first love (Arpita) 12

136 15 12
                                    

Happy Ending, apa artinya akhir yang bahagia bila pada waktu tertentu kau merasa bahwa hidup berjalan sangat lambat dan kurang menyenangkan.

Pada awalnya, semua permasalahan terjadi akibat kurang nya komunikasi diantara dua orang, kemudian menyebar ke perilaku dan ego yang meninggi, lalu hancur dalam ledakan emosi yang sulit dikendalikan.
Akhirnya, semua orang ikut terkena imbasnya.

Pita baru saja menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tempat kerja nya, seseorang membuat keributan yang melibatkan dua karyawan bawahan nya. Cukup sulit menangani orang yang emosinya meledak-ledak, tapi sebisa mungkin ia bersikap tenang. Mungkin karena sudah terbiasa menghadapi segala situasi dengan ketenangan jadi Pita tak terlalu khawatir dipandang penuh kemarahan.

Setelah memastikan semua pihak berdamai dan mau saling memaafkan atas kejadian yang mencuri perhatian banyak orang, akhirnya dia bisa duduk lega di salah satu kursi yang terletak didekat pembatas kaca. Beberapa kali ia menarik nafas kemudian menghembuskan nya, belakangan ini emosinya juga terasa tidak stabil, tidak pernah seperti ini sebelumnya. Apalagi sudah seminggu sejak kepergian Bima yang mengurusi pekerjaan nya diluar kota, membuat hati selalu bertanya-tanya tentang apa saja yang dilakukan pria itu selama tidak bersama nya.

Pita pikir, dia akan baik-baik saja tanpa Bima, namun ternyata dia salah. Pita sudah terbiasa merasakan kehadiran suaminya dirumah selama beberapa bulan ini, melihat wajah Bima dipagi hari, memakan sarapan yang dimasakkan lelaki itu setiap pagi dan disambut dengan senyum tampan diwajahnya ketika pulang bekerja.

Ya, mereka sama-sama sejalan untuk melakukan pekerjaan masing-masing sembari menunggu kabar gembira yang mulai dinantikan kehadiran nya, walau belum menunjukkan tanda-tanda, mereka berdua tak mau terlalu memikirkan nya sampai saling menyakiti. Biarlah Tuhan yang mengatur jalannya kehidupan mereka kedepan nya.

Bima bukan cuma berperan menjadi suami, tapi dia juga mengayomi bahtera rumah tangga mereka dengan sangat baik. Pria itu benar-benar melimpahi Pita dengan banyak cinta, sehingga ia selalu menanyakan kepada diri sendiri, kebaikan apa yang telah dia lakukan sampai dicintai sehebat ini oleh seorang lelaki seperti Bima.

Setiap hari selama mereka tinggal bersama, Bima selalu bangun lebih pagi darinya, menyiapkan sarapan untuk mereka berdua lalu membekali Pita dengan berbagai makanan enak untuk makan siang, atau kalau dia tak sempat memasak karena kesiangan Bima akan memesankan makanan untuk istrinya, tidak pernah sehari pun lelaki itu lupa. Bahkan ketika mereka berjauhan seperti sekarang, Pita menerima bungkusan makanan yang masih hangat dan aromanya begitu menggoda. Perutnya sudah keroncongan tapi selera makan nya sedikit aneh, meski makanan didepannya tampak menggiurkan tapi Pita enggan menyentuhnya. Dia ingin yang lain, sesuatu yang menyegarkan mulutnya seperti minuman asam atau buah-buahan yang baru dipetik.

Astaga, bayangan macam apa itu. Pikirnya kebingungan, Pita menutup kembali plastik makanan nya lalu bersandar.

Biasanya Bima akan menelpon tapi kali ini lelaki itu belum mengabari, dia akan pulang tiga hari lagi. Tapi rasanya Pita sudah rindu berat, dia ingin dipeluk oleh suaminya sambil diceritakan pengalaman Bima selama berkuliah dikelilingi gadis-gadis yang menyukainya.

Tidak sedikit pun ada rasa cemburu dalam hati Pita, karena dia tahu kalau Bima hanya mencintainya. Dia memegang kepercayaan diri itu karena memang benar adanya, Bima hanya menatap dirinya seorang.

"Mbak, tumben bengong aja. Ngga makan siang nih? Makanan udah dikirimin suami juga, malah diliatin aja."

Pita menoleh melihat teman kerja nya yang datang membawa semangkuk asinan, gadis itu meletakkan nya diatas meja. Pita menelan ludahnya berulang kali melihat potongan buah mangga yang terlihat segar, kuah merahnya dan jeruk asam itu seakan meleleh dilidahnya.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang