Reuni 2:
Rumah besar milik keluarga Lily telah disulap menjadi sedemikian rupa demi memuaskan harga diri seorang wanita, ibu, sekaligus teman dan rekan kerja, yaitu Daisy White.
Orang-orang telah berkumpul diruang tengah, semuanya datang mengenakan dresscode sesuai tradisi yang dilakukan setiap tahun.
Meski yang menghadiri bukan lagi anak-anak muda, tetap saja gaya berpakaian yang khas menunjukkan betapa tinggi nya derajat sosial mereka dari orang lain.
Setiap Lily melihat satu persatu teman ibunya yang datang bersalaman dengan nya, Lily akan selalu menghitung berapa harga dari setiap perintilan pakaian mereka.
Dari mulai jam tangan, tas, gaun bahkan sepatu, serta aksesoris yang mereka kenakan. Hasil nya sangat waw dan Lily takjub karena tak ada satu pun dari mereka yang kelihatan aneh, semua sama. Bahkan gaya mereka bicara dan tertawa pun akan membuat orang-orang bisa menebak dengan mudah kalau semua orang yang hadir disini adalah orang kaya dengan harta triliunan.
"Lo dimana? Acara nya udah mulai, gila. Lo akan teriak kalo lihat temen nyokap gue makek Chanel limited edition yang lo mau itu", bisik Lily dengan suara pelan berbicara melalui telepon.
Disini cukup ramai apalagi ada musik klasik yang sengaja diputar, tipe pesta yang sangat membosankan karena dipenuhi orangtua. Ada beberapa anak-anak teman ibunya yang ikut tapi Lily tak tertarik untuk berbicara dengan mereka, selain angkuh tatapan mereka juga sangat membuat tidak nyaman. Dan Lily tidak suka saat dirinya merasakan hal itu.
"Oke oke, gue tungguin didepan pintu ini. Awas lo sepuluh menit ngga sampe, gue kunci pagernya".
Gadis itu tertawa mendengar umpatan dari mulut sahabatnya, Valerie Christie.
Setelah menutup sambungan telpon, Lily memeriksa pesan dan membuka akun sosial medianya. Ia memasukkan update terbaru yang menunjukkan kalau dirinya tengah berada ditengah pesta, tak butuh waktu lama postingan tersebut mendapatkan banyak respon, notifikasi di ponselnya langsung ramai yang membuat gadis itu merasa bangga.
Satu hal lain yang Lily sukai setelah berpesta adalah membuat orang lain mengakui bahwa dirinya memang layak dikagumi.
Selain kecantikan nya, Lily juga memiliki kecerdasan yang tak boleh diragukan, meski terkadang hal itu tak berguna dibeberapa keadaan.
"Lily, sayang. Sini nak!" Daisy muncul dari dalam rumah bersama seorang wanita yang sama cantik dengan nya, ia tak berhenti mengulas senyum yang entah mengapa membuat Lily ikut membalasnya.
"Kenapa mi?" Tanya Lily mendekat kepada ibunya.
"Ini loh mbak, anakku. Lily Rushea White, kalo jadi beneran tinggal ganti nama belakang aja", kata Daisy tanpa basa-basi yang membuat Lily mengernyit kurang suka namun sebisa mungkin ia tak menunjukkan nya.
"Iya, cantik banget. Mirip banget sama papi nya ya".
"Heem, mirip banget sama papinya. Sama saya cuma numpang hidup doang dia, tapi bagus deh mbak. Memperbaiki keturunan".
Perempuan bernama Renjana Khan itu tertawa karena kalimat yang dikatakan oleh teman nya itu terdengar sangat lucu, apalagi raut malu-malu Lily yang membuatnya gemas.
Lily tidak mengerti apa maksud ibunya berkata demikian, yang jelas ia tangkap dari perkenalan tak langsung ini ada maksud tersembunyi yang akan menjerat Lily.
Daisy pun meninggalkan putrinya, mengajak Renjana kembali mengobrol dengan yang lain.
Tak lama kepergian mereka, Valerie tiba dengan dress merah menyala.
"Si lont -kenapa lo pakai merah? Kan gue bilang dresscode nya putih hitam!"
Valeria yang masih belum bisa menjawab Lily mengangkat tangan melarang gadis itu meneruskan cercaan nya.
"Gue ngga tahu, pokoknya hadir aja nemenin lo!"
"Si tolol, aduh terserah deh. Pusing gue lihat dress lo menyala banget, kaya cabe!"
Valerie merapikan rambut sebahunya yang menutupi mata, tersenyum menantang kearah Lily.
"Jadi, yang mana harus gue ajak ke ranjang malem nanti?"
"Bego banget Valerie, Tuhan".
"Lo bilang tadi banyak yang bisa gue ajak ONS, mana orang nya?"
Lily memijit kepalanya, pusing dan ingin sekali menjambak rambut pendek Valerie.
Dia tidak berkata dipesta ibunya tentang banyak lelaki yang bisa Valerie ajak tidur, tapi di Maldives nanti.
Gadis ini benar-benar ngga nyambung!
Kenapa Lily betah sekali berteman dengan nya.
"Lo mending balik deh, Vale. Serius, gue tiba-tiba pengen jadi hulk lihat lo begini. Balik deh, balik sana!"
"Apaan sih, ya udah gue cari mangsa sendiri. Minggir lo!"
Valerie sengaja mendorong bahu Lily agar menyingkir dari pintu masuk, ia sudah memasang ekspresi paling menggoda ketika melangkah masuk.
Namun baru dua langkah, ia dibuat syok berat karena yang hadir disana hanya ibu-ibu dan bapak-bapak dengan setelan mewah mereka sedang menatap aneh kearahnya.
Lily yang melihat nya cuma bisa menahan tawa.
"Kan gue udah bilang, bandel sih".
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY
Short StoryShort story ! Kumpulan Cerpen yang mungkin bisa menghibur anda sekalian :) Namanya juga cerita pendek, ya jangan ngarep panjang :) Karena aku nulis nya pun asalan aja :-D