Red Couple (Epilog)

1.5K 69 12
                                        

Suara tawa menggema memenuhi ruangan luas yang terdapat jendela kaca besar ditengahnya, pemandangan menghadap ke jalanan kota. Dari atas sini semua objek dibawah sana nampak mungil, dua orang yang sedang duduk bersebelahan itu masih dalam keadaan berduka tapi mereka sudah tidak lagi sesedih kemarin.
Hari berlalu dengan cepat, dan kini hanya mereka berdua saja tengah menikmati dialog pagi yang rutin dijalani.

"Gue masih ngga nyangka ternyata lo beneran anak orang kaya, andai aja gue tau muka lo pas nangis waktu itu. Pasti enak banget jadiin aib seumur hidup." Wanita berbicara sambil diiringi tertawa karena geli mengingat kejadian yang menurutnya sangat konyol, ingatkan dia kalau Andrew ternyata lebih cinta mati kepada nya sampai tak membiarkan dokter memberitahu bahwa anak mereka lah yang tidak selamat. Bianca tengah mengandung ketika ia nekad meminum alkohol dan berakhir tragis dengan melukai tangan nya sendiri dikamar mandi rumah Pita, dia tidak menyangka kalau luka sayatan lamanya kembali terbuka. Padahal dia tidak berniat bunuh diri, dia hanya ingin tidur dan memimpikan Andrew dengan cara membuat garis ditangan nya tapi sayang nya keadaan tubuh Bianca dalam keadaan tidak sehat, maka terjadilah insiden kurang menyenangkan tersebut.

Andrew mengeratkan genggaman tangan mereka, berulang kali menciumi jemari mungil Bianca yang terasa dingin dalam genggaman nya. Kalau diingat memang terlalu bodoh Andrew karena beranggapan gadis itu telah meninggalkan nya.

Tidur nyenyak Bianca terusik karena tangisan Andrew, dan ketika dia membuka wajah berlumuran air mata milik pria itu tengah memandanginya terkejut. Baru disaat itulah Dokter menjelaskan kalau Bianca sedang hamil dan mereka terpaksa membersihkan rahim nya dengan cara dikuret, calon bayi itu sudah berumur lebih dari dua bulan dan bentuknya pun sudah terlihat sayangnya karena ulah Bianca mereka jadi kehilangan anak tak berdosa itu.

Bukan mereka tak menyesali namun semua memang kesalahan sendiri, dan merasa tidak pantas bila saling menyalahkan.

"Jangan begitu lagi, aku ngga akan bisa maafin diriku sendiri kalau kamu benar-benar pergi. Ngga ada orang waras yang mau tidur dengan cara melukai tangan nya sendiri, cuma kamu, Bi. Demi Tuhan, aku akan menyusul kamu kalo hari itu kamu tidak bangun."

Bianca kembali tertawa, dia tahu kalau Andrew sangat mencintai nya. Ngomong-ngomong soal surat dan masa lalu Andrew, mereka sudah membicarakan nya secara terbuka dan sekarang sudah tidak ada lagi masalah yang disembunyikan.

Saat Bianca bangun, Andrew segera menghubungi orang suruhan nya untuk menemukan gereja terdekat agar mereka bisa menikah hari itu juga. Andrew tidak mau melewatkan lagi hari tanpa bersama Bianca, dan dalam keadaan setengah sadar Bianca harus mengucapkan janji suci dihadapan pendeta juga mempertanggung jawabkan nya didepan Tuhan mereka.

Lalu disinilah mereka berdua, menghabiskan hari demi hari berdua tanpa siapapun lagi yang ingin mengganggu. Bianca hanya menurut ketika Andrew berkata mereka tak perlu menemui orangtua nya, namun mereka tetap mendatangi makam ibu Bianca dan berpamitan dengan keluarga besar Pita. Berterima kasih pada mereka karena telah menjaga dan merawat nya sepenuh hati, dilimpahi kasih sayang oleh orang-orang baik seperti mereka adalah suatu keberkahan dalam hidup Bianca.

Dan sekarang, dia tidak ingin apapun lagi selain hidup berdua dengan Andrew.

"Aku beneran ngga nyangka kita bakal tinggal di apartemen mewah kaya sekarang, aku pikir kita bakal tetap ngekos disana dan menikmati makan nasi warteg setiap hari karena lebih murah dan praktis. Aku masih ngerasa ini semua mimpi."

Mereka sudah mengesahkan pernikahan, dan Andrew memilih apartemen ini sebagai rumah mereka sampai tua. Bukan karena dia tak mampu membeli rumah besar nan megah, tapi kenangan tak menyenangkan yang diberikan oleh keluarganya membuat Andrew hanya akan tinggal ditempat kecil seperti ini tapi dipenuhi oleh cinta mereka.

Tidak peduli tinggal dimana saja, asalkan bersama Bianca dan anak-anak mereka kelak.

"Padahal prediksi aku, kamu bakal pingsan kalo tahu aku orang kaya. Ternyata kamu benar-benar pingsan dengan cara yang paling ngga ku duga. Don't you try to do it again, i'll never let you go, Bi. Kamu ngga akan bisa pergi kemana pun, kalau pun diantara kita harus ada yang pergi lebih dulu, aku akan minta Tuhan mencabut nyawaku duluan karena .

Mungkin aku ngga sanggup melewatkan sehari tanpa kamu."

"Terus aku gimana? Kamu pikir aku sanggup?"

Andrew memeluk Bianca dan melihat kedalam sepasang mata wanita yang telah sah menjadi istrinya itu.

"Kamu kuat, Bi. Kamu wanita terhebat yang pernah kutemui, kamu pasti akan sanggup melewati satu hari tanpaku. Mintalah kepada Tuhan dihari kedua aku meninggalkan mu, agar ia juga menjemputmu dan aku akan menunggu dipintu sana. Kita akan berjalan berdua lagi."

Mereka saling tersenyum, kisah ini tidak pernah istimewa karena didalam nya hanya ada dua orang penuh kesakitan yang mencoba hidup bersama.

Terlalu banyak rasa sakit yang mereka tanggung sampai enggan melibatkan orang lain dan hanya bergantung terhadap satu sama lain, Andrew mencium kening istrinya.

"Aku akan melakukan nya sendiri bila Tuhan tidak menjemputku dihari kedua kamu meninggalkanku, dia bahkan tidak bisa menghentikan cinta kita."

Semua orang memiliki kekurangan, dan yang mereka berdua miliki hanyalah perasaan masing-masing. Mereka tidak percaya campur tangan Tuhan dan hanya menganggap bahwa hubungan ini hanya berdasarkan keinginan mereka saja.

Mereka terlalu kecewa dan menutup mata sampai melupakan, padahal didalam gereja mereka mengucapkan janji pernikahan dan atas berkat Tuhan pernikahan mereka direstui.

Memang ada manusia seperti mereka berdua, namun kita tak akan pernah bisa melihat nya secara nyata karena cinta yang mereka tunjukkan menutupi rasa tidak percayaan itu.

Bianca dan Andrew akan selalu menjadi pasangan favoritku, dan aku senang menuliskan cerita mereka dalam waktu sesingkat-singkatnya. Tanpa perasaan dan mendalami, aku bangga pada diriku sendiri telah menciptakan dua karakter yang nyaris tidak ada didunia nyata ini.

Andrew terlalu kaya untuk Bianca yang melarat, tapi kesulitan Bianca terlalu dalam mengikat Andrew sehingga dari rasa ingin tahu dan simpati berubah menjadi cinta yang tak terbatas.

Kita semua pernah menyerah dan memikirkan semua kemungkinan, tapi aku yakin dari banyak nya kemungkinan yang kamu pikirkan akan selalu ada Tuhan didalam nya.

Kita tidak hidup dalam cerita dongeng, tapi kita menyala disetiap lembar kitab Tuhan yang sudah jelas kebenaran nya.

Entah kamu akan percaya atau justru menentangnya, Tuhan tidak akan pernah melepaskan pelukan nya dari mu.

Dia tidak terlihat, tapi kamu bisa merasakan kehadiran nya. Berbicara dan berceritalah seolah dia ada disamping mu, kamu hanya perlu kembali kepadanya jika sudah merasa dunia ini kejam.

Karena dunia memang bukan tempat untuk manusia menuntut keadilan, dunia tempatnya adam hawa dihukum jadi bila engkau berpikir manusia harus bahagia ketika dia lahir, tentu tidak sepenuhnya salah maupun benar, tapi akhirat itu benar adanya.










Hi guys!

Hope you like my story, don't forget to give me vote and comment on this part.

Kasih aku ide cerita yang mungkin bisa aku kembangkan menjadi part-part menyenangkan, kalau kalian punya ide bagus yang menarik untuk dijadikan long story, let me know.

Jangan berharap aku memberikan cerita yang sempurna karena aku hanya mengisi kekosongan waktu dengan menulis, rehat sejenak dari ngerawat dua toddler yang bikin heboh tiap hari.

Keep waiting for me, see you on next part ya

New new bab, coming soon!!

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang