gue udah ganti nomor. Gue nggak mau berhubungan lagi dengan dia. Gue pengen move on."
"Emang Queen udah tau perasaan lo yang sebenarnya ke dia?"
Aaron menggeleng. Nyatanya Aaron memang tidak pernah mengatakan apapun soal perasaannya pada Queen.
Noah menepuk pundak Aaron, memberikan semangat pada sahabat sekaligus ketuanya ini agar segera bangkit dari situasi patah hatinya.
"Mending ke basecamp kuy, anak-anak keknya udah ngumpul di sana," ujar Noah dan Aaron mengangguk saja.
Sampainya di luar gedung sekolah, langkah kaki Aaron berhenti ketika tanpa sengaja matanya menatap lurus pada seorang gadis berambut coklat yang di kelilingi oleh siswa sekolahnya di depan gerbang. Terlihat tengah menggoda gadis itu yang tak lain adalah Queen—gadis yang dia rindukan.
Tangan Aaron mengepal dengan tatapan tajam melihat salah satu di antara cowok-cowok itu berani menyentuh rambut dan dagu Queen.
"WOY!!" teriak Aaron berlari mendekat diikuti Noah di belakangnya.
"Yan, Aaron sama Noah kesini," bisik salah satu cowok itu pada orang yang di panggilnya 'Yan' tersebut, cowok yang tak lain adalah cowok yang sembarangan menyentuh Queen tadi.
Aaron langsung menarik Queen ke belakang tubuhnya. Tatapan matanya tajam dan menusuk pada cowok dengan name tag Ryan tersebut.
"Weitss, kenal lo sama dia?" Ryan melirik Queen dengan tatapan menjijikkan bagi Queen.
"Bukan urusan lo," desis Aaron.
"Kalau gitu lo nggak usah ikut campur. Pergi sana sama geng lo. Biar nih cewek jadi urusan gue. Lagian gue duluan yang lihat dia. Ayo cantik—" Tangan Ryan yang hendak menggapai Queen langsung di tepis kasar oleh Aaron.
"Jaga sikap. Jangan sentuh dia sembarangan," ucap Aaron memperingati.
"Cih, lo nasehatin orang tapi lo sendiri malah megang dia. Sehat lo?"
"Jaga mulut lo, Yan. Mau lo Aaron buat lo babak belur lagi karena mulut kotor lo itu?" sahut Noah bersedekap dengan tatapan tak kalah dinginnya dari Aaron.
"Jangan karena kalian anak geng motor, gue bakal takut sama kalian!" Ryan meludah dengan tatapan benci pada Aaron dan Ryan. Cowok itu masih mencoba meraih Queen namun terus di halangi oleh Aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR [ END ]
Teen Fiction[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok yang selama ini ia jauhi. Althair Sky Lawrence, satu nama yang begitu di segani, satu nama yang begitu...