Kencan Pertama 2 :
Yuvaan mengemudikan kendaraan dengan tenang, wajahnya tidak menampilkan ekspresi apapun selain datar, begitu juga dengan sorot matanya tampak dingin.
Lelaki ini memang diciptakan begini karena cocok dengan kepribadian nya yang tak tersentuh, kalau dia selengean mungkin Lily akan ilfeel.
Tapi bukan itu masalahnya disini, sejak Lily turun dari anak tangga rumahnya, pria itu tak melepaskan pandangan kearah Lily namun mulutnya tak mengucapkan sepatah kata pun yang mengandung pujian.
Paling tidak sekedar basa-basi.
Lily sudah berdandan sangat cantik, yang dia dapatkan hanya sorot tak terbaca. Kesal, dan ingin memaki tapi tak bisa ia lakukan.
Valerie tadi menertawainya, dan Lily tak terima diejek. Padahal ia sudah kelimpungan sepanjang pagi karena ajakan kencan ini, Lily menghela nafasnya penuh beban.
Ia menoleh sekilas ke arah Yuvaan yang masih hening tanpa pergerakan berarti, tahu kalau pria itu tak akan melakukan apa yang dia inginkan, Lily pun menyerah dan memilih menikmati pemandangan diluar.
Tak ada musik jedag-jedug seperti saat ia berkendara bersama Valerie, kendaraan ini lebih mirip st.diego hills dari pada mobil yang dihuni dua manusia bernyawa.
Belum apa-apa Lily sudah bosan setengah mati, berterima kasihlah kepada wajah tampan Yuvaan kalau tidak, dia pastikan kalau pria itu akan menerima makian, sumpah serapah hinaan dari mulut Lily.
"Ahh.."
"Kenapa?"
Lily tersentak karena pertanyaan Yuvaan, padahal dirinya hanya mencoba melonggarkan pernafasan yang sesak akibat terlalu sepi.
"Ngga apa-apa, bosan cuma diam doang. To be honest, Yuvaan, kamu ngajak aku keluar hari ini bukan karena disuruh mama kamu kan?"
Yuvaan melirik gadis disampingnya lalu menggeleng, tidak ada yang memintanya melakukan ini. Yuvaan sendiri yang berinisiatif mengajak Lily keluar, lagi pula besok mereka akan bertunangan.
Harusnya mereka beristirahat, tapi Yuvaan ingin menghabiskan waktu bersama calon istrinya sebelum resmi berubah status.
Paling tidak mereka punya momen berjalan berdua seperti pasangan pada umumnya, sedikit cerita manis sebelum serius menjalani hubungan.
"Terus?"
"Ya?"
"Yuvaan!"
"Ya, Lily?"
"Seriously?!"
"Serius tentang apa?"
Lily bergerak tidak nyaman, rasa ingin memukul kepala lelaki itu tiba-tiba saja muncul tanpa aba-aba.
"Penampilan aku, menurut kamu gimana?"
Lily menekan egonya menanyakan hal itu kepada Yuvaan, reaksinya tak terbaca membuat gadis itu mencela diri sendiri. Serius, Yuvaan benar-benar tak akan memujinya padahal jarang sekali Lily memakai pakaian tertutup sialan ini.
Harusnya dia mendapat penghargaan karena perubahan drastis ini, tapi Yuvaan tak memahami nya. Sial
"Kenapa sama penampilan kamu?"
"Astaga.."
Yuvaan membelokkan setir ke kiri, mereka berhenti didepan gedung tinggi yang kalau mencari atapnya tidak akan ketemu karena gedung ini sangat tinggi.
"Kamu ngga nyaman sama bajunya? Mau ganti baru? Kita bisa ke butik dulu kalo kamu mau ganti, mau?"
"No! Aku bukan ngga nyaman, aku nanya sama kamu gimana penampilan aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
NouvellesShort story ! Kumpulan Cerpen yang mungkin bisa menghibur anda sekalian :) Namanya juga cerita pendek, ya jangan ngarep panjang :) Karena aku nulis nya pun asalan aja :-D