Halo kalian!😁
Udah berhasil gabung di gc WA khusus pembaca DM belom?Karena kemarin banyak yg gak nemu linknya, jadi sampe sekarang link nya belom aku hapus.
Aku kasih tau caranya ya:
1. Tap profilku
2. Pencet kolom percakapan yang ada dibawah bio.
3. Scrool ke bawah pelan-pelan, nanti ketemu linknya.Semoga berhasil☺
Aku tunggu di grup😀
•
•
•Sesuatu yang begitu istimewa sedang Marva rasakan hari ini, hubungannya dengan Vasya telah direstui, jantung Gavin baik-baik saja setelah mengetahui hal itu, anak-anaknya tumbuh sehat, dan dia sudah dibolehkan bekerja di Grispara Company.
Hanya ada satu hal yang masih mengganggu pikiran Marva, yaitu tentang kesehatan sang istri, apakah vonis dokter kemarin atas kematian Vasya benar-benar salah? Jika iya, Marva akan sangat bersyukur.
"Heh, gitar spanyol!" Marva menoyor kepala belakang Teresa melihat gadis itu sedang menggoyang-goyangkan bokongnya di tengah pintu kelas.
"Apa?!" judes Teresa hanya sekilas, selanjutnya dia kembali berjoget ria.
"Bahagia bener bocah." Marva memicing curiga. Dia membenarkan letak tasnya yang ia sampirkan dibahu kemudian bersedekap dada memperhatikan sahabat masa kecilnya itu.
"Pertemuan yang ku impikan, kini jadi kenyataan... pertemuan yang ku dambakan--."
"Apa, apa?" Marva menarik kerah belakang Teresa ketika gadis itu tiba-tiba saja melantunkan salah satu lagu dari Raja dangdut.
Teresa mendengus sebal, dengan mata yang mendelik tajam dia menyingkirkan tangan Marva dari kerahnya kemudian bertolak pinggang.
"Kenapa sih lo gak seneng banget lihat orang bahagia? Udah berbulan-bulan gue LDR, dan besok gue mau melepas rindu, jadi tolong lo yang anteng ya?" Teresa mengelus rambut Marva sambil cengengesan.
Sudut bibir Marva terangkat keatas sambil menatap aneh gadis dihadapannya ini, "lo mau nyusul dokter Karys ke luar Negri?"
Mendengar itu membuat Teresa menutup mulutnya sendiri dramatis, dia bertepuk tangan heboh membuat segelintir orang yang masih berkeliaran di koridor menatapnya heran.
"Gue gak nyangka keturunan Grispara ada yang goblok juga!"
Marva melotot, buru-buru dia membekap mulut Teresa dengan memiting kepalanya, "jangan keras-keras bego! Kalau Opa Gavin dengar, gue bisa di tip-ex dari KK."
Teresa tertawa ngakak dengan berusaha melepaskan pitingan kepalanya dari lengan Marva.
"Seriusan lo mau nyusul dokter Karys? Segitu cintanya lo sama dia?" tanya Marva, memegang bahu Teresa dan menatapnya dalam.
"Enggak!" Teresa menggeleng, "dia yang mau balik ke sini besok."
"BESOK?"
Tubuh Teresa sampai terlonjak mendengar suara terkejut Marva.
"Weh, mau kemana?" koar Teresa melihat Marva berlari meninggalkannya.
"Cari wi-fi buat nelfon ke luar Negri, sayang kalau pake kuota bayarnya mahal," sahut Marva yang sangat membuat martabat kekayaan keluarga Grispara merasa malu.
Karena sibuk mencari wi-fi melalui ponselnya, Marva jadi tak memperhatikan jalan di depannya. Alhasil dia bertubrukan dengan seseorang di persimpangan koridor.
"Eh jatoh, eh jatoh. Sorry Mbak sorry," ucap Marva pada siswi yang tubuhnya terpental di lantai.
"Ah iya, gak apa-apa kok." Siswi tersebut berdiri dari tersungkurnya sambil membersihkan rok bagian belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Marvasya [COMPLETED]
Fiksi RemajaBagaimana mungkin aku dan dia akan menyatu, cara kami menyebut Sang Pencipta saja berbeda. (Marvael Arludra Grispara). Bicara tentang perbedaan, sebenarnya perbedaan itu indah, rasa ingin memiliki satu sama lain yang membuatnya terasa pedih. (Varasy...