first love (Arpita)

929 23 7
                                    

Berpakaian rapi, memakai seragam yang sama membuat mereka semua tampak mirip dari kejauhan. Yang dapat membedakan hanyalah tinggi badan dari tiap masing-masing anak yang berbaris rapi ditengah lapangan tersebut.

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, setelah cukup lama libur kelulusan akhirnya mereka bisa merasakan lagi berbicara dengan teman-teman baru yang berbeda dengan sebelum nya. Satu dari sekian banyak murid yang berjejer rapi di lapangan luas sekolah itu bernama Arpita Maharani, dia adalah anak yang cukup berprestasi di sekolah nya yang dulu namun memilih masuk kesini karena keinginan sendiri.

Meski ibunya sudah memaksa agar Arpita memilih sekolah Negeri, dia tetap pada pendirian nya untuk bersekolah di Swasta. Bukan tanpa alasan kenapa dia memilih Smk dari pada Sma, Arpita menyukai pelajaran komputer makanya tanpa pikir panjang dia memilih jurusan Teknik Komputer Jaringan.

Arpita berdiri dibarisan tengah, pakaian nya sama rapi dengan anak-anak lain, atribut lengkap ia kenakan agar tidak mendapat hukuman di hari pertama masuk sekolah. Disini tidak ada penyambutan anak-anak baru yang biasa dilakukan sekolah lain, Kepala Sekolah tidak menginginkan kegiatan semacam itu memicu perbuatan tidak menyenangkan dari oknum siswanya yang mungkin menimbulkan masalah. Sudah banyak isu yang tersebar diluaran sana bahwa terkadang sekolah menjadi tempatnya para pembully melakukan aksi mereka. Maka untuk menghindari kejadian yang tidak menyenangkan, mereka hanya akan mengadakan sesi perkenalan di dalam kelas masing-masing.

Upaca Bendera hari Senin mempunyai manfaat yang sangat baik bagi upaya penumbuhan budi pekerti dan karakter bangsa, terutama nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan. Nilai-nilai tersebut terkandung di dalam setiap urutan kegiatan atau tata upacara bendera.

Maka jangan heran kalau selama bersekolah kita selalu melakukan Upacara, selalu ada hal bermanfaat dari setiap kegiatan yang kita lakukan.

Pembubaran upacara telah dilakukan oleh Pemimpin, semua anak-anak mulai mengundurkan diri dari barisan dan masuk ke dalam kelas secara teratur. Meski sebagian ada yang tidak sabar ingin segera duduk dikelas, cuaca pagi ini cukup membuat mereka berkeringat termasuk Arpita yang telah memilih posisi ternyaman. Duduk dilantai bersandar pada daun pintu kelasnya, disini adalah tempat paling nyaman bagi Arpita. Seperti ada tarikan yang membuatnya enggan beranjak dari sana, gadis itu duduk sambil meluruskan kaki.

"Langkahin aja kaki gue, males berdiri." Arpita berkata kepada seseorang yang berdiri hendak masuk ke kelas, ia ingin merasakan hembusan angin dan enggan beranjak. Membiarkan teman-teman nya melangkah diatas kedua kakinya.

"Kata nenek gue, nggak boleh langkahin orang hidup nanti umurnya pendek." Seseorang menjawab perkataan Arpita, menarik minat nya untuk mengangkat kepala melihat siapa yang berbicara.

Oh, dia yang itu lagi.

Arpita menekuk kedua kaki nya tanpa menjawab, membiarkan orang itu berlalu.

"Ribet." Ujarnya pelan dengan nada mencemooh.

Arpita sibuk memandangi orang-orang diluar kelas yang berlalu-lalang, begini rasanya menjadi anak baru lagi di Sekolah. Setelah Tiga tahun mengenakan seragam putih-biru, sekarang dia bisa merasakan naik tingkat. Meski belum banyak perubahan nya, tetap saja ada perasaan senang yang meliputi hati Arpita. Butuh waktu lama untuk menyelesaikan proses belajar hingga ke tahap ini, kata orang yang telah banyak mendapatkan pengalaman hidup, masa remaja seorang anak akan dimulai ketika mereka berada di bangku Sekolah Menengah Atas.

Arpita belum mendapatkan gambaran seperti apa hari-hari selanjutnya, namun jelas ia mengharapkan kebaikan dan keberhasilan dalam setiap pelajaran. Cukup mudah baginya beradaptasi di lingkungan baru, meski awalnya sangat sulit menemukan rekan yang cocok.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang