Delusi (18+) 4

389 15 4
                                    

Angin berhembus menerbangkan helaian demi helaian rambut milik Sana, langit malam berwarna kelabu kemerahan seperti akan turun hujan namun kendaraan dibawah sana tampak ramai. Berlomba-lomba saling mendahului untuk tiba di tempat tujuan, Sana menatapnya penuh minat. Ini sudah dua bulan sejak meninggalkan lelaki itu, semua perasaan Sana ternyata tidak pernah membaik dan justru semakin hampa. Perih yang hampir setiap malam dia rasakan tak mampu diobati dengan apapun, wanita itu menekuk kedua kakinya dan memeluk lutut sembari memandangi suasana kota pada malam hari.

Menurutmu, kenapa manusia diberikan perasaan cinta?

Padahal manusia sering kali tidak tahan pada rasa sakit yang diakibatkan oleh cinta itu sendiri, kedua orangtua nya bukti nyata dari penderitaan yang dilandai oleh cinta.

Meski mereka tak pernah kelihatan mesra dan selalu bertengkar, ia tahu kalau ibunya sangat mencintai ayahnya. Begitu pun sebaliknya, tapi keadaan hidup yang memaksa keduanya saling membenci hingga saling melukai.

Ibunya sudah terlalu banyak menanggung rasa sakit akibat perlakuan ayah Sana, khilaf yang akhirnya merenggut nyawa pria tua itu membuat Sana semakin tidak percaya pada yang nama nya kasih sayang.

Namun siapa yang bisa menebak isi hati seseorang?

Sana mengunjungi ibunya sebelum pergi meninggalkan kota kelahiran nya, dia melihat wanita itu sudah sangat kurus dan wajahnya tak pernah lagi terlihat cerah seperti yang dulu. Kantung matanya menghitam dan bibirnya kering pecah-pecah, Sana prihatin dan ingin sekali memeluk ibunya tapi ia tak sanggup melakukan itu.
Dia takut kalau menyentuh ibunya, Sana akan membatalkan niat untuk kabur dari Ben. Seburuk apapun kedua orangtua nya semasa masih tinggal bersama, Sana tidak akan lupa kalau mereka tak pernah sekali pun menyalahkan nya apalagi sampai menyakiti.

Uang adalah masalah terbesar bagi ibunya, dan ayah Sana sudah melakukan upaya terbaik demi memperbaiki ekonomi namun tetap saja, keberuntungan tidak selalu memihak kepada kita.

Ketika pertama kali Sana memutuskan untuk menjadi seorang pelacur, dia telah menyadari perbuatan nya akan di cemooh banyak orang, dirinya akan dipandang hina dan tentu ia tak punya harga diri lagi. Tapi dengan cara apalagi dia bisa hidup selain bekerja sebagai wanita malam, nenek Bennedict sangat menyukainya begitu pun ibu lelaki itu tapi bukan berarti Sana bebas meminta atau pun memohon untuk sebuah bantuan.

Bertahun-tahun lama nya menggeluti dunia malam, menyadarkan Sana satu hal bahwa hubungan diatas ranjang hanya sebatas pemuas nafsu lalu ketika matahari terbit esok hari semua yang mereka lakukan kemarin malam hanyalah ilusi semata.

Ben yang tampan, mapan dan punya segala nya datang bak pangeran ke dalam hidup Sana tapi ia terlanjur nyaman hidup begini. Kehadiran Ben tidak mampu mengubah apapun, lebih tepatnya Sana tidak sadar kalau Ben telah berhasil mendobrak pintu hati gadis itu. Perlahan-lahan dengan sikap arogan nya, ancaman dan segala perlakuan kejam Ben justru menyusup masuk ke dalam relung hati yang tak pernah terjangkau oleh siapapun.

Sana tidak mau lagi meratapi keputusan nya, dia bangkit untuk masuk ke dalam kamar. Harinya selalu melelahkan setelah berhasil melarikan diri dari Ben, esok dia harus kembali bekerja sebagai kasir di salah satu toko kelontong yang terletak di perbatasan kota. Apartemen kecil ini menjadi saksi bisu bagaimana setiap malam perempuan berambut gelombang tersebut menangis, menyebut nama Ben dalam isak tangis nya bahkan sampai ke dalam mimpi.

Laki-laki itu berkata dia mencintainya, tapi dua bulan berlalu dan ia tak pernah datang untuk mencarinya. Bukan kah Sana sendiri yang meminta agar jangan bertemu lagi?

Tapi kan kalau kau benar mencintai seseorang, seharusnya tak mudah untuk menyerah apalagi ini Sana yang belum pernah sekali pun jatuh cinta. Ia merasa asing dengan semua perlakuan Ben tapi juga merasa candu ketika pria itu menatapnya penuh dengan obsesi dan rasa ingin memiliki yang tinggi. Sana terbuai dengan perlakuan kejam nya, perilaku kedua orangtua nya memengaruhi perkembangan emosional Sana yang tak pernah diajarkan saling mencintai dan saling menjaga sejak kecil, bukan nya malah melihat pertengkaran setiap hari.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang