ENDING

3.3K 635 499
                                    

Happy reading and happy new year😜
~~~


Sabar sama dengan bersakit-sakit dahulu, dan bersenang-senang kemudian.

Different Marvasya.
-
-
-

2 tahun kemudian..

Laki-laki itu duduk dengan tenang sambil mengamati seseorang disebrangnya yang sedang membaca tulisan pada secarik kertas ditangannya.

Marva menahan napas ketika Karys meletakkan kertas tersebut kemudian beralih menatapnya, Marva harap telinganya pagi ini akan mendengar kabar baik.

"Syukurlah-."

"Alhamdulillah!" Marva mengucapkan hamdalah dengan suara lantang membuat Karys sedikit terkejut.

"Marva, saya belum selesai bicara," tegur Karys.

Marva terkekeh, "kalau Bang Karys udah bilang 'syukurlah' berarti ada kabar gembira 'kan?"

"Ya memang, tapi dengarkan kalimat saya sampai selesai dahulu." Karys sedikit kesal.

"Tuh kan bener." Marva bertepuk tangan senang, "oke-oke, sok lanjutin."

Karys geleng-geleng kepala, jika saja Marva bukan pasien langganan dan bukan kerabat dekatnya, sudah dipastikan Karys sudah menendang bokongnya sampai terbang.

Tapi kalau bisa.

"Marva, syukurlah kondisi jiwa kamu semakin membaik. Dua kepribadian mu sudah jarang muncul karena kamu sudah bisa mengendalikan diri dan emosi, tetaplah bertahan kendalikan diri mu karena penyakit mu memang sulit disembuhkan," jelas Karys dengan sedikit memberi penuturan.

"Terimakasih, dokter suaminya Teresa Zirlega." Marva mengukir senyum.

"Lebih tepatnya, Teresa Zirlega Pramulangkih," koreksi Karys dengan menyebutkan nama belakangnya.

Marva terbahak mendengarnya, dia menepuk-nepuk bahu Karys lalu merangkulnya sambil berjalan keluar dari ruangan praktek kerja Karys ketika ada pasien ke rumah.

Kali ini Marva tak perlu obat karena obat yang diberikan kemarin masih ada.

"Sekali lagi saya minta maaf karena tidak bisa datang ke rumah mu," sesal Karys, "kamu jadi yang repot-repot ke sini, saya harap kamu faham dengan keadaan Teresa yang sedang hamil, ngidamnya aneh-aneh."

"Kalem, Bang. Ibu hamil emang begitu, sabar ya."

Marva terkekeh kecil, teringat masa-masa kehamilan Vasya ketika mengandung si kembar dulu.

Mimpi buruk yang menghantui Marva dua tahun lalu yang memperlihatkan Vasya datang dengan dimasukkan ke dalam peti mati sempat membuat Marva menjadi drop, untung saja ada Karys yang siap menemani Marva dan memulihkan keadaannya dengan sabar.

Walaupun sampai saat ini Marva masih belum tahu jelas keberadaan sang istri yang menghilang di jurang kala itu, namun Marva masih sangat yakin bahwa Vasya masih hidup, itu pasti.

"Mas boo."

Keduanya menoleh ke arah tangga dimana seorang wanita dengan perut besar sedang berjalan sambil memasang raut wajah manja.

Marva sampai cengo dibuatnya, dia mengudek telinganya sendiri karena merasa gatal telah mendengar panggilan Teresa untuk Karys.

"Kenapa, sayang?" Karys merentangkan tangan, menyambut Teresa masuk ke dalam pelukannya.

Different Marvasya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang