Tidak ada cinta yang tidak mengenal rasa sakit.
Different Marvasya
•
•
•Bunyi roda brankar yang didorong sepanjang lorong rumah sakit seakan menggetarkan jiwa raga Marva. Ditatapnya wajah pucat pasi istrinya dengan bibir yang sedikit terbuka membuat hatinya mencelos nyilu.
Vasya memang sudah membuka matanya, tetapi tetap saja membuat Marva gundah gulana.
Untung saja ada tetangga baik hati yang mau mengantar Baby Pradipta pulang sedangkan Marva melarikan Vasya ke rumah sakit.
"Tetap buka mata kamu, sayang. Aku di sini, tatap aku ya, jangan tidur," bisik Marva yang hanya dibalas rintihan kecil yang keluar dari bibir mungil Vasya.
"TOLONG SIAPKAN RUANGAN UNTUK PASIEN KANKER HATI HEPATOCELLULAR CARCINOMA!" teriak salah satu Tenaga Medis yang mendorong brankar Vasya.
"Pasien harus segera dioperasi, dok, sebelum kankernya menyebar ke bagian tubuh yang lain. Apalagi pasien sudah masuk ke studium C dan akan sulit disembuhkan," tutur suster di samping Marva.
"Masalahnya sangat sulit mencari pendonor di sini," jawab dokter kalang kabut.
Pegangan Marva pada gagang brankar terlepas, dia tidak lagi ikut mendorong bersama yang lain. Marva menyentuh dadanya yang bergemuruh kencang.
Jenis kanker hati yang diidap Vasya merupakan jenis primer yaitu Hepatocellular Carcinoma. 75% jenis kanker ini paling banyak terjadi pada penderita kanker hati.
Marva menutup matanya yang berair, haruskah ia mendonorkan hatinya untuk Vasya? Tapi apakah akan cocok?
"Ambil saja hati saya, dokter."
Semua tatapan tertuju pada suara bariton yang baru saja menyeletuk, para petugas medis sampai menghentikan dorongan brankar yang berisikan Vasya.
"Selamatkan putri saya bagaimanapun caranya, putri saya harus tetap hidup," lanjutnya dengan melangkahkan kaki mendekati Vasya.
"Bapak..." suara lirih yang terselip nada bahagia itu tercetus dari bibir Vasya, air matanya mengalir melihat sosok Bigis yang sedang menatapnya lembut.
"Iya sayang, Bapak di sini." Bigis menggenggam tangan Vasya yang terasa dingin, "kamu harus sembuh ya?"
Nyatanya isak tangis keduanya tak dapat ditahan, Vasya merasakan dunianya kembali utuh ketika Bigis mendekapnya erat. Sungguh Vasya sangat bahagia, dan apabila hari ini dia harus meninggalkan dunia, dia akan rela karena Vasya sudah mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya, yaitu kembali mendapat kasih sayang Bigis.
"A-aku seneng banget, Bapak bi-bisa sayang lagi sa...ma aku," ucap Vasya terbata-bata antara tangisannya dan menahan kesakitan dihatinya yang rapuh.
"Maafkan sikap Bapak selama ini, Sya. Maaf... Bapak menyesal, bahkan kamu sakit parah seperti ini saja Bapak nggak tau." Bigis memukul kepalanya sendiri menyesal, "kenapa kamu gak pernah cerita sama Bapak, sayang?"
Vasya menarik senyum tipis, tangannya terulur mengusap pipi Bigis yang berair.
"Aku sayang Bapak," bisiknya membuat hati siapapun yang mendengarnya merasakan ketulusan yang paling mendalam. Para tenaga medis sampai dibuat merinding mendengarnya.
"Bapak gak bo...leh donorin hati b-buat aku, biarin aku pergi, Bapak harus li-lihat cucu-cucu Bapak, anak aku kembar, Pak," jelas Vasya membuat tangis Bigis semakin tak terkontrol.
![](https://img.wattpad.com/cover/244290906-288-k480355.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Marvasya [COMPLETED]
Novela JuvenilBagaimana mungkin aku dan dia akan menyatu, cara kami menyebut Sang Pencipta saja berbeda. (Marvael Arludra Grispara). Bicara tentang perbedaan, sebenarnya perbedaan itu indah, rasa ingin memiliki satu sama lain yang membuatnya terasa pedih. (Varasy...