Cold Husband vs Naughty Wife 12

80 12 6
                                    

Lamaran :

Kalau kalian pecinta film romansa, tentu pernah atau paling tidak sekali seumur hidup kalian harus menonton film Dakota Jhonson dan Jamie Dornan, karena kisah mereka berdua difilm tersebut benar-benar impian semua gadis kecuali bagian adegan seks yang vulgar dan sedikit kasar.

Semua perlakuan Grey pada Anastasia akan membuat kaum hawa berimajinasi bahwa mereka pemeran utama nya, siapa yang tidak ingin dipertemukan dengan lelaki yang begitu terobsesi padamu, mencintai bahkan meratukan dirimu diatas segalanya.

Grey adalah tokoh favorit Lily selama dia menjelajah dunia romansa, berbentuk film. Tahta tertinggi dari semua karatkter fiksi yang pernah Lily jumpai, meski pun dia sangat suka berkhayal tapi Lily selalu sadar kalau orang seperti Grey itu tak pernah ada didunia nyata.

Karena jika ia memang nyata, maka Lily yakin pasti banyak sekali gadis yang mengejarnya.

Belum lagi membayangkan betapa kaya nya Grey, tempat Anna bekerja saja bisa ia beli dengan mudah.

Memikirkan betapa sempurna nya sosok Grey, pria itu rela berubah menjadi lebih baik agar bisa bersama Anastasia, banyak gadis yang bertekuk lutut dibawahnya tapi ketika ia bersama Anna maka Grey merendahkan diri dibawah kuasa nya.

Lily tak akan menemukan pria seperti itu, bukan maksudnya pria harus tunduk kepada Lily, Lily sangat menghormati pasangan mau pun teman, sahabat bahkan keluarga nya sangat menekan tentang bagaimana cara menghargai sesama makhluk hidup.

Tapi untuk pasangan yang akan bersama kita seumur hidup, tentu Lily punya tipe ideal sendiri.

Lamunan panjang Lily buyar ketika Yuvaan menelusupkan jemarinya disela-sela tangan mungil Lily.

Gadis itu menoleh kearah Yuvaan, dari samping penampakan wajah Yuvaan benar-benar sempurna.
Hidung mancung, bulu mata lebat nan lentik itu menjadi pesona sendiri.

Calon ayah mertua Lily asli orang India, jadi tak heran kalau fisik lelaki disebelahnya sangat bagus. Tinggi badan, bentuk tubuh, semua yang ada pada diri Yuvaan membuat Lily menyadari betapa cantik dan tampan nya kelak jika ia memiliki anak dari pernikahan mereka.

Lily tak bisa merendah soal fisik karena dia memang sesempurna itu, dan bersanding bersama Yuvaan tentu akan melahirkan keturunan luar biasa.

Lily berharap tak hanya wajah, namun perilaku anak-anaknya nanti juga harus baik. Tentu jangan sampai meniru kebiasaan buruk Lily, oh tidak!

Kenapa dia sudah memikirkan anak, mereka bahkan belum bertunangan tapi pikiran Lily sudah jauh berkelana.

"Kamu ngga keberatan nunggu setengah jam lagi? Saya masih ada pekerjaan, setelah itu kita pergi".

Lily menatap wajah pria yang sejak tadi mengawasinya dari balik meja kerja itu dengan malas, dia sudah duduk diam disini selama satu jam.

Apa yang kamu harapkan, Lily!

Yuvaan benar-benar!

"Lakuin apapun, aku mau tidur. Kalo tahu bakal diajak kerja, mending tadi siang aja berangkat nya".

"Ngga bisa siang, kita ngga punya banyak waktu".

"Terus sekarang apa bedanya? Aku juga cuma nungguin kamu kerja".

"Tentu saja berbeda, saya harus ditemani agar pekerjaan nya cepat selesai. Kalau tidak, saya akan lupa waktu".

"Terserah kamu aja!"

Yuvaan membenarkan letak kacamata yang membingkai wajahnya, Lily baru sadar kalau lelaki itu memakainya.

Terlalu asik melamun sampai tak tahu apa saja yang dia lewatkan dalam kesunyian.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang