Pulang - Bertemu :
Menghabiskan dua minggu penuh dengan bersenang-senang membuat suasana hati Lily membaik, gadis itu tampak semakin cantik karena bahagia.
Inner Beauty sangat mempengaruhi diri seseorang, kalau kita melihat orang begitu menarik dan hanya sekedar memandang nya saja sudah membuat kita tak bisa berpaling, sudah jelas kalau orang itu bahagia, hatinya tidak memiliki beban.
Lagi pula apa yang bisa Lily jadikan masalah dalam hidupnya untuk sekarang, tidak ada.
Ketika ia tiba dirumah setelah pulang kerumah dijemput supir masing-masing, berpisah dengan Vale dibandara, Lily sudah menyiapkan senyum secerah matahari pagi untuk kedua orangtua nya.
Bahkan bunyi highheels yang menapaki lantai menggema ditengah rumah besarnya.
"Mami! Anak gadis pulang nih!" Jeritnya tanpa sungkan, namun sudah beberapa detik berlalu tak ada jawaban. Lily melepas kacamata yang terpasang diwajah, menatap sekeliling rumah tapi tak menunjukkan tanda keberadaan ibunya.
Lily menarik koper ke dekat tangga, mengernyit bingung. Rumah ini memang selalu sepi karena Lily anak tunggal, ibunya selalu dirumah tapi ada kalanya wanita itu menghabiskan waktu diluar, kalau ayah Lily tentu saja masih bekerja memantau perusahaan.
Merasa kalau rumah sangat sunyi, Lily berjalan ke arah dapur. Mungkin memang ibunya sedang keluar.
Ia mengambil minum dari lemari pendingin khusus, membuka tutup botol lalu meneguknya sampai habis.
"Apa kamu Lily, anak tante Daisy?" Suara berat yang menegur Lily itu terdengar sangat berat dan seksi, Lily pun tinggal dirumah ini sejak lahir dan belum pernah mengalami keanehan apapun.
Tapi sosok tinggi dibelakang nya itu tampak seperti sedikit menyeramkan, apalagi sorot matanya yang tajam. Lily mengerutkan dahinya tak suka kalau dirinya mulai merasa tak nyaman.
"Ya, oh! Waw.. Kamu siapa tampan? Kenapa bisa masuk rumah aku? Aku tahu kamu bukan maling, harga jam kamu bahkan lebih mahal dari perabotan dapurku. So, who are you?"
Kini Lily bisa melihat secara nyata sosok yang tengah memandanginya itu, tatapan yang kurang bersahabat tapi tidak merendahkan, jujur Lily sangat terkesima dengan ketampanan nya. Tinggi lelaki itu bahkan melebihi ayahnya, kemeja putih yang membalut badanya terlihat sangat sempit karena otot-otot nya tercetak jelas. Kancing teratas terbuka, rambut yang dipakaikan pomade itu benar-benar terlihat licin dan lalat pun akan tergelincir jika bermain disana.
Oh bitch, you like him. He look so hot and of course your ideal type too..
Lily berdeham menetralkan perasaan asing yang merayapi hatinya.
"Yuvaan", jawabnya singkat tanpa minat. Lily kembali dibuat bingung dengan sikap pria itu, apa yang membuat dia begitu dingin dan cuek sehingga Lily secantik ini seperti tak menarik sedikit pun dimata pria bernama Yuvaan entah siapalah.
"Yuvaan?"
"Hmm.."
"Hanya itu? Kamu ngga punya nama lengkap? Really! Aku beneran ngga kenal kamu, dan pertanyaan ku serius tentang bagaimana bisa kamu masuk kesini? Mami ngga dirumah, dan kamu tiba-tiba muncul. Are you stalker?"
Pria itu tidak terusik dengan tatapan curiga yang ditujukan Lily padanya, ia justru merasa aneh dengan penampilan gadis ini.
Rok levis yang bahkan tak sanggup menutupi separuh paha, croptop yang menampilkan sangat jelas perut ramping nya. Yuvaan reflek memalingkan wajah, mengutuk dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Short StoryShort story ! Kumpulan Cerpen yang mungkin bisa menghibur anda sekalian :) Namanya juga cerita pendek, ya jangan ngarep panjang :) Karena aku nulis nya pun asalan aja :-D