Sarapan istimewa dari Lily :
Setelah menghabiskan hampir dua minggu menginap dihotel, menyelesaikan semua kepentingan usai acara besar kemarin akhirnya semua anggota keluarga memilih untuk pulang kerumah masing-masing.
Termasuk Yuvaan dan Lily yang langsung diminta pulang kerumah mereka sendiri.
Yuvaan meminta ibunya mengirimkan satu pembantu untuk menemani mereka dirumah baru, Renjana pun segera meminta salah satu pembantu kepercayaan nya untuk dipekerjakan dirumah Yuvaan.
Tak mau melepaskan pengantin baru begitu saja, Renjana membutuhkan banyak informasi sebelum benar-benar mempercayai kalau putranya memang menerima Lily sebagai istri, tak ada drama perjanjian segala macam nya, termasuk kontrak perceraian.
Renjana tidak bodoh, anak zaman sekarang bisa melakukan apapun. Dia hanya menghindari keretakan hubungan yang baru saja terjalin.
Bicara soal tinggal dirumah baru, Lily dibuat tercengang untuk sekian kali karena kesiapan rumah yang sudah lengkap beserta isi.
Lily tak tahu kapan Yuvaan menyiapkan semua ini, tapi rumah yang mereka tinggali benar-benar sesuai keinginan wanita itu. Tidak terlalu mewah, walau jujur saja bagi siapapun yang melihat bangunan nya tentu akan berkata rumah Lily sangat luar biasa megah dan mewah, tidak terlalu sepi alias banyak tanaman hias, halaman yang luas. Terdapat gazebo, kolam ikan, lampu-lampu taman bahkan air mancur buatan.
"Luar biasa!" Gumam Lily ketika pertama kali menginjakkan kaki disini. Yuvaan hanya menatapnya tanpa ekspresi saat tahu Lily menyukainya, padahal dalam hati pria itu merasa bangga sekali.
Malam pertama mereka terlewati begitu saja, tak ada yang special seperti nasi goreng pedas karet dua atau ketoprak tanpa kerupuk pedas sedang, semua biasa saja.
Sebenarnya hitungan hari mereka menjadi suami istri, sudah hampir sebulan karena tanpa terasa hari-hari terlewati begitu saja.
Tapi, mari kita jadikan ini hari pertama mereka benar-benar menjadi sepasang suami istri.
Lily mengatur alarm pada ponsel nya, berharap dia bisa bangun awal besok pagi.
Sungguh bukan kebiasaan Lily untuk bangun dibawah jam enam, tapi ia ingin memberikan kesan bagus untuk suaminya. Yuvaan memberikan kado yang luar biasa, walau dia sedikit menyebalkan karena mengabaikan keberadaan Lily padahal dia sudah sangat siap untuk dinikmati.
Hari pertama setelah menikah, seharusnya keadaan rumah masih tenang dan penuh kebahagiaan, tapi tidak dirumah Yuvaan.
Lebih tepatnya, rumah yang dibeli atas nama Lily hadiah dari suaminya.
Pagi itu langit nya sangat cerah, suara burung terdengar berkicau diatas pohon, tidak ada suara mesin pemotong rumput atau teriakan anak-anak bermain seperti di perkampungan padat penduduk karena memang rumah besar milik Lily terletak ditengah kota, tepatnya perumahan super mewah di Jakarta.
Keributan berasal dari dapur rumah, bibi Mery mencoba mematikan kompor yang menyala dengan api besar menghanguskan teflon beserta roti didalam nya. Bau gosong menyebar keseluruh ruangan, dan tentu saja hal ini membuat seisi rumah heboh. Apalagi ketika melihat wajah Lily yang menghitam dibeberapa bagian karena aksinya pagi ini, mencoba membuatkan sarapan untuk suami barunya tapi berakhir mengenaskan.
Rambutnya berantakan, keringat membasahi sebagian wajah dan kulit pipi nya memerah karena panas.
"Maaf ya bi, aku gosongin wajan nya".
"Ngga apa-apa kok mbak, tapi ini bukan wajan, ini teflon nama nya",
Lily menyesal mengikuti jalan pikiran nya yang tiba-tiba saja hendak memasak padahal seumur hidup dia bahkan tidak bisa membedakan jenis-jenis panci, baginya semua sama saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Short StoryShort story ! Kumpulan Cerpen yang mungkin bisa menghibur anda sekalian :) Namanya juga cerita pendek, ya jangan ngarep panjang :) Karena aku nulis nya pun asalan aja :-D