Cold Husband vs Naughty Wife 16

208 9 2
                                    

Bingung :

Sekitar setengah jam mereka berpelukan dibalkon kamar, Yuvaan mendadak kaku dan lebih diam dari biasanya. Bahkan pertanyaan Lily sudah tak ia respon seperti sebelumnya, ditambah lagi lelaki itu langsung tidur tanpa mengucapkan selamat malam.

Lily merasa dibawa terbang setinggi mungkin lalu dijatuhkan kebawah, sejatuh-jatuhnya. Kesal? Tidak!

Lily jelas marah, apa Yuvaan tidak melihat betapa siapnya Lily malam ini untuk diterkam namun suaminya justru tak melirik atau bahkan tampak tergoda oleh pakaian minim Lily.

"Dia ngga mungkin pelangi, please Vale! Lo jangan bikin gue overthinking! Tadi dia mesra banget, kami pelukan lalu gue ditinggal tidur gitu aja. Astaga! Gue pikir malam ini bakal ada desah-desah panas, ternyata zonk! Kecewa hati murahan gue". Lily mengungkapkan kekesalan nya terhadap Yuvaan kepada Valerie.

Valerie sudah terbang dialam mimpi, bertemu laki-laki tampan dan mereka bercinta dengan sangat panas kemudian suara ponsel mengacaukan segalanya.

Mereka menginap dihotel yang sama, bedanya Valerie berada dua tingkat dibawah dari kamar Lily.

Beruntung Lily tidak menggedor pintu kamarnya, kalau sampai itu terjadi entah apa yang akan terjadi.

"Lagian lo cepet banget mau minta ewe, lo sama dia nikah karena dijodohin. Paling ngga kenalan dulu kek, adaptasi dulu sama kepribadian masing-masing. Udah mau ngokop bae lo, blay!"

Valerie tak pernah sewaras ini, tapi yang dikatakan nya memang benar. Mungkin Lily terlalu cepat mengharapkan kedekatan mereka selama beberapa bulan terakhir sebagai pengenalan, padahal karakter seseorang akan kelihatan ketika kita sudah tinggal bersamanya.

"Ya wajar juga gue mengharapkan begituan, lagian udah sah ya lont-. Sirik banget lo ya sama gue? Kawin juga dong!"

"Belom ya, gue masih mau menikmati kesendirian ini. Ya kalo dapet model laki lo, engga kan berabe urusan nya! Udah ah, gue ngantuk banget Lily. Sumpah ya, lo kawin ngga kawin sama aja kelakuan! Besok lanjutin lagi, gue butuh istirahat".

Lily memindahkan ponselnya dari sebelah kiri, ke telinga kanan.

"Oke, besok gue ke kamar lo. Malam ini di skip dulu urusan per-ewean, mungkin Yuvaan capek juga."

"Hmm.. oke"

"Bye!"

Valerie belum sempat membalas ucapan Lily, wanita itu sudah memutus sambungan telpon.

"Nyebelin banget, untung sayang. Jablay gue bingung sendiri dia, kasian amat".

Setelah mengubah ponselnya menjadi mode pesawat, Valerie kembali tidur tanpa repot-repot memikirkan apa yang Lily lakukan dikamarnya.

Biarlah itu menjadi urusan nya saja, Valerie sudah cukup letih karena ikut meramaikan acara sahabat kampretnya.

Lily menyimpan ponsel dalam nakas, menaiki ranjang pelan-pelan berharap gerakan nya tak membuat Yuvaan terganggu.

Tidur menghadap kearah Yuvaan, Lily memandangi wajah pria itu sembari tersenyum.

Pertama kali dalam hidupnya tidur seranjang bersama seorang laki-laki, benar kata Valerie.

Semua imajinasi Lily membahayakan, membuatnya berharap dan berakhir mengecewakan.

Mungkin dia harus menunggu lebih lama untuk sekedar membiasakan diri hidup bersama Yuvaan.

Lagi pula mereka punya waktu seumur hidup, dan ini belum ada satu hari setelah acara selesai.

Lily masih punya banyak waktu untuk menggoda suami dingin nya. Wanita itu mengecup sekilas bibir Yuvaan, terkikik sendiri karena ulah lancang nya.

Tak apa mencuri satu kecupan saja, lagi pula ia yakin Yuvaan sudah tidur nyenyak.

Tak lama kemudian, Lily pun ikut tertidur.
Ia mengangkat meluruskan sebelah tangan Yuvaan untuk dijadikan bantal, menggantikan guling yang didekap lelaki itu dengan dirinya.

Lily jadi tak sabar ingin melihat bagaimana reaksi Yuvaan besok ketika bangun melihat posisi mereka seperti ini.

Mungkin Lily akan menerima ciuman romantis dipagi hari.

Sayang nya ketika bangun tidur Lily tak menemukan siapapun disebelahnya, bahkan kamar terasa sangat sunyi. Tempat yang ditiduri Yuvaan semalam pun terasa dingin, yang artinya lelaki itu sudah lama meninggalkan kasur.

Wanita itu merengut, kesal untuk berbagai alasan.

"Kamu udah bangun?"

Lily terkejut setengah mati melihat Yuvaan, wajahnya memucat karena kemunculan pria itu secara tiba-tiba.

"YUVAAN!! Kamu ngapain disana? Bikin kaget tau ngga, kalo aku jantungan gimana?!" Jerit Lily spontan karena tak habis pikir, bagaimana bisa Yuvaan mengejutkan nya.

Rambut suaminya berantakan, matanya terlihat sayu dan Lily pun menyadari kalau Yuvaan juga baru bangun tidur.

"Harusnya saya yang marah sama kamu, kenapa kamu selalu dorong saya? Ranjang ini bisa menampung lima orang, dan kamu ngga kasih saya sejengkal pun tempat untuk tidur. Saya tidur dilantai semalaman, Lily. Kamu ngga sadar?"

"APA?!" Dalam satu waktu Lily merasa syok dua kali, dan cukup memalukan ketika dia menyadari bahwa memang Yuvaan tidur dilantai tanpa selimut dan bantal.

Tapi bagaimana bisa? Lily saja tak beranjak dari tempatnya, lagian Yuvaan bisa naik lagi kenapa malah nyaman tidur dilantai.

"Saya masih ngantuk, bisa kamu geser sedikit? Saya ngga mau ditendang lagi, jadi tolong pindah ke tempat kamu sendiri".

Lily tanpa protes mengikuti perintah Yuvaan, tadi tubuhnya sempat membeku lalu sekarang tiba-tiba menghangat. Bukan karena mereka berpelukan seperti semalam, itu disebabkan oleh rasa malu yang membuat Lily ingin mengubur diri sendiri.

"Maaf.."

"It's oke, kita sama-sama kelelahan. Saya ngerti tapi tolong jangan tendang pinggang saya lagi, nanti saya ngga bisa gaya bebas waktu main sama kamu."

"Iya maaf, aku beneran ngga sadar".

Lily bukan cuma tidak sadar semalam, dia juga tidak menyadari kalimat yang diucapkan oleh Yuvaan.
Melihat hal itu, Yuvaan mengulas senyum lalu memalingkan wajah karena tahu Lily tak menangkap maksud perkataan nya.

Yuvaan bangun lalu kembali merebahkan diri diatas kasur, Lily tak mendapatkan ciuman pagi yang romantis. Melainkan kenyataan bahwa dirinya sangat bar-bar, bahkan dalam keadaan tidur pun ia masih bisa menendang orang lain.

Lagi pula, bagaimana bisa Lily kepikiran mau berciuman dipagi hari saat bangun tidur kalau mereka sama-sama belum gosok gigi, minimal cuci muka, bersihin belek, minum dulu biar tidak kering itu mulut.

Memikirkan bagaimana berciuman saat bangun tidur, sungguh menggelikan.

Tapi Lily ingin melakukan nya.

Cun cun. Ada-ada aja

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang