Kambek nih kambek!😛
Happy reading yaw❤
________Hari sudah menjelang sore dan Marva masih belum pulang ke Jakarta. Liana selalu mencegah Marva yang hendak masuk ke mobil, wanita paru baya itu memaksa cucunya untuk menginap saja.
Pikirannya berkelana pada nama yang ia hafalkan diotaknya, Marva sangat yakin bahwa 'Varasya Xiallena' itu adalah orang yang ia temui di masa lalu.
"Masih hidup gak ya? Menurut pemeriksaannya, penyakitnya cukup parah." gumamnya sambil memasukkan kacang yang tersedia ditoples.
"Siapa?" Vasya yang sedari tadi sedang memijat kepala Marva menyambar.
Marva mendongakkan kepala menatap wajah Vasya dari bawah, karena posisinya sekarang cowok itu duduk diatas karpet bulu dan Vasya disofa sibuk memijat kepala Marva.
Dalam hati Marva bertanya-tanya, apa dia ceritakan saja pada pengasuhnya ini tentang masa lalunya? Karena jujur, Marva sedang butuh masukan saat ini.
"Cil, gue mau cerita deh." Marva merubah posisi duduknya menjadi menghadap Vasya dengan menyandarkan punggung ke meja.
Vasya mengangkat dagu mempersilahkan sang majikan bercerita.
"Ini tentang masa lalu gue, jadi dulu di Rumah sakit yang kita datangi sebelum ke rumah Opah. Gue pernah ket--."
"MARVA! INI SIAPA YANG HABIS CUCI TANGAN TAPI GAK MATIIN KERANNYA LAGI?" teriakkan nyaring Liana menggemparkan telinga Marva.
Dia menepuk jidatnya sendiri, tadi pulang dari kebun durian Marva pergi mencuci tangan di washtafel dapur tapi lupa mematikan keran airnya kembali.
Cowok itu berlari terbirit-birit menghampiri Liana, ia mengusap telinganya terlebih dahulu karena sudah dipastikan akan mendapat serangan dari Oma tercinta.
"Kak Marva mau cerita apa ya tadi?" Vasya menggaruk pipi bulatnya.
Dilain tempat, dua perempuan dengan wajah lumayan mirip itu berdiri didepan pintu besar yang menjulang tinggi. Wanita yang usianya lebih dewasa nampaknya agak ragu untuk memencet bel yang terpasang disamping pintu.
Mereka terkejut dengan pintu yang terbuka secara tiba-tiba, nampak wanita dengan cepolan asal itu berdiri dengan tangan yang memegang alat untuk menyiram bunga. Sang pemilik rumah terbengong beberapa saat melihat tamu yang hanya berdiri mematung.
"Keyzie?" Naya menatap Keyzie yang diam seribu bahasa.
"Ya ampun, bertahun-tahun kita baru ketemu lagi ya, Key? Silahkan masuk." Naya membuka pintunya lebih lebar.
Ibu rumah tangga itu harus menggagalkan niatnya menyiram bunga sore ini, Naya kembali ke ruang tamu setelah menyimpan alat penyiram bunga di belakang. Ia tersenyum menatap Keyzie dan gadis cantik disampingnya, bahkan Naya sudah melupakan perbuatan keji yang dilakukan wanita itu.
"Nay, maafin aku ya tentang-."
"Udah, gak usah dibahas lagi ya? Aku juga udah lupain kok." sela Naya cepat, ia tidak mau mendengar atau mengingat masa kelam itu.
"Ini siapa? Cantik sekali." Naya menyeletuk.
Niken yang sedari tadi sibuk mengagumi ornamen rumah pun mengerjapkan mata, ia mengangguk sopan dan memperkenalkan diri sebagai anak Keyzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Marvasya [COMPLETED]
Fiksi RemajaBagaimana mungkin aku dan dia akan menyatu, cara kami menyebut Sang Pencipta saja berbeda. (Marvael Arludra Grispara). Bicara tentang perbedaan, sebenarnya perbedaan itu indah, rasa ingin memiliki satu sama lain yang membuatnya terasa pedih. (Varasy...