Perasaan manusia itu adalah hal yang paling kompleks, yang paling sulit dimengerti dan tidak akan pernah mudah memahami nya. Tapi walau pun manusia sering kali menggunakan perasaan nya dalam mengambil tindakan, kadang kala itu merupakan hal yang benar juga.
Bianca menyetujui ajakan menikah Andrew, tapi selama berhari-hari dia tidak bisa menemui lelaki itu karena satpam di area proyek tersebut melarang nya masuk. Jika pun ingin bertemu, harus menunggu jam nya pulang. Dan apa yang paling mengerikan dari hubungan mereka, yaitu Bianca tidak pernah punya nomor ponsel calon suaminya. Sejujurnya, mereka sama-sama tidak menggunakan benda pipih itu entah sejak kapan, bukan karena tidak sanggup membeli nya namun lebih ke tidak ada orang yang akan menghubungi mereka. Bianca hanya bisa menyesali apapun yang terjadi saat ini, kenapa dia tidak pernah memikirkan satu saja kebahagiaan dirinya. Bahkan ponsel pun dia tak punya, apa yang sebenarnya kau lakukan dalam kehidupan ini Bianca, jaman sudah canggih dan ponsel dengan harga murah sudah banyak bertebaran di toko-toko pinggir jalan namun tidak sekali pun kau memikirkan nya. Sialan
Lalu apa yang bisa ia lakukan disaat seperti ini? Ya, menunggu. Tentu saja Bianca hanya bisa menunggu Andrew pulang ke tempat mereka, kemudian melanjutkan pembicaraan yang tertunda begitu lama.
Bianca tidak punya wali untuk menikah, dia tak memiliki saudara apalagi keluarga, dan dirinya tidak tahu menahu siapa keluarga Andrew. Good, Bianca, kamu menikahi seorang lelaki tanpa mengenali latar belakangnya tapi siapa yang peduli? Bahkan Andrew pun tak mengenal orang tua Bianca, mereka hanya dua orang tolol yang bertemu, kemudian jatuh cinta lalu memutuskan menikah padahal masih miskin. Oh Tuhan, ide menikah sungguh meyakinkan tapi tak menyelesaikan masalah apapun.
"Sudah berapa lama lo menunggu disini, Bianca?"
Seseorang menegur gadis itu yang sibuk dengan lamunan nya, Bianca berbalik dan menemukan orang yang selama berhari-hari ini ditunggunya. Andrew Gamalil selalu mempesona bahkan dengan baju kotornya yang berlumur semen dan cat, rambutnya diikat kebelakang. Damn, he is so hot!
"Hampir satu jam, dan kenapa lo baru muncul sekarang? Bukannya gue ngasih tau satpam disana kalo gue selalu dateng nyariin elo?"
"Mereka ngga pernah bilang apa-apa sama gue, lagi pula itu bukan tugas mereka. Gue cuma kuli, dan ngga seharusnya nerima tamu disini, Bi."
Bianca menghembuskan nafasnya, memang benar apa yang dikatakan oleh Andrew tapi setidaknya, menyampaikan pesannya saja tidak membuat satpam itu mati kejang. Bagaimana kalau berita penting, apa mereka begitu tega membiarkan hal seperti itu terjadi?
"Tapi menyampaikan pesan itu penting, kalo yang dateng kabar buruk gimana? Lo ngga bisa melewatkan satu pesan pun, dan. .
Kita membutuhkan ponsel untuk saling menghubungi." Untung saja Bianca ingat tentang ini, ponsel merupakan benda yang sangat berguna bagi kelangsungan hubungan mereka. Ya Tuhan, bagaimana hidup mereka selama ini, walau pun baik-baik saja manusia tetap membutuhkan media sebagai alat komunikasi terhadap dunia luar.
"Ponsel? Untuk apa? Gue pikir kita baik-baik saja tanpa benda itu, kenapa tiba-tiba ingin membelinya?"
"Gue ngga mungkin datangin tempat lo setiap hari, nunggu selama satu jam cuma buat ketemu, kalo punya hp kita masih bisa berkabar. Dan gue juga ngga harus setiap hari kesini, we need to buy two dan memastikan kalau komunikasi secara tidak langsung demi menjaga hubungan kita juga."
Andrew melepaskan helmnya, mengajak Bianca istirahat dibawah pohon besar yang rindang karena daun nya sangat lebat.
"Kapan kita akan membelinya? Malam ini gue akan menerima gaji, kita bisa langsung beli."
"Gue beli pakai uang sendiri, begitu juga elo tapi harus model dan tipe yang sama. I swear, i want couple phone and case with you, And."
Andrew mengulas senyum manisnya mendengar Bianca berbicara, sederhana sekali keinginan gadis itu dan ia sudah sangat senang mengabulkan nya.
"Jadi kita akan membeli ponsel yang sama?"
"Ya, tentu saja. Kita akan menikah, dan mencoba banyak hal baru pasti sangat menyenangkan. Kita berdua harus memulai semuanya dari awal, dan menciptakan kisah cinta yang romantis tanpa harus memikirkan bagaimana besok akan berakhir."
Mereka membicarakan keinginan dan rencana yang telah dibuat dalam waktu singkat, meski terdengar konyol tapi tidak ada yang tidak mungkin didunia ini. Andrew mengumpulkan uang dengan bekerja sebagai kuli bangunan, menyisihkan sebagian uang nya untuk ditabung demi memenuhi impian mereka menikah dalam waktu dekat. Membeli ponsel hanyalah satu bagian kecil yang akan menjadi cerita lucu dimasa mendatang, Bianca sangat antusias menceritakan semua hal dan Andrew senang karena hanya dirinya yang menjadi pendengar setia gadis itu.
Kalau bukan hari ini, kapan lagi mereka akan berbicara panjang lebar membahas masa depan.
Kira-kira begini obrolan nya setelah membahas ponsel.
Bianca menyandarkan kepalanya dibahu lelaki itu sambil memandangi orang-orang yang lewat, mereka membawa plastik makanan untuk dinikmati siang ini.
"Kalo nanti udah nikah, lo mau punya anak berapa?" Pertanyaan random yang diajukan Bianca sangat menggelitik perut Andrew, membayangkan mereka memiliki anak sungguh belum terpikirkan sampai kesana tapi mungkin mereka akan menjadi anak-anak yang lucu.
"Terserah kamu, berapapun kamu sanggup melahirkan maka aku dengan senang hati membuatkan nya." Bianca mencubit lengan calon suaminya gemas, jawaban yang kurang tepat bagi nya.
"Gue mau punya tiga anak, apapun akan gue lakuin untuk merawat mereka seandainya kita nanti dikasih kesempatan untuk punya anak. Gue ngga akan biarin anak-anak gue kesusahan, mereka harus bangga punya bapak seganteng elo."
"Cuma ganteng doang, semua lelaki didunia ini juga ganteng kalo cantik ya kamu, Bi."
"Gue serius, kita harus punya tiga anak supaya gue ngga kesepian kalo lo tiba-tiba kerja jauh. Gue harus punya teman setia, dan semoga aja anak-anak gue nanti mewarisi ketampanan bapaknya. Lo sangat tampan, tapi sayang lo kere, And."
Mereka berdua tertawa, rencana macam apa itu? Tapi semua yang dikatakan oleh Bianca sudah diaminkan oleh Andrew jadi, semoga saja Tuhan mengabulkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Short StoryShort story ! Kumpulan Cerpen yang mungkin bisa menghibur anda sekalian :) Namanya juga cerita pendek, ya jangan ngarep panjang :) Karena aku nulis nya pun asalan aja :-D