DM 62 || LAGI?

2.7K 592 221
                                    

Aku tau setelah pertemuan pasti ada perpisahan, tapi mengapa perpisahan ku tidak ada habisnya? Aku ingin bersama selamanya, tolong.

Marvael A. Grispara

•••

Kamu baca part ini pukul berapa hayo?

Seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda itu tampak berkacak pinggang dan memelototi laki-laki yang digendongannya terdapat dua bocah kembar.

"Najib, gue mau minta tolong," ucap Misya dengan nada rendah namun terselip kekesalan disana.

"Minta tolong apa, Michu?" tanya Najib sambil mengedipkan matanya berulang kali.

"Tolong diem!" ketus Misya dengan meletakkan jari telunjuknya didepan bibir, "cukup lo diem dan gak cerewet, itu udah membuat dunia gue lebih tentram dan indah."

Najib memutar bola mata malas kemudian buru-buru mengunci mulut sebelum tanduk Misya semakin panjang keluar.

Cewek itu kesal karena sedari tadi Najib terus bernyanyi 'Michu cantik, Michu cantik, si Michu memang cantik' menggunakan nada Tayo dengan suara yang cukup lantang membuat beberapa pengunjung super market memperhatikannya, bahkan ada yang diam-diam merekam kelakuan absurd putra dari Ikbal itu.

Belum lagi si kembar yang bersorak kegirangan setiap Najib bernyanyi. Mau ditinggal, tapi Misya butuh Najib untuk mengambilkan barang belanjaan yang ada di rak bagian atas.

"Dipta, kerjaan lo cuma makan, molor, nyusu, poop doang nih pasti, berat banget cuy." Najib mulai mengeluh dan meletakkan Pradipta di troli belanjaan yang ada pada Misya.

Misya berdecih, "Dipta sama barbel yang biasa lo angkat waktu nge-Gym lebih berat barbel lo kali, Jib. Bilang aja gak mau direpotin."

Perkataan Misya memang seratus persen benar, namun si Najib memilih pura-pura tidak mendengar dan malah berlagak kesakitan ditangan kiri bekas menggendong Dipta tadi.

Mereka kembali lanjut berbelanja sambil melihat catatan panjang yang Marva berikan ketika di rumah tadi, mereka berniat untuk berlibur.

Dua bulan setelah kematian Rabil, kondisi Naya sama persis seperti pasca kehilangan Gatra dulu. Jio dan Marva memiliki ide untuk mengajak keluarga berlibur agar Naya melupakan kesedihannya sejenak, mereka takut sang Bunda kembali dilanda depresi berat.

Sekalian bulan madu Jio dan Noni.

Lain dengan Teresa dan Karys yang sudah terbang ke Paris untuk melangsungkan bulan madu pernikahan mereka.

"Kekel," panggil Nadinta yang memelesetkan kata Uncle menjadi Kekel.

"Apa?" sahut Najib dengan pandangan tak lepas dari rambut panjang Misya yang bergoyang seirama dengan langkah gadis itu.

"Papia kalau makhah sekhem ya?"

Najib mengangkat sebelah alisnya, "emang Papia kamu pernah marah? Marahin kamu?"

Anggukan lucu dari Nadinta membuat Najib tidak habis pikir, yang ia tau Marva sangat menyayangi kedua anaknya, apalagi memarahi dua kucrit itu.

"Ah, masa sih?" Najib tak percaya, bisa saja si bibit unggul ini berdusta.

Different Marvasya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang