Red Couple 5

594 37 5
                                    

Apa itu canggung? Canggung hanya untuk dua orang asing yang tak memiliki perasaan terhadap satu sama lain namun melakukan sesuatu yang melewati batas, Bianca membalas genggaman erat tangan Andrew yang membawanya menempel diatas dada. Mereka sudah tiba di kosan, namun memilih untuk tidur dikamar Bianca.

Andrew sudah membereskan kamar gadis itu, lebih gesit dan cepat dari biasanya. Disinilah mereka berdua dengan pakaian yang masih lengkap, tengah berbaring bersama menatap langit-langit kamar Bianca yang terdapat sawang debu.
Kedua nya menikmati, terlalu menikmati setiap detik kebersamaan mereka sampai tidak ada niat untuk memecahkan kesunyian. Waktu telah menunjukkan tengah malam, dan mata mereka masih belum mengantuk. Hanya ada suara deru nafas dari keduanya, debar jantung yang semakin keras dan keheningan tengah malam.

Bianca mengubah posisi tidurnya dengan menghadap kepada Andrew, dia tidak mengerti kenapa keadaan cepat sekali berubah padahal baru kemarin ia memantapkan diri untuk menjauhi lelaki itu bila ia telah kembali namun lihat sekarang, mereka justru tidur bersama dikamar sempit miliknya.

"I love you, Bi. Satu-satu nya yang bisa aku katakan ketika bersama kamu adalah, aku sangat mencintai kamu. Perasaan ini sungguh menyiksa dan membuatku sulit menerima keadaan kita sekarang, i want you to be mine."

Andrew mengubah cara bicaranya kepada Bianca, sebenarnya ini bukan yang pertama mereka tidak berbicara menggunakan lo-gue, hanya di keadaan tertentu mereka akan berbicara dengan penuh keakraban.

"Apa yang harus aku lakukan? Agar kita bisa seperti ini selamanya."

"Marry me, And. We'll be like this till the last day we breathe."

Bianca dan Andrew tidak percaya pada sebuah pernikahan yang bahagia, itulah mengapa saat ini mereka masih saling menampik perasaan ingin bersama setelah bertahun-tahun hidup berdampingan. Terlalu banyak rasa sakit dan trauma yang ditinggalkan oleh kedua orang tua mereka sampai membentuk karakter yang keras seperti keduanya, pernikahan orangtua mereka gagal dan akhirnya anak menjadi tak percaya tentang hubungan yang serius, dijalani seumur hidup tersebut.

"We know that impossible, Bi. Menikah bukan satu-satu nya cara agar kita tetap bersama, aku tidak mungkin menikah dengan mu disaat kita berdua bahkan tidak mempercayai hubungan seperti itu."

"Then? Kita bisa menikah secara agama, tinggal dan hidup bersama tanpa perlu mengkhawatirkan pandangan orang lain."

"Aku tidak peduli pandangan orang lain, aku hanya tidak bisa mengikatmu dalam hubungan yang akan menyakiti kita saja."

Bianca menarik tangan nya yang digenggam oleh lelaki itu, sekarang posisi nya kembali berubah. Mengikuti Andrew yang menatap langit kamar nya, mencoba memahami keinginan hatinya sendiri.

"Kita tidak bisa berpacaran seperti anak kemarin sore, tapi aku juga tidak ingin menikah kalau hanya untuk hidup bersama. Aku ingin hubungan kita lebih dari itu, kita bisa berbagi setiap hal yang kita alami, bukan cuma bersenang-senang bersama tapi penderitaan mu juga."

"Kita harus membagi setiap hal kecil dalam hidup ini, agar terikat selamanya. Sedangkan aku tahu, kalau kamu tidak akan pernah membagi apapun kepadaku." Andrew berkata demikian karena memang Bianca seperti itu, dia memang tak menutupi perasaan nya kepada Andrew hanya saja gadis itu terlalu banyak menelan rasa sakitnya sendirian.

Membayangkan betapa takutnya Andrew kala membuka pintu kamar Bianca saat itu, menemukan tubuhnya tergeletak dilantai dengan pergelangan tangan yang robek akibat disayat menggunakan carter membuat jantung Andrew seperti diremas-remas kuat.

"Aku hanya ingin hidup seperti ini, bersama mu, Bianca. Aku tidak memiliki tujuan hidup yang jelas sampai bertemu dengan mu, aku menginginkan mu dalam hidup ku. Mencintai dan dicintai oleh kamu, sampai kematian datang. Tapi kita berdua tahu, bahwa kita terlalu melarat untuk saling mencintai."

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang