Red Couple 2

1.3K 60 3
                                    

Bianca terbangun di malam hari, perutnya semakin lapar dan air minum sudah tidak ada lagi. Ia mengambil gelas kosong lalu diisi air keran, di negara ini air keran tidak bisa diminum karena mungkin mengandung banyak zat berbahaya atau penyakit, harus memakai filter terlebih dulu agar bisa meminumnya namun Bianca tidak peduli. Dia kehausan dan membutuhkan air, gadis itu meminum dua gelas dan mengelap mulutnya yang basah.

Perutnya semakin perih, dan dia tak memiliki apapun untuk dimakan. Sial
Bagaimana bisa hidupnya semelarat ini padahal dia sudah bekerja keras, tidak ada kah peluang untuk Bianca menjadi kaya dalam waktu singkat tanpa harus merampok atau pesugihan. Dirinya merasa sangat menderita karena terus merasakan hal seperti ini, sesuatu yang membosankan juga memuakkan tapi kau tak bisa menghindarinya.

Kelaparan mungkin sudah biasa Bianca rasakan, tapi sesak dan perasaan tak bahagia akan hidup ini membelenggu nya terlalu lama sehingga Bianca sulit melihat jalan lain.

Ia duduk dilantai sembari menatap langit-langit kamarnya, memerhatikan kamar sempit itu dengan pandangan kosong. Beras sebiji pun tak ada, bagaimana bisa dirinya melupakan bahan pokok utama seperti beras. Setidaknya dia masih bisa makan nasi walau pun tidak ada lauk, Bianca sibuk membayari hutang yang ditinggalkan ibunya, dia juga sibuk melunasi hutang diwarung dan membayar kosan.

Gaji nya tidak sebesar itu walau ia bekerja lebih banyak dari pada orang lain, dan malam ini akan ia habiskan dengan merenungi nasib menyedihkan nya.

"Entah Tuhan begitu mencintaiku, atau dia telah melupakan ku, karena menjadi miskin sangat lah memuakkan!" Gumam Bianca pada dirinya sendiri, ia menengadahkan kepala nya sembari menetralkan debaran jantung yang kian terasa lemah. Perut nya sudah kosong sejak semalam, dan sekarang pun sudah bertemu malam lagi.

Bianca mungkin tidak akan mati kelaparan karena besok ia bekerja, tapi masalahnya, dia membutuhkan sesuatu yang bisa dimakan. Dia bisa mengambil kasbon lagi di warung nasi langganan nya, tapi Bianca bahkan tak memiliki tenaga lagi untuk berdiri.

Disaat dirinya tengah merenungi kemalangan yang terus terjadi kepadanya, Bianca mendengar suara pintu nya yang dibuka paksa.

Dia juga bisa melihat tangan yang berusaha menggapai kunci pintu nya melalui jendela, Bianca tahu siapa pelaku nya namun ia memilih diam saja. Tak lama kemudian pintu pun terbuka, wajah memerah milik Andrew muncul dari balik pintu. Pria itu kelihatan marah dan cemas, semua yang dipikirkan Bianca berusaha ditepisnya. Ingat, kalau lelaki ini sangat brengsek dan ia tak mau terlibat apapun dengan Andrew.

Sejauh apapun langkah yang diambil Bianca untuk menghindari Andrew, pria itu tetap memiliki jalan menemukan nya kembali. Andrew, dia begitu peduli kepadanya, dan hanya pria itu yang sangat mengetahui kebiasaan buruk Bianca.

"Gue tahu lo ngga akan keluar kamar sampe besok pagi, Bi. Singkirkan apapun yang ada dalam kepala lu, karena gue udah bawain makanan."

Andrew melihat isi kamar Bianca yang terasa kosong, berantakan dan tak terawat sama sekali. Beberapa mengatakan bahwa untuk melihat kepribadian seseorang maka lihat bagaimana dia mengurus kamar nya sendiri, sayang nya sejak pertama kali ia menginjakkan kaki dikamar gadis bermata cokelat itu tak pernah sekali pun ia menemukan ruang sempit ini menjadi rapi dan bersih.

Semua barang berhamburan, sampah bekas makanan yang tercecer, galon kosong yang terguling dan tempat tidur Bianca, astaga, bahkan kandang kambing lebih rapi dari ini.

"Gue ngga butuh elo disini, keluar dari kamar gue, Andrew."

"Jangan harap, yang harusnya keluar itu elu. Biar gue beresin kekacauan ini, dan lu bisa makan dikamar gue sekarang."

Bianca mendesis menahan perih yang kembali terasa, ia tersenyum sinis mendengar perintah Andrew yang menyuruhnya makan dikamar pria itu.

"Kamar lu? Kamar bekas lu dan perek harian yang lu bawa tiap malem buat ngesex, no way! Gue ngga akan masuk kesana, kesialan hidup gue udah cukup dan gue ngga mau nambah sial lagi dengan makan dikamar lu."

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang