"Saya terima nikah dan kawinnya Feronika Angelinshia dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Arga meloloskan kalimat itu lancar setelah dua kali gagal.
"Bagaimana para saksi, sah?" Penghulu berseru.
"SAH!" sahut wali dan yang lain bersamaan terutama suara Marva yang paling memekakkan pendengaran.
"Gue nikah! Hore~ Arga nikah, Bun." Arga bersorak gembira dengan mengangkat kepalan tangannya.
Marva dan Jio sama-sama menurunkan peci untuk menutup wajahnya sendiri, merasa malu dengan kelakuan Arga.
"Jangan kayak mantan pasien RSJ deh, Pah. Buru duduk!" Marva yang duduk tepat dibelakang Arga menarik-narik ujung jas pria itu.
Arga menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bergumam maaf pada para tamu undangan dengan wajah bodohnya.
Tak lama Feronika turun dari tangga dengan balutan gaun putih yang membuatnya nampak bersinar, tak lupa riasan diwajahnya dengan hijab yang menutup kepala. Wanita itu turun bersama Naya.
"Jauh-jauh lo pada, bini gue udah dateng!" usir Arga yang ditujukan pada Jio dan Marva.
Karena kalau dua bocah itu tidak diusir, bisa-bisa mereka membuat ulah dan menggoda Feronika agar ilfeel dengan Arga.
Marva beranjak dari situ ketika Feronika sudah duduk disamping Arga, ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang mungkin bisa membantunya saat ini.
"Unyil!" panggil Marva pada gadis yang berdiri disamping Bi Sumi.
Vasya berdecak, pasti majikannya itu ingin mempermalukan dirinya didepan banyak orang. Memangnya dia sebegitu pendeknya apa?
"Gue punya nama ya, Kak!" desis Vasya ketika dia sudah dihadapan Marva.
Marva berkacak pinggang, "kok melotot gitu? Mau gue pecat?"
Gadis itu meneguk ludahnya, menggeleng pelan dan bergumam maaf. Ingin rasanya Vasya mencabik-cabik wajah majikannya ini jika saja dia sedang tidak butuh uang.
"Marva biru mulut lemes, sini lo!" terdengar seruan seseorang dari meja tamu undangan.
Marva menajamkan penglihatannya, tidak salah lagi disana ada kumpulan teman-teman Bundanya. Haduh! Ngapain Arga ngundang teman-teman Naya juga, sih? Bisa habis pipi Marva jika sudah bertemu dengan teman-teman Naya.
"Weh, weh anjir!" pekik Vasya kaget ketika tangannya ditarik Marva untuk menghampiri gerombolan teman-teman Naya.
"Apa sih, Om?" kesal Marva menatap Wildan malas.
"Gak ada sopan santunnya banget lo biru! Salim!" Wildan menyodorkan tangannya dan dengan ogah-ogahan Marva mencium punggung tangannya bergantian dengan yang lain.
Vasya yang bingung lantas mengikuti apa yang Marva lakukan.
"Eh ada Baby Zui." Marva mencubit pipi gembul bayi laki-laki berusia tiga tahun dipangkuan istri Wildan.
"Tante Dena kok bisa mau sih sama Om Wildan? Untung anaknya cakep gak kayak Bapaknya." ucap Marva dramatis.
"Gak tau, Va. Kayaknya dia jampi-jampi Tante deh biar mau jadi istrinya." sahut Dena yang membuat Wildan semakin geram.
Sebelumnya Wildan sudah bertanya pada Naya tentang gadis yang selalu bersama Marva, ternyata gadis itu adalah pengasuh bayi besar Grispara.
Tak lama Naya datang bersama Jio menyapa teman-temannya, acara pernikahan Arga sudah seperti acara reunian untuk Naya. Marva jadi prihatin dengan Arga, pasti jajanan disini akan berakhir dilambung Ikbal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Marvasya [COMPLETED]
Novela JuvenilBagaimana mungkin aku dan dia akan menyatu, cara kami menyebut Sang Pencipta saja berbeda. (Marvael Arludra Grispara). Bicara tentang perbedaan, sebenarnya perbedaan itu indah, rasa ingin memiliki satu sama lain yang membuatnya terasa pedih. (Varasy...