'School'

5.9K 462 16
                                        

"Queen,pakai jam tanganmu"

Ailen memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan Axelandra,putra ketiga Bratva.

"Mau coba membawa mobilmu sendiri Princess?",tanya bratva.

Saat ini mereka semua sedang berada diruang makan untuk sarapan, hal yang sangat jarang dilakukan oleh Bratva's fams karna kesibukan masing-masing. Dan karna itu, tidak diherankan lagi jika hanya Ailen dan ibunya yang berada diruang makan, tidak dengan ketujuh saudara dan ayahnya yang seringkali bepergian keluar negara untuk mengurus bisnis mereka.

"No,sekalipun Ailen membawa mobil sendiri,para bodyguard itu akan selalu mengintil kemanapun Ai pergi",jawabnya dengan nada kesal yang sontak membuat semuanya tertawa, kecuali Araster, pria itu sibuk dengan sarapan miliknya.

ABART HIGH SCHOOL

Masih sama seperti biasanya, Ailen pergi kesekolah diantar oleh sepuluh bodyguard pilihan ayahnya, dan para bodyguard itu selalu siap siaga didepan gerbang sekolah. memikirkannya sungguh membuat Ailen kesal, karna dia tidak bisa kabur kemanapun.

"Padahal aku sangat ingin bermain dengan seorang teman",desisnya.

Dan sejauh ini Ailen belum memiliki teman sama sekali mengingat dia baru saja pindah kesekolahan ini sebulan yang lalu, terlebih dirinya yang sedikit tertutup dan dianggap sombong karna selalu memasang wajah datar dalam situasi apapun, membuat teman-teman sekelasnya enggan mendekati atau hanya sekedar bertegur sapa dengannya.

"Akhh!!", Ailen memekik kaget saat sebelah tangannya ditarik paksa oleh seorang gadis yang sama sekali tidak dirinya kenali.

Gadis itu membawanya kedalam toilet yang didalamnya sudah ada 2 orang gadis dengan seragam kekecilan dan makeUp yang terbilang cukup berlebihan untuk ukuran anak sekolahan, terlebih ini masih dilingkungan sekolah yang mana banyak Ailen temui para murid yang bahkan membiarkan bibir mereka tampak pucat, tidak terkecuali dirinya yang kini hanya melapisi bibirnya dengan pelembab tanpa warna. Berbanding terbalik dengan ketiga siswi dihadapannya kini yang berdandan seolah ketiganya akan menghadiri pesta, terlebih dua diantaranya mewarnai rambut mereka seterang lampion.

"Apa yang kalian inginkan?".

"Whaa,nada bicaramu terlalu angkuh bitch!", Ujar gadis yang baru saja menarik paksa tangannya dengan nametag Lesya yang tertempel diseragam sekolahnya, menatap Ailen dengan tatapan meremehkan.

Gadis dengan rambut sebahu dan lipstik pink terang yang melapisi bibir tebalnya menghampiri Ailen, dan tanpa aba-aba menarik rambutnya dengan sekuat tenaga,"Kau pikir kau siapa huh? Diantar oleh bodyguard? Apa kau anak presiden? Kau baru bersekolah disini sebulan tapi sudah berhasil menjadi topik utama yang selalu disebut-sebut oleh semua orang", sinisnya.

Ailen sempat meringis karna rasa panas dikepalanya akibat tarikan yang semakin mengencang dari gadis berambut pendek yang kini beridiri disampingnya, namun dengan cepat ia merubah ekspresinya menjadi datar,"Bisa kau lepaskan rambutku?", Pintanya dengan datar, berusaha untuk tetap tenang.

"Hah! Bahkan kau masih begitu angkuhnya", sinis gadis berambut sebahu itu yang baru Ailen ketahui bernama Olivia, dilihat dari nametag yang menempel diseragamnya, seraya memperkuat tarikannya pada rambut Ailen, membuat si empunya mengernyit.

"Kau tidak secantik itu sehingga mendapat perhatian dari satu sekolah,apa hidung,mata dan bibirmu asli? Aku yakin kau melakukan operasi plastik untuk mendapatkan itu semua", ujar Olivia yang mengundang tawa dari kedua temannya.

"Kau berbicara seperti itu karna aku terlalu sempurna bukan? sehingga mampu menjadi spot light disekolah ini dan perlahan menggeser posisi kalian bertiga".

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang