DM 17 || ASING

4.5K 825 253
                                    

Aku paling tidak suka dibohongi apalagi dipermainkan. Marah bisa saja mereda, tapi jika aku sudah kecewa, butuh waktu lama untuk berbaur lagi.

Marvael Arludra Grispara.
~~~~

"K-kok ada dua?"

Misya dan Vasya kontan berdiri bak patung dengan raut wajah paniknya, bodohnya Misya malah menutup wajahnya sendiri menggunakan telapak tangan berharap cowok itu tidak mengetahui bahwa ada dua Xiallena disini.

"Emm, Kak Marva? Hihi." Vasya tersenyum lebar dengan memilin ujung bajunya.

"Kalian kembar?" Marva menunjuk Misya dan Vasya bergantian, raut wajahnya yang tenang malah membuat si kembar semakin ketakutan.

"B-bukan bukan! Kita cuma mirip iya hehe." kalimat bodoh terucap begitu saja melalui bibir mungil Vasya.

Laki-laki keturunan keluarga Grispara itu bersedekap dada dengan pandangan memicing, jari telunjuk Marva bergerak menurunkan telapak tangan Misya yang masih menutup wajahnya sendiri.

Marva mengusap dagu, menatap bergantian dua wanita cantik dihadapannya ini. Wajahnya sangat kembar sampai decakan kagum terdengar dari bibir Marva.

"Nama lo siapa?" Marva menunjuk Misya yang gemetar.

"A-aku Misya, i-ini Vasya, Kakak kembar aku." jawab Misya tergagap.

Marva memanggut paham, "jadi selamana ini kalian bohongin gue? Siapa diantara kalian yang jadi pengasuh gue?"

Keduanya saling melempar pandang, Misya menggerakan dagu agar Kakak kembarnya itu menjelaskan saja sejujur-jujurnya pada Marva, Misya trauma dengan kemarahan Marva.

"Gue yang kerja di keluarga Grispara, Kak. Kalo yang di sekolah itu Misya." jelas Vasya yang tak berani melihat Marva.

Lagi-lagi Marva mengangguk, ia baru menyadari ada sedikit perbedaan ketika dua gadis itu berdampingan seperti ini.
Jika Vasya memiliki tahi lalat kecil dipipi kiri, maka Misya sebaliknya.
Kulit Vasya terbilang lebih putih dari pada Misya, lebih tepatnya putih pucat.
Misya juga sedikit lebih tinggi dari Vasya.

"Kenapa kalian bohongin semua orang tentang ini semua? Bahkan lo tega bohongin Bunda, Sya." terselip kekecewaan dari nada bicara Marva.

"Maaf, Kak." ucap si kembar bersamaan.

"Lah? Misya kembar?" terdengar gumaman seseorang yang baru datang, Najib.

"Wah! Gue harus abadikan momen ini terus kasih lihat ke Mami Carla nih pasti dia seneng banget lihat bocah kembar, cantik cantik lagi." heboh Najib yang langsung mengambil potret si kembar beberapa kali.

Marva menghela napas melihat kelakuan Najib, tidak dalam suasana sedih, tegang, atau pun bahagia, cowok itu selalu terlihat fun dan sangat heboh seperti Mami dan Papi nya.

"Kak Marva?" Vasya mencoba menggapai tangan Marva, namun dengan cepat cowok itu menebasnya secara kasar.

Menudingkan jari telunjuknya, Marva berucap, "cukup ya! Gue gak butuh pengasuh lagi."

Vasya menggelengkan kepalanya brutal, ia tak mau berpisah dengan Marva, jika ia dipecat dari pekerjaannya maka akan sulit baginya berinteraksi dengan Marva.

Different Marvasya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang