Perlahan, Queen membuka matanya. Kepalanya tiba-tiba pusing dan matanya berkunang-kunang. Hal pertama yang Queen lihat adalah sebuah tempat yang gelap dan juga kumuh, penuh dengan debu. Queen mendongak melihat sekitar dengan lebih jelas. Tempat ini seperti gudang, gelap dan pengap.
Queen hendak berdiri, namun urung saat ia merasakan tangan dan kakinya diikat begitu kuat. Gadis itu berusaha untuk melepaskan ikatan tersebut. Namun semua sia-sia, ia benar-benar tidak kuat. Tenaganya seolah hilang begitu saja.
"Gue dimana? Kok tempatnya gelap banget," lirih Queen melihat sekitar.
Brak!
Queen kaget saat seseorang tiba-tiba mendobrak pintu dengan sangat keras. Queen menatap sosok yang perlahan berjalan mendekat ke arahnya. Sosok itu memakai topi yang membuat wajahnya jadi susah dilihat.
"Hai, cantik. Sudah bangun?"
Sosok itu semakin berjalan mendekat.
"Apa lo orangnya?" Queen menatap sosok tersebut tajam namun dibalas seringaian olehnya. "Siapa lo! KENAPA LO LAKUIN INI SAMA GUE!" teriak Queen marah.
Sosok itu tertawa. Lalu ia membuka topinya dan menampakkan wajah seorang cowok.
"Lo nggak kenal sama gue?" Cowok itu tersenyum miring.
Queen kembali memutar otak, mengingat wajah cowok didepannya ini. Queen merasa pernah melihat wajah cowok itu. Tapi dimana?
Ia mendongak menatap cowok itu yang masih menatapnya dengan senyuman yang membuat Queen bergidik ngeri. Queen ingat sekarang. Cowok itu adalah orang yang menyekapnya saat pulang sekolah dan juga orang yang menamparnya sampai Queen hilang kesadaran waktu itu. Dia adalah Edgar, calon ketua tertinggi Vagos. Cowok yang begitu membenci Althair dan Grixen.
Jadi sekarang Queen berada di markas Geng Vagos?
"Jadi lo? Apa mau lo?! Gue nggak ada masalah sama lo! Lepasin gue!" ujar Queen mencoba melepaskan ikatan ditangannya.
"Hahaha! Lo pikir semudah itu? Ini markas gue! Markas Vagos! Lo nggak bakalan bisa kemana-mana!"
"LEPASIN GUE! APA MAU LO?!!"
Edgar menatap Queen tajam. Berjalan mendekat dan berjongkok didepan gadis itu, mensejajarkan wajahnya dengan Queen yang menatapnya marah. Edgar menarik sudut bibirnya saat Queen benar-benar tidak bisa bergerak. Dia mengelus pipi mulus Queen.
"Yang gue mau adalah ... Althair."
* * * *
Motor Althair berhenti tak jauh dari markas Vagos, diikuti oleh semua anggotanya. Althair berjalan ke pohon untuk bersembunyi dan mengintip markas Vagos dari kejauhan.
"Sky, sekarang kita ngapain?" tanya Haikal yang berdiri dibelakang Althair.
"Kita kesana. Sebagian diluar buat jaga-jaga. Dan sebagian lagi masuk ke dalam nyelamatin Queen."
"Tapi, Sky. Lo yakin kalau itu Queen?" tanya Lugas memastikan. Karena setahunya Queen tidak pernah berurusan dengan Gengnya ataupun dengan Geng yang lainnya. Gadis itu selalu menghindari hal-hal yang berhubungan dengan geng motor.
"Gue yakin," jawab Althair tanpa ragu. "Sekarang kita harus nyelamatin Queen dan membawanya pulang dengan selamat," lanjut Althair yang dibalas anggukan oleh semuanya.
Althair dan sebagian anak-anak Grixen berjalan perlahan mendekati markas Vagos. Sedangkan sebagian lain berjaga-jaga diluar. Althair dan yang lainnya berhasil masuk ke dalam markas tersebut. Masih berjalan perlahan untuk berjaga-jaga, mereka yakin bahwa Geng Vagos sudah menyiapkan jebakan untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR [ END ]
Teen Fiction[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok yang selama ini ia jauhi. Althair Sky Lawrence, satu nama yang begitu di segani, satu nama yang begitu...