first love (Arpita) 6

144 12 0
                                    

Mau sebesar apapun seorang anak dimata orangtua, mereka hanyalah seorang anak yang masih membutuhkan kasih sayang dan keinginan untuk terus bermain bersama teman-teman. Dan yang dilakukan oleh Arpita beserta teman-teman nya adalah hal normal, apalah arti seragam bila jiwa kekanakan mereka muncul maka inilah yang akan terjadi.

Semua yang melihat aksi mereka tertawa, ada juga yang keheranan dan sebagian hanya ikut menonton saja.

Wita si gadis pick me duduk di bangku taman sembari membenarkan riasan wajahnya, Tian berada disebelahnya memperhatikan sesekali mengganggu anak perempuan itu lalu menerima pukulan keras dilengan nya. Mereka berdua memang tidak pernah akur, jika diperhatikan keduanya memang tampak saling membenci tapi sebenarnya mungkin juga tidak.

Engga lebih fokus pada permainan ponselnya, namun keberadaan Desi yang duduk tak jauh darinya membuat konsentrasi Engga terganggu. Bukan karena merasa dirinya diperhatikan, tapi memang karena kehadiran Desi yang selalu mencuri perhatian Engga.

Desti bersama Septi lebih asik bermain ayunan sambil bergantian saling mendorong, sedangkan Eko dan Rudi terlihat sedang menggambar sesuatu ditanah yang ditunggui oleh Bima. Jangan tanya dimana keberadaan Arpita karena gadis itu duduk didalam perosotan sambil minum es, tak ketinggalan sebuah novel baru lagi yang siap dibaca.

"Lu ngerti nggak main ini? Gue udah capek bikin garisnya, lu kaga ngerti ntar cara main nya." Ujar Rudy mengelap keringat yang membasahi kening nya, menoleh kepada Bima yang berdiri sambil melipat kedua tangan nya didada. Tatapan serius pemuda itu seakan-akan memahami apa saja yang dijelaskan oleh Rudy, padahal entah apa yang dibicarakan nya, Bima sama sekali tidak mengerti.

"Gengs, buruan kalo mau ikut main. Mumpung nggak panas lagi nih." Panggil Eko kepada semua teman-teman nya, lalu semua orang mendekat kecuali Arpita. Gadis itu sudah tenggelam dalam buku nya, dan ya , tentu saja melupakan semua orang. Bima hanya tersenyum melihat pemandangan indah tersebut, Arpita selalu tampak cantik dimatanya.

"Kelompok nya dibagi dua ya, yang mau ikut Bima pindah sebelah kanan, sisanya ikut gue pindah sebelah kiri."

Rudy yang melihat semua teman-teman nya justru berbaris panjang dibelakang Bima hanya menghelas nafas berat, kenapa lah dia kenapa.

"Gue tau lu semua mau menang makanya milih Bima, tapi nggak gini juga lah taik. Heran banget gue dah,"

Bima tertawa melihat raut kesal Rudy yang sepertinya akan merajuk jika teman-teman mereka tak ada yang pindah ke kelompoknya.

"Udah gaes, jangan dikucilin gitu si Rudy kasian nanti nggak dapet setoran bokep lagi lu pada. Terutama Christian bangsat!"

Bima mendorong badan Tian agar berpindah ke belakang Rudy, tidak lupa ia juga memaksa Wita bergabung disana.

Bima - Rudy
Engga - Tian
Desi - Wita
Desti - Septi
Eko - Arpita

Rudy mencari sosok satu lagi yang belum juga menunjukkan batang hidung nya, lalu menyuruh Desi agar mengajak Pita masuk kelompok nya.

Arpita yang enggan ikut namun terpaksa karena bujuk rayu Desi akhirnya melangkah mendekati mereka.

"Loh loh, nggak adil kalo begini Rud. Mana boleh Pita gabung sama lu, enak aja. Cewek gue harus disini, sama abang Bimbim." Bima memasang muka tak terima yang mana membuat teman-teman lainnya bersorak geli, Bima itu tidak terduga sekali kelakuan nya. Kadang bengis tak berperasaan, kadang menggelikan sekaligus bikin ilfeel.

"Kaga boleh! Yang ada ini nggak jadi main, malah nontonin lu ngegombalin Pita doang. Buruan dah mulai."

Sebelum mereka memulai permainan, sekali lagi Rudy menjelaskan cara bermain nya. Di garis paling depan harus dijaga satu orang, setiap lawan yang berhasil melewati garis akan masuk kedalam kotak aman. Mereka juga harus berhati-hati karena di setiap garis yang akan mereka lewati ada penjaga, semua anggota yang bermain harus bisa mencapai kotak terakhir untuk memenangkan permainan, yang kalah akan mentraktir minuman sore ini.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang