DM 04 || RASA YANG SAMA

5.5K 825 112
                                    

Hay jumpa lagi😛
Mohon koreksinya yaw😃
Jan lupa voment😆

Happy reading❤
________

Bagaimana jika kami tak sama? Tentang tanganku yang mengepal dihadapan salib, dan dia yang menengadahkan telapak tangannya diatas sajadah.

Varasya Xiallena.

Dia adalah bayangan semu yang sulit ditampik dari fikiranku.

Marvael A Grispara.

🍈🍈🍈

Marva membelalak kaget melihat gadis berpakaian serba hitam itu terjatuh dilantai, begitu pula dengan Misya yang tak bisa menyembunyikan rasa terkejut bercampur khawatir.

Jangan-jangan Vasya kambuh. Batinnya.

"Sya, lo kenapa hey?" Misya berjongkok sambil menepuk pelan bahu Vasya.

Marva sedikit mencuramkan alis, mengapa Misya menyebut gadis yang pingsan itu dengan sebutan nama belakang yang sama dengannya.

Gadis bermanik bulat itu semakin melebarkan mata kala ia keceplosan, Misya melirik Marva yang sedang menatapnya aneh.

"Emm, dia sepupu aku namanya Vasya. Tolongin dia ya, Kak?" pinta Misya memelas.

Marva menghela napas, lalu dengan hati-hati ia mengangkat tubuh tak berdaya Vasya dalam gendongannya. Lagi-lagi dentuman keras itu meletup dibalik dada Marva, entah apa sebabnya, Marva juga bingung.

"Misya! Kenapa dia?" Levi datang dengan permen gagang ditangannya, Najib juga ada bersamanya.

"Kambuh." bisik Misya pelan.

Pupil mata Levi seketika membesar, "bawa ke mobil aku aja, Kak! Biar aku sama Misya yang bawa dia ke Rumah sakit."

Marva mengangguk, ia berlari menyusuri koridor yang sepi karena manusia kelaparan sedang berada di kantin semua.

Untung saja tidak ada guru yang berkeliaran di koridor, jika ada pasti mereka akan bertanya siapakah gerangan orang luar yang memasuki SMK Bangun Jaya ini, berada digendongan Marva pula.

Najib hanya melongo di tempat, ingin menyusul tapi dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Jadi lebih baik ia masuk ke dalam kelas sambil menikmati susu kotak yang ia beli di kantin tadi.

Setelah meletakkan gadis digendongannya ke dalam mobil Levi dengan hati-hati, Misya dan Levi ikut masuk dengan Levi yang duduk dibalik kemudi.

Mobil melesat meninggalkan Marva yang masih berdiri di parkiran, tentu saja Satpam membukakan pintu setelah Marva meyakinkan bahwa ada nyawa yang harus diselamatkan, juga memberi lima lembar uang ratusan pada beliau.

Iris biru keabuan Marva bersinar dibawah matahari, ia melihat kedua tangan bekas menggendong gadis yang dimaksud sepupu Misya tadi. Secuil Marva menaruh harap agar gadis itu baik-baik saja, Marva sempat melihat matanya yang setengah terpejam tadi, membuatnya mengingat seseorang di masa lalunya.

"Aneh banget, dateng kesini pake masker sama topi. Tadi mau gue buka gak boleh sama Misya." gumam Marva yang kemudian membuang napas lelah, ia berbalik menuju UKS untuk menemui Teresa.

Different Marvasya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang