first love (Arsina) End

212 13 4
                                    

Aku suka makan somay dan minum es teh manis, dua hal itu adalah jajanan favoritku. Makan somay bisa mengembalikan suasana hatiku yang tadi kesal atau sedih, jadi lebih tenang dan damai. Aku tidak tahu kenapa somay terasa begitu lezat di lidahku, padahal banyak makanan lain yang terlihat enak tapi tetap saja aku lebih menyukai somay.

Begitu juga es teh manis, aku tak punya alasan tertentu kenapa bisa secinta itu. Setiap hal yang ku sukai terjadi begitu saja tanpa ku ketahui alasan nya, dan aku juga tak pernah bertanya pada diri sendiri kenapa menyukai nya.

Tapi sekarang aku punya alasan untuk semakin menyukai Somay dan Es teh, alasan itu sekarang sedang duduk di sebelahku. Dia menatap lurus kedepan mengabaikan aku yang terlena memandangi nya, dia sama sekali tidak terpengaruh akan hal tersebut. Kami duduk di taman pinggiran kota, sepanjang jalan jendral sudirman telah menjadi saksi kami berkeliling kota di waktu tertentu. Kini aku menikmati pemandangan yang tak tahu sejak kapan menjadi yang paling indah di mataku.

Ardika Sandjaya.

Aku tidak tahu kalau minum es di tengah terik nya matahari yang membakar kulit kita, akan terasa sangat manis seperti sekarang. Aku tidak tahu kalau udara yang dipenuhi polusi akibat kendaraan menjadi begitu menenangkan untuk dihirup ketika bersama mu, aku juga baru tahu kalau ternyata rasa manis dalam es teh ku jadi berlipat ketika aku meminum nya tanpa mengalihkan pandangan mata ini untuk terus melihat mu disamping ku.

Aku melewatkan setahun dengan kesepian yang bodoh, aku melewatkan kesempatan kita saling menemani dan tertawa bersama.

Aku tak mau berhenti melihat mu, tapi terus memandangi wajah mu akan membuat jantungku meledak karena debar nya semakin kencang.

Aku merasakan tangan kami saling bertaut, ini sudah pernah terjadi tapi saat itu aku belum menerima Jaya sepenuh nya. Berbeda dengan sekarang ketika aku telah membuka lebar pintu kedekatan kami, rasanya menakjubkan untuk dinikmati.

Jaya membalas tatapan ku, dia tersenyum. Senyum yang ku simpan baik-baik untuk di ingat sampai kapan pun, entah kami bersama atau tidak, yang ku lakukan hanya memberikan tempat sendiri bagi nya.

"Ternyata begini rasanya pacaran sama orang yang kita suka."

"Tapi kita nggak pacaran, lo lupa?"

Jaya mengeratkan genggaman nya, aku tersenyum bangga melihat sorot mata yang kini penuh dengan kebahagiaan. Rasa yang selalu ku tolak itu sudah tumbuh dengan baik di dalam hatiku, sehingga apapun yang kulihat pada diri Jaya terasa begitu menyenangkan.

"Tetap aja orang itu elo, gue bahagia na. Gue beneran bahagia bisa sedekat ini sama lo, jangan pernah lupain hari ini ya na."

"Lo harus selalu ingat sekecil apapun tentang gue, karena dilupain itu rasanya sakit banget."

Aku tidak mungkin melupakan kehadiran Jaya seumur hidup ku, dia adalah orang pertama dan cinta pertama yang mengajarkan ku rasanya dicintai, sekaligus kehilangan yang teramat menyakitkan.

Aku baru memahami maksud perkataan nya ketika ia pergi secara tiba-tiba, dan aku tak bisa menerima kenyataan kalau Jaya pergi tanpa berpamitan pada ku. Setelah semua keindahan yang dia berikan kepada ku, dia meninggalkan ku berjuang sendirian melawan rasa kehilangan itu.

2024

Arsina Pov

Sebagian orang memilih untuk melanjutkan hidup bukan karena mereka mampu, tapi dipaksa oleh takdir yang tak mau mereka mati saat itu.

Mereka yang sudah pernah mencintai pasti akan mengerti kenapa aku bisa melangkah jauh dari kehidupan yang dulu, kehilangan mengajarkan aku agar tetap berjalan meski tanpa arah.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang