'Avowal'

1.7K 172 11
                                    

"ckk,bahkan untuk menyebut nama daerahnya saja sangat sulit,bagaimana bisa aku mencarinya,"Valeenz melirik jam yang melingkar ditangan kirinya sekilas,"Shit! Waktuku tidak sampai satu jam lagi,aku benar-benar akan membunuhmu Gaf",ucapnya menggebu,pria itu berjalan memasuki sebuah gang sempit dan gelap,entah bahaya apa yang akan menunggunya didalam sana karna yang ia pikirkan sekarang hanya satu nama,Sam.

Cukup jauh Valeenz berjalan menelusuri gang sempit yang berada dipinggiran kota Caracas itu,dengan terpaksa ia berjalan kaki dari ujung jalan raya agar bisa memasuki gang ini karna terlalu sempit hingga kendaraan roda empat tidak bisa masuk.

Ia berjalan dengan pandangan lurus kedepan,mengabaikan tatapan dari orang-orang yang ia lalui sepanjang perjalanan. Gang itu tampak sangat kumuh terlebih puntung rokok dan botol-botol minuman keras berserakan dimana-mana, pria itu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir ketika dia melewati segerombolan anak laki-laki yang diperkirakan mungkin seusia Ailen dan bahkan ada yang tampak lebih muda,mereka berkumpul dengan sebotol minuman keras dan rokok ditangan masing-masing.

Saat sebuah pikiran terbesit dikepalanya,Valeenz langsung menghentikan langkah dan membalikkan tubuhnya. Membuat segerombol bocah laki-laki itu memperhatikannya dengan tatapan yang tentunya berbeda-beda.

"Hai", ujarnya setelah berhadapan dengan kumpulan anak laki-laki yang kini menampakkan wajah menantang seolah yang berdiri didepan mereka sekarang hanyalah serpihan debu,membuat Valeenz menghela nafas perlahan,berusaha untuk tetap terlihat ramah walau sebenarnya rasa ingin menghabisi bocah-bocah itu sangat mendominasi pikirannya saat ini.

"Apa kalian bisa diajak bekerjasama?"

Salah satu pria yang tubuhnya lebih tinggi dari temannya yang lain melangkah maju,"Apa yang kau inginkan Tuan? Apa kau tersesat? Sepertinya kau bukan penduduk asli",ujarnya dengan senyum yang tampak menjengkelkan Dimata Valeenz.

"Maaf tapi aku tidak berniat untuk menjawab pertanyaanmu",ujarnya sembari membenarkan letak jam dilengan kirinya,"Aku hanya ingin menawarkan sebuah kerjasama yang mungkin akan sangat menguntungkan kalian".

"Apa yang akan kami dapatkan?", Tanya seorang bocah bertubuh gempal dan pendek,dengan dua buah pearcing sebesar kelereng ditelinganya.

"Mungkin kalian bisa menguasai salah satu bar dikota ini? Setidaknya kalian memiliki tempat bersenang-senang yang lebih baik dibandingkan dengan gang sempit ini".

Kedua pria yang tadi berbicara itu saling menatap untuk beberapa saat,membuat Valeenz lagi-lagi menghela nafas berusaha untuk tetap bersabar,setidaknya dia masih memiliki sedikit waktu sebelum apa yang ia cari menghilang.

"Setidaknya buat kami percaya bahwa kau benar-benar akan memberikan kami keuntungan besar",ujar pria gempal itu sembari bersedekap dada.

Valeenz tersenyum simpul lalu mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku jeans yang ia kenakan,menekan sebuah nomer lalu menekan tombol speaker. Tidak lama dari itu terdengar suara seseorang disebrang telfon.

"Ya, Tuan? Apa anda perlu sesuatu?"

"Bisa kau beli salah satu bar dicaracas atas namaku?",ucapnya dengan tatapan mengarah pada pria gembul dihadapannya,membuat pria itu memberikan tatapan tidak percaya padanya.

"Saya usahakan secepatnya Tuan"

"Aku butuh sekarang,ahh tidak satu jam lagi bar itu harus menjadi milikku",ujarnya lalu memutuskan sambungan telfon dengan senyum manis tercekat dibibir tipisnya,membuat kedua dimple dipipinya terlihat dengan jelas.

"Baiklah,apa yang harus kami lakukan?"

"Membunuh seseorang,tapi hanya jika diperlukan".

Valeenz mengarahkan layar ponselnya yang kini menampilkan sebuah foto pada segerombol bocah dihadapannya. Cukup lama mereka memperhatikan dengan teliti seseorang yang berada didalam foto,lalu mengangguk paham yang membuat Valeenz tersenyum puas.

Bratva's MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang