DM 01 || TUKANG SATE

10.5K 1.1K 172
                                    

Vote dulu sebelum baca ya❤

Aku hanya ingin sembuh, agar bisa mencari si dia yang sempat hilang dari genggaman.

Marvael Arludra Grispara.
_________

Kota Bogor diserang lagi oleh shower besar yang turun dari langit, jadi tak heran jika kota ini sering disebut sebagai kota hujan. Jam enam pagi ini hanya awan berkabutlah yang menggumpal diatas sana, sang surya nampaknya masih enggan menampakkan diri.

Seorang laki-laki yang duduk di teras dengan kedua tangan menggenggam secangkir teh hijau itu menatap serbuan air yang membasahi tanah, meneguk kembali teh hijau kesukaannya dengan kelopak mata yang tertutup sambil menikmati aroma petricor yang menguar.

"Marva?"

Kepalanya mendongak ketika telinganya menangkap suara bariton itu, nampak laki-laki berusia tiga puluhan berdiri tegap menenteng tas kerjanya.

"Marva lagi minum teh, jangan ganggu!" ketusnya.

Laki-laki itu membuang nafas kasar, berjalan ke hadapan Marva dan menenggakkan gelasnya agar teh itu cepat ditelan oleh Marva.

"Lo ini, bukannya masuk mobil malah leyeh-leyeh disini! Lihat udah jam enam, ini di Bogor Marva bukan Jakarta, kalo lo telat sekolah gimana?" celotehnya panjang lebar.

Marva mendengus, menatap sengit laki-laki yang lebih tua darinya itu. Meletakkan cangkirnya diatas meja dan mengelap ujung bibirnya dengan tissue yang tersedia.

Marva melangkah menuju mobil mendahului Arga.

"Waktu yang ditempuh Bogor-Jakarta itu cuma 52 menit kali Pah, coba aja kalo Marva yang bawa mobil, 40 menit aja nyampe," ujarnya kemudian masuk ke dalam mobil.

Arga membulatkan mulutnya, Marva ini selalu saja membuatnya geram.

Sepanjang perjalanan, Marva hanya menatap keluar jendela yang dipenuhi embun dan kabut, pemandangan hujan diluar lebih menyenangkan daripada mendengar ocehan Arga.

"Marva, lo denger gue nggak sih?" tegur Arga membuat Marva berdecak.

"Denger Pah ya ampun, bawel banget kayak perawan," cibirnya dengan memelankan suara diakhir kalimat.

Keadaan didalam mobil kembali hening, hanya terdengar jatuhan air hujan dari atas mobil.

"Minggu depan kita nggak perlu lagi berobat ke Bogor, gue udah suruh Karys buat pindah ke RS Jakarta," celetuk Arga memecah keheningan.

Marva menoleh, menatap Arga tidak suka.

"Marva mau berobat di Bogor Pah! Udah untung Marva mau berobat, kenapa mesti pindah ke Jakarta?"

"Keputusan sudah bulat, memangnya lo nggak capek, bolak-balik Jakarta-Bogor?" tanya Arga dengan pandangan lurus ke jalanan.

Nggak akan capek, selama gue belum ketemu sama dia. Batin Marva.

Arga yang duduk diampingnya ini tepatnya yang sedang mengendarai mobil adalah Om nya. Arga adalah kakak dari Bunda Marva tapi, sejak kecil Marva sudah memanggilnya dengan sebutan Papa. Ayah kandung Marva telah meninggal tepat dihari kelahiran Marva.

Different Marvasya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang