Nafas Sana terengah karena tarikan pria itu pada lengan nya tak kunjung lepas, apalagi langkah lebarnya yang sulit untuk ia imbangi. Gadis itu tidak bersuara sampai mereka tiba di depan mobil milik lelaki itu, tanpa berkata sepatah kata pun Ben mendorong tubuh perempuan yang membuatnya uring-uringan tersebut masuk. Amarahnya belum reda tapi Ben berusaha untuk tidak meluapkan emosinya pada Sana, karena tidak akan menyelesaikan apapun diantara mereka.
Setelah mereka berdua duduk di dalam mobil Ben dalam keadaan sunyi, pria itu mengemudi ugal-ugalan entah mau kemana. Sana tidak kunjung membuka suaranya karena ia pun bingung harus menyapa, atau bertanya, mungkin memarahi Ben lebih menarik karena dia memukuli Devan sampai babak belur. Sayangnya pilihan ketiga itu ia telan sampai ke perut karena Ben mungkin tidak akan menahan kemarahan nya lagi kalau sampai Sana membela pria lain disaat Ben ada didepan matanya.
Mereka tiba di danau terbuka yang jarang dilewati kendaraan, terletak dipinggir jalan namun sedikit orang tertarik untuk berlabuh. Karena menurut cerita urban, disini banyak sekali ditemukan mayat. Tapi Ben tidak peduli pada cerita menyeramkan tersebut karena sekarang dia lebih mengerikan dari pada setan.
Sana turun dari mobil karena Ben meninggalkan nya sendirian, masih bertahan enggan memulai obrolan. Ia jengah dalam keheningan namun bingung harus mengatakan apa, tidak mungkin dia pura-pura bodoh tak menyadari kalau memang Ben lah yang diceritakan oleh nyonya Rosie.
"Apa kau senang mempermainkan ku seperti ini?" Akhirnya, Ben menyuarakan apa yang sedari tadi mengganggu pikiran nya. Sana berdiri tak jauh dari lelaki itu, memeluk tubuh yang mulai kedinginan. Angin terlalu kencang malam ini, ia tak memakai mantel atau pun pakaian panjang menutupi tubuh seksinya. Ben menyadari hal itu, hanya saja dia belum bisa melakukan apa yang hatinya perintahkan demi mengurangi kedinginan Sana.
"Aku tidak sedang bermain dengan mu, Ben. Kamu yang datang lalu menghajar si brengsek Devan, ada apa dengan mu sebenarnya?!" Jawab Sana dengan setengah berteriak, ia bukan marah karena pertanyaan Ben tapi karena udara yang semakin mencekam membuat tubuhnya membeku.
Ben berbalik menatap kearahnya, gerakan yang cukup cepat sampai Sana tak sadar mundur beberapa langkah takut kalau pria itu akan melakukan sesuatu yang bisa menyakitinya. Mata mereka beradu pandang, Sana merindukan tatapan memuja lelaki ini tapi sekarang hanya ada kesal dan marah.
Sana tidak melakukan apapun bersama Devan, pria gemulai itu hanya suka menggodanya. Kalau Ben mengenal Sana, dia juga tidak akan semarah ini.
"Ada apa denganku? Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, Sana! Apa kamu selalu senang membuatku hilang kendali seperti ini? Apa menyenangkan bagi mu membuatku melakukan hal-hal diluar nalar seperti yang selama ini kulakukan? Jawab aku, sialan!"
"Brengsek! Apa yang kau bicarakan, Ben?! Aku tidak pernah main-main dengan kemarahan seseorang, kalau kamu merasa telah lepas kendali karena aku, harusnya kamu bertanya pada diri sendiri. Bukan menyalahkan apalagi menuduhku, bajingan!" Kali ini jeritan Sana cukup keras, mengingat mereka berada ditempat gelap yang sepi membuat bulu kuduknya merinding. Bayangan bagaimana sikap Ben selama ini membuat Sana berpikir, apakah pria ini akan membunuhnya karena sudah bosan dengan tingkah lakunya?
Tidak tidak, Ben tak mungkin menyakitinya. Pria ini mencintainya, Sana ketakutan untuk alasan yang tidak jelas kebenaran nya.
Ben melihat pancaran takut dari mata Sana, ia pun menurunkan pandangan nya yang masih diliputi emosi.
Mereka berdua tidak bisa berpikir dengan tenang, melihat hal-hal baik disaat perasaan sedang kalut. Ben tahu ini adalah kegilaan yang selalu saja ia lakukan jika itu tentang Sana, maka ia pun menarik lengan gadis itu untuk sekian kali kemudian mencium bibirnya. Sangat panas, liar dan menuntut agar dipuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Short StoryShort story ! Kumpulan Cerpen yang mungkin bisa menghibur anda sekalian :) Namanya juga cerita pendek, ya jangan ngarep panjang :) Karena aku nulis nya pun asalan aja :-D