DM 31 || MAAF

4.1K 947 980
                                    

Maaf aku mencintaimu, berkali-kali sudah dicancel, tetapi sangat lola dan aku memutuskan untuk bertahan walau harus menunggu balasan perasaanmu.

Varasya Xiallena.


Marva sudah sampai di kafe yang dimaksud oleh Karys, dengan tergesa ia turun dari mobil dan matanya bergerak-gerak menyusuri setiap meja hingga pandangannya terkunci pada laki-laki yang mengenakan jas merah marun.

"Bang?" sapa Marva langsung duduk di kursi yang kosong di hadapan Karys.

Dokter itu mengangkat pandangannya dari ponsel, menyodorkan es matcha yang sudah ia pesankan untuk Marva dan menyuruhnya agar meminumnya terlebih dahulu. Marva terlihat panik, Karys tidak ingin kepribadian yang lain mengambil alih tubuh Marva.

"Hem." Marva menyentuh lehernya yang sudah tak sekering tadi.

"Langsung saja. Marva, apa pengasuh kamu masih bekerja di rumah?" tanya Karys menatap Marva intens.

Marva mengernyit, mengapa Karys tiba-tiba menanyakan Vasya? Bukannya tadi laki-laki itu mengatakan ada hal serius tentang Marva?

"Udah gak sih, Bang, baru beberapa minggu dia keluar." jawab Marva dengan tatapan polos.

Karys menghela napas, "namanya Vasya? Dia punya kembaran namanya Misya?"

"Kenapa Abang tau?"

"Ck, jawab 'iya' atau 'gak' aja Marva!" dengus Karys.

Marva kikuk, "i-iya, Bang. Namanya Vasya."

Alis Marva semakin mencuram dalam melihat Karys sangat frustasi, Karys memijat pelipisnya sambil menyeruput espresso nya.

"Dia hamil."

Sontak Marva berdiri menimbulkan suara decitan kursi yang nyaring mengundang perhatian dari beberapa pengunjung kafe. Karys berdecak, dia bergumam maaf pada mereka kemudian menarik tangan Marva agar kembali duduk.

"H-hamil? Gak mungkin! Kenapa bisa? Sama siapa?" rentetan pertanyaan keluar dari bibir Marva, wajahnya terlihat pias.

"Vasya hamil anak kamu, Va." jawaban Karys membuat pupil mata Marva membesar.

"Maksud dokter apa?" tanya Marva tak habis pikir, "sumpah demi apapun gue gak pernah ngelakuin hal itu, Bang. Semua orang bisa kecewa sama gue termasuk Bunda."

Karys memanggut mengerti, dia menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Marva. Karys kembali memberi Marva minum dengan jari yang memencet kuku jempol Marva.

"Kendalikan diri kamu, Marva, jangan sampai Laskar maupun Piu muncul. Saya mohon, tenang! Walaupun susah." desis Karys.

Marva memejamkan matanya erat, ia mencoba mengontrol emosi dan mengendalikan diri. Mengatur napas berulang kali, namun detak jantungnya tak kunjung normal, Marva sangat deg-degan.

"Saya mendengar percakapan Vasya dan Misya di Rumah sakit, Vasya sempat memeriksakan kandungannya di Rumah sakit yang sama dengan Najib yang dirawat di sana. Dan disitulah Misya tau kalau Vasya hamil karena dokter yang memeriksa Vasya mengira Misya adalah Vasya." papar Karys membuat wajah Marva memerah.

Different Marvasya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang