DM 29 || DIBUANG

3.8K 823 641
                                    

Tidak semua yang mengukir senyum, mentalnya baik-baik saja.

Marvael A Grispara.


Dua gadis berwajah kembar yang sedang menikmati teh hangat bersama itu terlihat saling bertukar cerita diselingi senda gurauan, satu gadis yang kulitnya lebih pucat dari gadis yang lain itu sesekali menarik ingus.

"Lo tadi gak kehujanan kan, Sya? Kok pilek gini?" tanya Misya perhatian.

"Gak kok, kedinginan aja tadi." Vasya tersenyum tipis, tidak memberi tau bahwa ia kemarin bertemu Marva di halte.

"Bentar, gue bikinin susu hamil buat lo." Misya beranjak.

"Gak usah, Mi! Lo baru aja balik sekolah, capek kan? Ntar gue bikin sendiri." Vasya mencoba menahan, tapi Misya keras kepala dan langsung berlari ke dapur.

Brak!

Tubuh Vasya terlonjak kaget dan seketika tersedak oleh teh hangat akibat Bigis yang tiba-tiba masuk dengan membawa motor barunya yang beberapa hari lalu dibeli.

"Apa lo melototin gue?" sentak Bigis sarkas.
Vasya menggeleng takut-takut.

Bigis mendengus, ia berjalan angkuh menuju dapur dan bertepatan dengan itu Misya kembali beserta segelas susu ditangannya.

"Lo dimarahin lagi?"Misya buru-buru duduk di sebelah Vasya.

"Gak kok, Mi. Makasih ya?" Vasya mengambil alih gelasnya, tidak terlalu panas jadi ia tenggak saja untuk menghargai Misya.

"Susu hamil punya siapa ini?" Bigis datang dengan kotak susu hamil ditangannya.

Vasya dan Misya sontak berdiri, mereka saling melempar pandang, Vasya sendiri sudah gemetaran dengan wajah yang memerah.

"Pak itu punya tetangga, tadi nitip ke aku." jawab Misya cepat.

Tanpa curiga Bigis memanggut, hendak berbalik namun tatapannya jatuh pada gelas ditangan Vasya yang masih berisi setengah susu.

"Ini punya lo?" cecarnya dengan mata melotot.

Vasya meggeleng cemas, pegangannya pada gelas melemah mengakibatkan benda itu terjatuh dan pecah berkeping-keping di lantai.

"Lo hamil, hah?" teriak Bigis mengguncang bahu Vasya.

"Ng..nggak!" sahut Vasya cemas.

"Pak.."

"Diam Misya! Bapak lagi ngomong sama anak ini." Bigis menunjuk Misya geram membuat gadis itu bungkam seketika.

Pria itu mencengkram kuat rahang bawah Vasya, menggoyangkannya hingga Vasya memekik kesakitan. Bigis sengaja menyiksa Vasya terlebih dahulu agar cewek itu mengaku dirinya hamil atau tidak.

"Iya, iya aku hamil hiks..." Vasya menunduk sambil terisak.

Plak! Plak!

Tak segan-segan Bigis melayangkan dua tamparan sekaligus dikedua pipi Vasya. Bigis menjambak rambut Vasya hingga kepalanya mendongak ke atas, Vasya meringis kesakitan seolah kepalanya akan terlepas.

Different Marvasya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang