Party after Married :
Lily bersiap untuk pergi setelah membereskan semua pakaian yang tadi ia keluarkan dari lemari, meminta bantuan dari pembantu rumah nya, wanita itu menghela nafas lega. Padahal dia tak banyak membantu tapi bagi Lily ini cukup melelahkan, apalagi pakaian tidak sedikit.
Ini belum setengah dari yang dikirimkan oleh ibu nya, Daisy memang tak menginginkan Lily pulang kerumah orangtua nya lagi sehingga semua pakaian wanita cantik itu dikirim melalui jasa cargo padahal mereka masih tinggal di Kota yang sama, beda perumahan saja.
Usai berdandan, Lily mencari letak ponselnya. Dia hampir lupa mengabari sang suami karena terlalu sibuk berbenah, biar kata Lily seperti ini, wanita itu tahu akan aturan dalam berumah tangga.
Jam sudah menunjukkan angka sembilan malam, Yuvaan tak akan pulang dibawah pukul duabelas jadi dia harus berpamitan terlebih dulu.
Dering ketiga, telpon nya bersambut.
"Yuvaan?"
"Iya, Lily?"
"Aku mau keluar sama Vale malam ini, boleh ngga?"
"Brian akan ikut kamu".
"Apa? Kenapa Brian harus ikut?"
"Kalo dia ngga ikut, kamu juga ngga bisa pergi".
"Please lah! Brian ngapain ikut? Ini party untuk perempuan aja, mau ngapain Brian ngikut kumpul sama temen aku, Yuvaan".
"Ikut atau ngga usah pergi, terserah kamu".
"Yuvaan!"
Lily menarik nafas sebelum memikirkan cara yang tepat untuk membujuk suaminya tapi tidak ada, tinggal serumah dengan pria itu membuat Lily mengenalnya dengan baik. Yuvaan tak akan mengubah keputusan nya dengan mudah tapi Lily juga bukan orang yang gampang menerima.
"Baiklah, Brian ikut. Kamu pulang jam berapa?"
"Belum tahu, kenapa memang nya?"
"Kamu selalu pulang terlambat, kita jarang ketemu. We're married, Yuvaan. But this situation like we're not in relationship".
"I know, tapi setidaknya kamu bebas melakukan apapun selama saya tidak berada disamping kamu".
"Hmm.."
Yuvaan yang tengah duduk bersama beberapa orang dalam ruang kerjanya meminta waktu undur diri demi meladeni istrinya.
Pria itu berjalan menjauh, berdiri di dekat jendela kaca yang menampilkan pemandangan indah kota Jakarta malam hari.
"Lily?"
"Ya?"
"Saya mengerti kenapa kamu berkata seperti itu, tapi sebelum menikah saya punya tanggung jawab yang besar. Saya tidak bisa mengabaikan nya begitu saja, dan kamu.. adalah istri saya, orang yang hidup bersama saya, kamu memiliki waktu bersama saya seumur hidup, kamu memiliki apapun dalam diri saya. Saya harap kamu mengerti bahwa saya melakukan semua pekerjaan ini karena tanggung jawab kepada mereka yang menggantungkan hidup di Perusahaan kita".
Yuvaan memang sudah mengambil alih perusahaan milik ayah seutuhnya, maka dari itu pekerjaan dia lebih banyak dari orang lain.
Di lain kisah, bos akan berlaku seenaknya terhadap pekerjaan mereka. Demi memenuhi perasaan cinta untuk keluarga, suami akan mengabaikan semua orang tapi ada kala nya pria dituntut bertanggung jawab atas semua itu.
Selama Lily memahami situasi Yuvaan, maka semua masalah akan terselesaikan.
Lily mengerti, dia mencoba memahami perasaan suaminya.
Lily hanya merasa mereka lebih banyak melakukan kegiatan masing-masing dibandingkan menghabiskan waktu bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Cerita PendekShort story ! Kumpulan Cerpen yang mungkin bisa menghibur anda sekalian :) Namanya juga cerita pendek, ya jangan ngarep panjang :) Karena aku nulis nya pun asalan aja :-D