first love (Arpita) End

343 14 4
                                    

Dalam hidup, manusia selalu menginginkan penjelasan atas hal apapun yang terjadi didalam kehidupan mereka, entah itu baik atau buruk, manusia selalu ingin mengetahui penjelasan nya padahal kita semua sadar bahwa ada banyak hal didunia ini yang tak memerlukan penjelasan dan cukup kita mengerti saja.

Pita memandangi kepergian wanita itu sampai tubuh tinggi nya menghilang dari pandangan, obrolan mereka sangat panjang dan menyenangkan. Tidak ada kemarahan, meski di awal cerita hati Pita sungguh ingin marah tapi ternyata kenyataan tidak seburuk yang dibayangkan.

Nadia menceritakan semuanya, dari awal hingga akhir. Pita tidak bisa berkata-kata karena terlalu terkejut, siapapun akan bertindak demikian bila diposisi Nadia. Ia mencoba memahaminya, meski jauh didalam hati dia tak rela Bima dipeluk oleh wanita lain tapi untuk kali ini dia akan menerima dengan lapang dada. Nadia bukan tipe wanita yang akan merebut suaminya, gadis malang itu bahkan tak malu mengungkapkan betapa menderitanya dia karena menyukai seorang Bima.

Kini yang tersisa adalah rasa syukur didalam hati Pita, entah bagaimana Tuhan akan mengatur masa depan mereka, dia hanya berharap bahwa kebaikan selalu menyertai rumah tangga nya. Dan untuk Nadia, semoga wanita itu mendapatkan seorang lelaki yang pantas menerima cinta tulusnya. Arpita berjalan menjauhi kafe tempat mereka berbincang tadi, dia telah melupakan Bima yang mungkin sudah pulang kerumah mereka, Pita juga melupakan ponselnya yang kehabisan baterai sehingga tak memiliki akses untuk menelpon pria itu.

Ditengah keramaian ia berjalan menelusuri tiap jengkal aspal, Pita memikirkan bagaimana ia akan pulang sekarang, bagaimana dia bisa seceroboh ini padahal ponsel sangat berguna disetiap keadaan.

Tubuhnya lelah karena perjalanan dari kotanya kesini memakan waktu dua jam di pesawat, satu jam naik taksi dari bandara menuju perusahaan Bima, melupakan makan siang dan semua hal yang seharusnya tak boleh dia lewatkan, Pita merasa bodoh sekali.

Meski keadaan nya sekarang cukup memprihatinkan, Pita sama sekali tidak khawatir karena hatinya berkata akan ada seseorang yang membantu kebingungan nya. Wanita itu lelah sampai tak kuasa menahan rasa kantuk nya, Pita duduk dikursi kosong diatas trotoar yang biasa digunakan orang beristirahat. Kaki nya pegal, perutnya lapar dan ia sangat haus. Pita bisa membeli makanan dan minum, tapi tenaga nya terkuras habis. Ia memeluk erat tas tangan nya, merapatkan kelopak matanya kemudian terpejam.

Rasanya tenang sekali bisa menutup mata sejenak dari hiruk pikuk jalanan yang tak pernah sepi, Pita merasa hembusan angin yang meniup wajahnya semakin memaksa dirinya agar tertidur. Dia tidak pernah seceroboh ini sebelumnya, tapi rasa kantuk setelah menahan gelombang emosi, kecemburuan dan sedikit marah membuatnya ingin tidur sebentar saja. Begitu ia terlelap, seseorang mendekati nya dengan wajah khawatir dan cemas.

Nafasnya terengah karena berlari menyebrangi jalan, menghentikan laju mobil yang melintas demi memastikan sosok yang dilihatnya sejak tadi. Dan benar saja, ketika Bima berhasil berdiri didekat kursi tempat Pita tidur, jantung nya semakin berdetak lebih kencang.

Bagaimana bisa istrinya tertidur disini, dan apa yang dia lakukan selarut ini sampai tidak sadar tidur dipinggir jalan, lalu kapan tepatnya wanita itu datang karena seingat nya siang tadi mereka masih berkabar. Arpita menangis tak mau berhenti, disela tangisan nya Bima tahu kalau perempuan itu berkata merindukan nya.

"Apa yang kamu lakukan disini, sayang. Apa kamu sadar, kamu tidur dimana? Ya Tuhan, istriku ini benar-benar ajaib."

Orang-orang yang melewati mereka melirik Bima dengan penuh curiga, lelaki itu mengatakan bahwa dia suaminya lalu mereka pergi begitu saja. Tanpa pikir panjang Bima ikut duduk disebelah Pita, memindahkan kepala istrinya agar bersandar dilengan berototnya. Ia akan menghujani Pita dengan berbagai pertanyaan setelah dia bangun nanti, sekarang biarlah mereka menikmati waktu berdua dulu.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang